Metro (ANTARA) - Hasil panen padi Kota Metro di musim gadu atau kemarau ditargetkan bisa mencapai 21 ribu ton beras pada September dengan produksi mencapai 6,5 ton per hektare atau naik dibandingkan sebelumnya 5,5 ton/ha.

Menurut Wali Kota Metro Achmad Pairin, Jumat, targer produksi itu bisa dicapai dengan tersedianya bibit unggul, sumber daya petani, pasokan air dan  pupuk. 
 
"Kalau musim tanam sebelumnya itu hasil panennya 18 ribu ton beras. Tadi tak tawarin bisa tidak menjadi 21 ribu ton. Atau per hektare hasilnya 6,5 ton," kata Pairin usai menanam padi di areal persawahan Kelurahan Karangrejo, Jumat.

"Nah untuk tanam September ini kita menggunakan hasil benih padi Inpari 32. Ini benih bagus dan beras dari Metro ini paling baik di Provinsi Lampung," katanya.

Untuk pasokan air, imbuh dia pada musim tanam gaduh ini untuk 2.980 hektare sawah di Kota Metro tersedia cukup, dibantu dengan sumur bor, begitu juga pasokan pupuknya.
 
Pairin menjelaskan, dari 2.980 hektare lahan sawah di Metro, ada 1.500 hektare di antaranya bisa mencapai panen tiga kali dalam setahun.
 
"Jadi yang tanam dua kali itu masih butuh bantuan air. Tetapi sudah bisa tercukupi dari sumur bor dan sebagian dari bendungan Raman. Sedangkan untuk yang tanam tiga kali aman airnya," jelasnya. 

Selain itu, lanjut dia, untuk mengantisipasi serangan hama, DKP3 Kota Metro sudah membentuk satgas yang khusus menangani permasalahan hama. 

"Jadi mereka ini bukan mengobati tetapi lebih kepada pencegahan," ucapnya. 

Ia menambahkan, untuk mengantisipasi hama wereng bisa dengan menanam tanaman bunga refugia di pematang sawah. Tanaman ini, juga bisa mencegah tomcat maupun laba-laba. 

"Kalah hama tikus dengan gropyokan. Kemudian juga dengan melepas burung hantu. Kemudian hama kresek bisa menggunakan varietas padi yang bagus," tambahnya. 

Pewarta : Hendra Kurniawan
Editor : Hisar Sitanggang
Copyright © ANTARA 2024