Mentok, Babel (ANTARA) - Taman wisata alam Jering Menduyung di Kecamatan Simpangteritip, Kabupaten Bangka Barat, merupakan salah satu kawasan konservasi di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Untuk mencapai batas luar kawasan wisata alam tersebut, membutuhkan waktu perjalanan sekitar 30 menit dengan menggunakan kendaraan bermotor dari Mentok, ibu kota kabupaten di ujung barat Pulau Bangka itu.
Selama perjalanan menuju lokasi, suguhan pemandangan alam asri khas kawasan pesisir tersaji indah diselingi lebatnya tanaman hutan yang berpadu padan dengan perkebunan kelapa sawit perusahaan perkebunan, lada, dan karet milik warga yang tinggal di sekitarnya.
Taman wisata alam Jering Menduyung masih cukup asing karena memang kawasan itu baru ditetapkan sebagai Taman Wisata Alam melalui SK Menteri Nomor SK.580/Menlhk/Setjen/PLA.2/7/2016 tanggal 27 Juli 2016.
Taman wisata berada di pinggir laut, didominasi tanaman mangrove yang cukup lebat dan luas, serta rawa gelam. Selain itu, mudah ditemui tegakan pohon keruing dengan diameter besar dan hamparan ilalang.
Pantai Tanjungtadah di ujung kawasan wisata alam tersebut, cukup elok dan asri, bisa memberikan ketenangan dan kegembiraan bagi setiap penikmat keindahan alam.
"Sebagian warga kampung juga mengelola madu alam yang selama ini menjadi penopang kehidupan mereka," kata Kepala Desa Airmenduyung, Kasdan.
Menurut pria yang cukup ramah tersebut, potensi wisata Jering Menduyung tidak hanya berasal dari dalam kawasan, namun juga didukung warga sekitar kawasan, yaitu Desa Airmenduyung dan Kundi.
"Kami akan terus berusaha agar potensi alam yang masih asri itu bisa menjadi wisata utama Babel," ujarnya.
Guna mencapai harapan itu, pihaknya bersama masyarakat setempat terus melakukan berbagai inovasi dan koordinasi dengan berbagai pihak agar bisa semakin siap dikunjungi wisatawan.
Jaring aspirasi
Beberapa hari lalu, Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Erzaldi Roosman bersama sejumlah pejabat setempat melakukan kunjungan ke beberapa desa di sekitar lokasi itu untuk menjaring aspirasi demi kemajuan daerah.
Pada kesempatan itu, Gubernur Erzaldi Roosman menyempatkan diri bertemu nelayan dan petani Desa Airmenduyung.
Ia juga berjanji untuk membantu pembangunan dermaga perahu nelayan setempat. Janji pemimpin tersebut mendapatkan sambutan hangat dan harapan baru dari warga yang memang selama ini membutuhkan berbagai sentuhan pembangunan di daerahnya untuk menunjang aktivitas sehari-hari.
"Saat ini kondisi dermaga yang terbuat dari kayu sudah banyak yang rusak dan bisa membahayakan warga yang beraktivitas di lokasi itu," kata Kasdan.
Kepala Desa Airmenduyung, Kasdan bertemu warga nelayan setempat. (babel.antaranews.com/ Donatus DP)
Setiap hari, lebih dari 200 perahu nelayan yang sebagian besar warga Desa Airmenduyung, Kecamatan Simpangteritip itu, merapat di dermaga setempat.
Dermaga tersebut berada di hulu sungai yang terlindungi hutan mangrove cukup lebat sehingga cukup aman untuk berlindung perahu nelayan usai melaut mencari ikan dan berbagai hewan laut lainnya.
Selain menjadi petani, warga desa itu juga banyak yang bekerja sebagai nelayan sehingga keberadaan dermaga yang aman dan nyaman menjadi kebutuhan cukup penting untuk menunjang perekonomian mereka.
"Kami berharap perbaikan dan pembangunan segera direalisasikan, sesuai janji gubernur," katanya.
Selain membutuhkan bantuan pembangunan dermaga perahu nelayan, warga setempat yang bekerja sebagai petani juga membutuhkan bantuan perbaikan jembatan menuju sawah desa agar tidak membahayakan aktivitas mereka.
"Jembatan kayu yang ada cukup sempit dan membahayakan warga saat akan ke sawah, kebun dan hutan yang ada di seberang sungai, kami berharap Pemprov Babel bisa membantu pembangunan jembatan yang lebih layak dan aman," kata Ketua Gapoktan Menduyung Indah Desa Airmenduyung, Sarimin.
