Jakarta (ANTARA) - Anggota Ombudsman RI Alvin Lee mengkritik komunikasi publik PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero pada waktu terjadi peristiwa 'black out' sehingga masyarakat tidak mendapatkan informasi yang akurat, lengkap dan cepat terkait peristiwa tersebut.
"Kami soroti lemahnya komunikasi publik PLN memberikan infromasi yang lengkap dan akurat dana cepat kepada masyarakat, sangat lambat dan kurang pbaik pengelolaannya," kata Alvin Lie di Gedung Ombudsman RI, Jakarta Selatan, Kamis.
Alvin meminta PLN lebih transparan kepada masyarakat selaku konsumen, apabila ada keluhan dari konsumen, PLN harus menyediakan saluran penyampaian pengaduan tersebut, khususnya lagi terkait kompensasi dampak pemadaman agar hak-hak masyarakat terpenuhi.
Terkait pemadaman, kata Alvin, pemadaman yang terjadi di Jakarta bukan barang baru bagi masyarakat di luar Pulau Jawa. Pemadaman listrik bergilir sudah menjadi makanan harian masyarakat Papua, Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, NTT dan NTB.
"Mereka tidak tahu adanya kompensasi, kalaupun berhak menerima tapi tidak dapat kompensasinya, dapat atau tidaknya mereka tidak tahu, mau klaim kemana juga tidak tahu," katanya.
Hal-hal seperti ini yang diharapkan Ombudsman agar PLN lebih transparan lagi kepada masyarakat selaku konsumennya.
Alvin menyebutkan, Ombudsman telah mendengar penjelasan PLN terkait peristiwa black out yang terjadi Minggu (8/8) lalu. Selain meminta penjelasan terkait penyebab pemadaman juga penjelasan tentang proses pemulihan aliran listrik yang membutuhkan waktu 24 jam lebih untuk kembali 100 persen pulih.
"Kami akan menyelidiki lebih lanjut kebenaran data-data yang disampaikan apakah ada manajemen dalam direksi sudahkan menanggulangi krisis di PLN," kata Alvin.
Sementara itu, PLN mengaku pada saat 'black out' terjadi, semua jalur komunikasi yang dimiliki oleh perusahaan penyedia listrik itu terputus dan mati, baik itu layanan darurat 123, maupun website PLN dan saluran komunikasi lainnya.
"Saat black out kemarin komunikasi kami terputus semua, call center 123 dan pln.go.id semua peralatan komunikasi terputus," kata Direktur Strategis PLN Persero, Djoko R Abuhanan menn
Djoko menekankan PLN telah menunjuk tim investigasi untuk melakukan asesmen terhadap peristiwa black out tersebut sehingga ke depan PLN bisa lebih baik.
"Kami juga terbuka terhadap kritik dari luar," kata Djoko.
"Kami soroti lemahnya komunikasi publik PLN memberikan infromasi yang lengkap dan akurat dana cepat kepada masyarakat, sangat lambat dan kurang pbaik pengelolaannya," kata Alvin Lie di Gedung Ombudsman RI, Jakarta Selatan, Kamis.
Alvin meminta PLN lebih transparan kepada masyarakat selaku konsumen, apabila ada keluhan dari konsumen, PLN harus menyediakan saluran penyampaian pengaduan tersebut, khususnya lagi terkait kompensasi dampak pemadaman agar hak-hak masyarakat terpenuhi.
Terkait pemadaman, kata Alvin, pemadaman yang terjadi di Jakarta bukan barang baru bagi masyarakat di luar Pulau Jawa. Pemadaman listrik bergilir sudah menjadi makanan harian masyarakat Papua, Kalimantan, Sumatera, Sulawesi, NTT dan NTB.
"Mereka tidak tahu adanya kompensasi, kalaupun berhak menerima tapi tidak dapat kompensasinya, dapat atau tidaknya mereka tidak tahu, mau klaim kemana juga tidak tahu," katanya.
Hal-hal seperti ini yang diharapkan Ombudsman agar PLN lebih transparan lagi kepada masyarakat selaku konsumennya.
Alvin menyebutkan, Ombudsman telah mendengar penjelasan PLN terkait peristiwa black out yang terjadi Minggu (8/8) lalu. Selain meminta penjelasan terkait penyebab pemadaman juga penjelasan tentang proses pemulihan aliran listrik yang membutuhkan waktu 24 jam lebih untuk kembali 100 persen pulih.
"Kami akan menyelidiki lebih lanjut kebenaran data-data yang disampaikan apakah ada manajemen dalam direksi sudahkan menanggulangi krisis di PLN," kata Alvin.
Sementara itu, PLN mengaku pada saat 'black out' terjadi, semua jalur komunikasi yang dimiliki oleh perusahaan penyedia listrik itu terputus dan mati, baik itu layanan darurat 123, maupun website PLN dan saluran komunikasi lainnya.
"Saat black out kemarin komunikasi kami terputus semua, call center 123 dan pln.go.id semua peralatan komunikasi terputus," kata Direktur Strategis PLN Persero, Djoko R Abuhanan menn
Djoko menekankan PLN telah menunjuk tim investigasi untuk melakukan asesmen terhadap peristiwa black out tersebut sehingga ke depan PLN bisa lebih baik.
"Kami juga terbuka terhadap kritik dari luar," kata Djoko.