Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyatakan tengah menyelesaikan pembangunan underpass atau terowongan Kentungan yang dinilai akan mengurai simpul kemacetan dan memperlancar jarak tempuh antara Kota Yogyakarta dan kawasan wisata Kaliurang.
"Underpass di samping memperlancar arus lalu lintas juga perlu dibuat indah dengan memasukan elemen budaya lokal sehingga bisa menjadi kebanggaan masyarakat dan menambah estetika kota," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis.
Berdasarkan data PUPR, Underpass Kentungan merupakan jalur utama dari Kota Yogyakarta menuju kawasan wisata Gunung Merapi dari arah Kaliurang.
Kepala Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) VII, Akhmad Cahyadi mengatakan lalu lintas pada jam sibuk di lokasi tersebut sudah semakin padat.
Akhmad Cahyadi mengungkapkan, untuk menempuh jarak 3 kilometer saja dibutuhkan waktu sekitar 40 menit dan kerap terjadi antrean mencapai 400-600 meter.
Untuk itu, ujar dia, dengan terselesaikannya terowongan Kentungan diharapkan akan memangkas waktu sekitar 20 menit.
"Saat ini progres pekerjaan mencapai 59 persen. Kami optimis underpass ini dapat selesai pada Desember 2019," kata Akhmad.
Ia memaparkan, pembangunan terowongan tersebut dikerjakan Kementerian PUPR melalui BBPJN VII sejak Desember 2018 dengan kontraktor pelaksana PT Istaka Karya (Persero).
Masa pelaksanaan proyek 384 hari kalender yang mencakup empat pekerjaan utama, yakni pertama bore pile, secant pile dan voided slab. Kedua pekerjaan baja tulangan. Ketiga pengecoran beton, dan keempat pekerjaan jalan.
Terowongan ini terdiri dari 2 lajur dengan panjang 900 meter yang terdiri dari konstruksi terowongan (slab tertutup) sepanjang 224 meter, jalan pendekat arah utara dan selatan masing-masing sepanjang 386 meter dan 288 meter.
Selain itu, biaya pembangunan terowongan tersebut menggunakan dana dari APBN melalui skema tahun jamak kontrak tahun anggaran 2018-2019 sebesar Rp101,6 miliar.
"Underpass di samping memperlancar arus lalu lintas juga perlu dibuat indah dengan memasukan elemen budaya lokal sehingga bisa menjadi kebanggaan masyarakat dan menambah estetika kota," kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis.
Berdasarkan data PUPR, Underpass Kentungan merupakan jalur utama dari Kota Yogyakarta menuju kawasan wisata Gunung Merapi dari arah Kaliurang.
Kepala Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) VII, Akhmad Cahyadi mengatakan lalu lintas pada jam sibuk di lokasi tersebut sudah semakin padat.
Akhmad Cahyadi mengungkapkan, untuk menempuh jarak 3 kilometer saja dibutuhkan waktu sekitar 40 menit dan kerap terjadi antrean mencapai 400-600 meter.
Untuk itu, ujar dia, dengan terselesaikannya terowongan Kentungan diharapkan akan memangkas waktu sekitar 20 menit.
"Saat ini progres pekerjaan mencapai 59 persen. Kami optimis underpass ini dapat selesai pada Desember 2019," kata Akhmad.
Ia memaparkan, pembangunan terowongan tersebut dikerjakan Kementerian PUPR melalui BBPJN VII sejak Desember 2018 dengan kontraktor pelaksana PT Istaka Karya (Persero).
Masa pelaksanaan proyek 384 hari kalender yang mencakup empat pekerjaan utama, yakni pertama bore pile, secant pile dan voided slab. Kedua pekerjaan baja tulangan. Ketiga pengecoran beton, dan keempat pekerjaan jalan.
Terowongan ini terdiri dari 2 lajur dengan panjang 900 meter yang terdiri dari konstruksi terowongan (slab tertutup) sepanjang 224 meter, jalan pendekat arah utara dan selatan masing-masing sepanjang 386 meter dan 288 meter.
Selain itu, biaya pembangunan terowongan tersebut menggunakan dana dari APBN melalui skema tahun jamak kontrak tahun anggaran 2018-2019 sebesar Rp101,6 miliar.