Jembatan berbahan kayu papan dengan lebar sekitar dua meter dan panjang 40 meter tersebut, menjadi jalan utama warga menuju kebun, sawah, dan hutan di ujung desa.
Dia mengatakan sudah banyak warga menjadi korban, baik jatuh ke sungai, terjerembab karena kayu lapuk dan lainnya yang terjadi di jembatan itu sehingga perlu segera diperbaiki dengan material yang lebih awet.
Sudah beberapa kali warga desa itu gotong royong untuk perbaikan jembatan, namun kerusakan selalu berulang karena bahan yang digunakan hanya kayu.
"Kami berharap bisa ditingkatkan menjadi jembatan cor semen atau bahan lain yang lebih awet," ujarnya.
Sarimin mengatakan, saat ini sudah ada lebih dari 100 hektare sawah yang digarap warga setempat di lokasi itu, dan setiap tahun bisa memproduksi sekitar tujuh hingga delapan ton gabah per hektare.
Selain jembatan permanen, petani di lokasi itu juga membutuhkan pembangunan jalur irigasi untuk mendukung produktivitas sawah aktif yang luasnya mencapai lebih dari 100 hektare tersebut.
"Dalam perencanaan ada sekitar 200 hektare, namun tidak seluruhnya termanfaatkan karena sebagian kecil terkendala status kawasan," katanya.
Meskipun belum ada jaringan irigasi yang memadahi, dalam beberapa tahun terakhir produktivitas sawah di lokasi itu sudah mampu menghasilkan lebih dari lima ton per hektare sekali panen. Bahkan, pada 2017 bisa mencapai delapan hingga 10 ton per hektare sebagai prestasi menggembirakan warga setempat.
Sarimin mengatakan tanah sawah Desa Airmenduyung cukup baik dan cocok untuk bertanam padi, namun sampai saat ini belum memiliki jaringan irigasi yang memadahi.
"Masih banyak lokasi yang tergenang air dan tidak bisa keluar karena berada di lokasi yang rendah, kami berharap jaringan irigasi bisa menjadi solusi untuk permasalahan yang sering dialami petani tersebut," katanya.
Beberapa tahun lalu, pihaknya pernah mengajukan permohonan bantuan ke Pemkab Bangka Barat, namun belum bisa terealisasi.
"Kami berharap pemerintah, baik itu Pemkab Bangka Barat maupun Pemprov Babel bisa memberikan solusi agar petani semakin bersemangat menekuni pekerjaanya," katanya.
Dengan adanya motivasi dari pemerintah, dia optimistis produksi padi dari desa itu bisa semakin meningkat, bahkan bisa menjadi salah satu desa swadaya beras di Babel.
Persiapan realisasi
Kepala Seksi Perencanaan dan Pemanfaatan Hutan KPHP Rambatmenduyung, Ardianeka, mengatakan Pemprov Babel melalui Dinas Kehutanan saat ini sedang melakukan persiapan untuk merealisasikan salah satu janji gubernur tersebut.
"Dishut Babel saat ini sudah melakukan peninjauan lokasi, desain awal dan gubernur akan segera melayangkan surat kerja sama dengan BKSDA Sumatera Selatan untuk pembangunan dermaga Airmenduyung," katanya.
Dengan berbagai persiapan yang sudah dilakukan dan dukungan warga Desa Airmenduyung, ia optimistis rencana pembangunan dermaga bisa direalisasikan pada 2020.
"Dengan perkembangan perencanaan saat ini, kami optimistis pembangunan dan perbaikan dermaga bisa direalisasikan akhir tahun depan," ujarnya.
Selain untuk menunjang aktivitas nelayan, dermaga itu juga akan mendukung pengembangan pariwisata di lokasi yang sudah ditetapkan sebagai taman wisata alam Jering Menduyung tersebut.
Selain melakukan perencanaan matang untuk merealisasikan pembangunan infrastruktur, pihaknya juga terus melakukan pendampingan dan sosialisasi tentang pentingnya menjaga kawasan dan pola pengembangannya agar semakin menarik kunjungan wisatawan.
"Di kawasan itu juga ada warga yang memanfaatkan hasil hutan dengan mengelola usaha madu sapon, ini cukup potensial untuk melengkapi nilai jual usaha pariwisata berbasis alam," katanya.
Ia mendorong warga setempat segera membentuk kelompok tani hutan untuk memudahkan pengelolaan dan koordinasi, yang diharapkan bisa menjadi pelaku utama pendorong tumbuhnya ekonomi kreatif masyarakat desa setempat.
Keindahan alam yang belum banyak terganggu gelombang modernisasi, menjadi daya tarik utama tempat itu untuk dikunjungi, selain budaya masyarakat yang masih memegang teguh hukum adat.
Bupati Bangka Barat, Markus, mengajak warga melestarikan adat sedekah kampung Kundi Bersatu atau acara adat istiadat masyarakat Desa Kundi, Bukitterak, dan Airmenduyung yang dilaksanakan setiap tahun.
Acara adat awalnya dilaksanakan untuk menjauhkan pengaruh roh jahat dari seluruh warga desa tersebut.
"Jika dijaga kelestariaannya dengan beberapa sentuhan kemasan yang lebih menarik, kami yakin akan mampu menyedot lebih banyak wisatawan sekaligus menunjang kepariwisataan daerah," katanya.
Ia berpesan agar sedekah kampung tidak hanya seremonial namun juga digali nilai-nilai budaya lokal yang terkandung di dalamnya.
"Kami berharap kegiatan itu dapat diwariskan ke generasi selanjutnya dan mampu membawa ke arah positif, menumbuhkembangkan budaya silaturahim sesama warga, gotong royong dan kebersamaan," ujarnya.
Sedekah kampung yang sudah berjalan lebih dari 70 kali itu, hendaknya dilihat sebagai media menjaga kekompakan dan keharmonisan antarwarga karena di dalamnya berisi rangkaian kegiatan penuh makna dan bernilai sosial tinggi.
Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Selatan yang menaungi kawasan Taman Wisata Alam Jeringmenduyung dalam beberapa tahun terakhir telah melakukan penyusunan dokumen desain tapak berupa pengaturan fungsi ruang pemanfaatan dan perlindungan rimba atau bahari kawasan pelestarian alam.
Penyusunan dokumen itu dalam rangka mendukung pengelolaan pariwisata alam untuk ruang publik dan ruang usaha pariwisata alam sesuai keinginan warga setempat.
Dalam penyusunan desain tapak itu mempertimbangkan berbagai kebutuhan sesuai rencana pengelolaan, salah satunya kekhasan ekosistem berupa mangrove menjadi prioritas dalam perlindungan kawasan.
Dengan adanya sinergisitas antarinstansi, masyarakat, dan swasta disertai pola pengelolaan yang inovatif, dalam beberapa tahun ke depan, kawasan itu akan menjadi salah satu destinasi wisata andalan Babel.
Untuk mencapai batas luar kawasan wisata alam tersebut, membutuhkan waktu perjalanan sekitar 30 menit dengan menggunakan kendaraan bermotor dari Mentok, ibu kota kabupaten di ujung barat Pulau Bangka itu.
Selama perjalanan menuju lokasi, suguhan pemandangan alam asri khas kawasan pesisir tersaji indah diselingi lebatnya tanaman hutan yang berpadu padan dengan perkebunan kelapa sawit perusahaan perkebunan, lada, dan karet milik warga yang tinggal di sekitarnya.
Taman wisata alam Jering Menduyung masih cukup asing karena memang kawasan itu baru ditetapkan sebagai Taman Wisata Alam melalui SK Menteri Nomor SK.580/Menlhk/Setjen/PLA.2/7/2016 tanggal 27 Juli 2016.
Taman wisata berada di pinggir laut, didominasi tanaman mangrove yang cukup lebat dan luas, serta rawa gelam. Selain itu, mudah ditemui tegakan pohon keruing dengan diameter besar dan hamparan ilalang.
Pantai Tanjungtadah di ujung kawasan wisata alam tersebut, cukup elok dan asri, bisa memberikan ketenangan dan kegembiraan bagi setiap penikmat keindahan alam.
"Sebagian warga kampung juga mengelola madu alam yang selama ini menjadi penopang kehidupan mereka," kata Kepala Desa Airmenduyung, Kasdan.
Menurut pria yang cukup ramah tersebut, potensi wisata Jering Menduyung tidak hanya berasal dari dalam kawasan, namun juga didukung warga sekitar kawasan, yaitu Desa Airmenduyung dan Kundi.
"Kami akan terus berusaha agar potensi alam yang masih asri itu bisa menjadi wisata utama Babel," ujarnya.
Guna mencapai harapan itu, pihaknya bersama masyarakat setempat terus melakukan berbagai inovasi dan koordinasi dengan berbagai pihak agar bisa semakin siap dikunjungi wisatawan.
Jaring aspirasi
Beberapa hari lalu, Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Erzaldi Roosman bersama sejumlah pejabat setempat melakukan kunjungan ke beberapa desa di sekitar lokasi itu untuk menjaring aspirasi demi kemajuan daerah.
Pada kesempatan itu, Gubernur Erzaldi Roosman menyempatkan diri bertemu nelayan dan petani Desa Airmenduyung.
Ia juga berjanji untuk membantu pembangunan dermaga perahu nelayan setempat. Janji pemimpin tersebut mendapatkan sambutan hangat dan harapan baru dari warga yang memang selama ini membutuhkan berbagai sentuhan pembangunan di daerahnya untuk menunjang aktivitas sehari-hari.
"Saat ini kondisi dermaga yang terbuat dari kayu sudah banyak yang rusak dan bisa membahayakan warga yang beraktivitas di lokasi itu," kata Kasdan.
Setiap hari, lebih dari 200 perahu nelayan yang sebagian besar warga Desa Airmenduyung, Kecamatan Simpangteritip itu, merapat di dermaga setempat.
Dermaga tersebut berada di hulu sungai yang terlindungi hutan mangrove cukup lebat sehingga cukup aman untuk berlindung perahu nelayan usai melaut mencari ikan dan berbagai hewan laut lainnya.
Selain menjadi petani, warga desa itu juga banyak yang bekerja sebagai nelayan sehingga keberadaan dermaga yang aman dan nyaman menjadi kebutuhan cukup penting untuk menunjang perekonomian mereka.
"Kami berharap perbaikan dan pembangunan segera direalisasikan, sesuai janji gubernur," katanya.
Selain membutuhkan bantuan pembangunan dermaga perahu nelayan, warga setempat yang bekerja sebagai petani juga membutuhkan bantuan perbaikan jembatan menuju sawah desa agar tidak membahayakan aktivitas mereka.
"Jembatan kayu yang ada cukup sempit dan membahayakan warga saat akan ke sawah, kebun dan hutan yang ada di seberang sungai, kami berharap Pemprov Babel bisa membantu pembangunan jembatan yang lebih layak dan aman," kata Ketua Gapoktan Menduyung Indah Desa Airmenduyung, Sarimin.
Jembatan berbahan kayu papan dengan lebar sekitar dua meter dan panjang 40 meter tersebut, menjadi jalan utama warga menuju kebun, sawah, dan hutan di ujung desa.
Dia mengatakan sudah banyak warga menjadi korban, baik jatuh ke sungai, terjerembab karena kayu lapuk dan lainnya yang terjadi di jembatan itu sehingga perlu segera diperbaiki dengan material yang lebih awet.
Sudah beberapa kali warga desa itu gotong royong untuk perbaikan jembatan, namun kerusakan selalu berulang karena bahan yang digunakan hanya kayu.
"Kami berharap bisa ditingkatkan menjadi jembatan cor semen atau bahan lain yang lebih awet," ujarnya.
Sarimin mengatakan, saat ini sudah ada lebih dari 100 hektare sawah yang digarap warga setempat di lokasi itu, dan setiap tahun bisa memproduksi sekitar tujuh hingga delapan ton gabah per hektare.
Selain jembatan permanen, petani di lokasi itu juga membutuhkan pembangunan jalur irigasi untuk mendukung produktivitas sawah aktif yang luasnya mencapai lebih dari 100 hektare tersebut.
"Dalam perencanaan ada sekitar 200 hektare, namun tidak seluruhnya termanfaatkan karena sebagian kecil terkendala status kawasan," katanya.
Meskipun belum ada jaringan irigasi yang memadahi, dalam beberapa tahun terakhir produktivitas sawah di lokasi itu sudah mampu menghasilkan lebih dari lima ton per hektare sekali panen. Bahkan, pada 2017 bisa mencapai delapan hingga 10 ton per hektare sebagai prestasi menggembirakan warga setempat.
Sarimin mengatakan tanah sawah Desa Airmenduyung cukup baik dan cocok untuk bertanam padi, namun sampai saat ini belum memiliki jaringan irigasi yang memadahi.
"Masih banyak lokasi yang tergenang air dan tidak bisa keluar karena berada di lokasi yang rendah, kami berharap jaringan irigasi bisa menjadi solusi untuk permasalahan yang sering dialami petani tersebut," katanya.
Beberapa tahun lalu, pihaknya pernah mengajukan permohonan bantuan ke Pemkab Bangka Barat, namun belum bisa terealisasi.
"Kami berharap pemerintah, baik itu Pemkab Bangka Barat maupun Pemprov Babel bisa memberikan solusi agar petani semakin bersemangat menekuni pekerjaanya," katanya.
Dengan adanya motivasi dari pemerintah, dia optimistis produksi padi dari desa itu bisa semakin meningkat, bahkan bisa menjadi salah satu desa swadaya beras di Babel.
Persiapan realisasi
Kepala Seksi Perencanaan dan Pemanfaatan Hutan KPHP Rambatmenduyung, Ardianeka, mengatakan Pemprov Babel melalui Dinas Kehutanan saat ini sedang melakukan persiapan untuk merealisasikan salah satu janji gubernur tersebut.
"Dishut Babel saat ini sudah melakukan peninjauan lokasi, desain awal dan gubernur akan segera melayangkan surat kerja sama dengan BKSDA Sumatera Selatan untuk pembangunan dermaga Airmenduyung," katanya.
Dengan berbagai persiapan yang sudah dilakukan dan dukungan warga Desa Airmenduyung, ia optimistis rencana pembangunan dermaga bisa direalisasikan pada 2020.
"Dengan perkembangan perencanaan saat ini, kami optimistis pembangunan dan perbaikan dermaga bisa direalisasikan akhir tahun depan," ujarnya.
Selain untuk menunjang aktivitas nelayan, dermaga itu juga akan mendukung pengembangan pariwisata di lokasi yang sudah ditetapkan sebagai taman wisata alam Jering Menduyung tersebut.
Selain melakukan perencanaan matang untuk merealisasikan pembangunan infrastruktur, pihaknya juga terus melakukan pendampingan dan sosialisasi tentang pentingnya menjaga kawasan dan pola pengembangannya agar semakin menarik kunjungan wisatawan.
"Di kawasan itu juga ada warga yang memanfaatkan hasil hutan dengan mengelola usaha madu sapon, ini cukup potensial untuk melengkapi nilai jual usaha pariwisata berbasis alam," katanya.
Ia mendorong warga setempat segera membentuk kelompok tani hutan untuk memudahkan pengelolaan dan koordinasi, yang diharapkan bisa menjadi pelaku utama pendorong tumbuhnya ekonomi kreatif masyarakat desa setempat.
Keindahan alam yang belum banyak terganggu gelombang modernisasi, menjadi daya tarik utama tempat itu untuk dikunjungi, selain budaya masyarakat yang masih memegang teguh hukum adat.
Bupati Bangka Barat, Markus, mengajak warga melestarikan adat sedekah kampung Kundi Bersatu atau acara adat istiadat masyarakat Desa Kundi, Bukitterak, dan Airmenduyung yang dilaksanakan setiap tahun.
Acara adat awalnya dilaksanakan untuk menjauhkan pengaruh roh jahat dari seluruh warga desa tersebut.
"Jika dijaga kelestariaannya dengan beberapa sentuhan kemasan yang lebih menarik, kami yakin akan mampu menyedot lebih banyak wisatawan sekaligus menunjang kepariwisataan daerah," katanya.
Ia berpesan agar sedekah kampung tidak hanya seremonial namun juga digali nilai-nilai budaya lokal yang terkandung di dalamnya.
"Kami berharap kegiatan itu dapat diwariskan ke generasi selanjutnya dan mampu membawa ke arah positif, menumbuhkembangkan budaya silaturahim sesama warga, gotong royong dan kebersamaan," ujarnya.
Sedekah kampung yang sudah berjalan lebih dari 70 kali itu, hendaknya dilihat sebagai media menjaga kekompakan dan keharmonisan antarwarga karena di dalamnya berisi rangkaian kegiatan penuh makna dan bernilai sosial tinggi.
Balai Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Selatan yang menaungi kawasan Taman Wisata Alam Jeringmenduyung dalam beberapa tahun terakhir telah melakukan penyusunan dokumen desain tapak berupa pengaturan fungsi ruang pemanfaatan dan perlindungan rimba atau bahari kawasan pelestarian alam.
Penyusunan dokumen itu dalam rangka mendukung pengelolaan pariwisata alam untuk ruang publik dan ruang usaha pariwisata alam sesuai keinginan warga setempat.
Dalam penyusunan desain tapak itu mempertimbangkan berbagai kebutuhan sesuai rencana pengelolaan, salah satunya kekhasan ekosistem berupa mangrove menjadi prioritas dalam perlindungan kawasan.
Dengan adanya sinergisitas antarinstansi, masyarakat, dan swasta disertai pola pengelolaan yang inovatif, dalam beberapa tahun ke depan, kawasan itu akan menjadi salah satu destinasi wisata andalan Babel.