Malang (ANTARA) - Film pendek karya mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Jawa Timur berhasil meraih penghargaan dalam Festival Film Mahasiswa Indonesia (FFMI) 2019.
"Pesan yang terkandung dalam film ini sesuai tema FFMI tahun ini yakni 'Indonesia Gemilang'. Film berdurasi 10 menit ini menceritakan tentang betapa banyaknya kebudayaan Indonesia yang patut dilestarikan di tengah terpaan budaya luar (K-pop) di Indonesia," kata Septiana Lukita, sutradara sekaligus penulis skrip film yang dilombakan tersebut di Malang, Selasa.
Tim UMM memenangi kategori Ide Cerita Terbaik yang diselenggarakan di Institut Informatika dan Bisnis Darmajaya Lampung, Sabtu (20/7).
Melalui film "Kim Soo Ri", kelompok praktikum Route Cinema yang diproduseri Eka Aprilda Astrid ini berhasil maju di putaran final gelaran FFMI 2019. Dari ratusan film yang turut serta, Kim Soo Ri berhasil masuk ke 60 besar terbaik dan berlanjut ke tahap 20 besar.
Di sana mereka mempresentasikan film yang dibuat tahun 2017. Selain itu, film ini berhasil masuk dalam 5 kategori nominasi dari 10 kategori penghargaan yang diperebutkan. Di antaranya Aktris Film Mahasiswa Terbaik, Penata Musik Film Mahasiswa Terbaik, Ide Cerita Film Mahasiswa Terbaik, Penyunting Gambar Film Mahasiswa Terbaik, hingga Film Mahasiswa Terbaik.
Sebelum diikutkan lomba, film Kim Soo Ri punya durasi 15 menit. Sementara, panitia FFMI mensyaratkan film berdurasi maksimal 10 menitan.
Lukita mengaku syarat ini menjadi tantangan terbesar buat timnya. Alhasil, ia harus memotong beberapa scene, dengan tanpa mengurasi esensi yang ingin disampaikan.
Lukita mengaku ini merupakan suatu kebanggaan bagi mereka. Karena ini baru pertama kalinya kami mengikuti festival film di tingkat nasional. Semoga ini menjadi start awal yang bagus, baik untuk Route Cinema dan juga dapat memicu mahasiswa lainnya untuk dapat menghasilkan sebuah karya film yang inspiratif," tutur Lukita.
"Saya harap ini dapat menjadi pemicu untuk mahasiswa lain agar dapat melahirkan karya film yang berkualitas selanjutnya, serta melakukan riset yang sedang berkembang di masyarakat, sebelum diaplikasikan dalam sebuah film," kata Rahadi selaku dosen pembimbing.
"Pesan yang terkandung dalam film ini sesuai tema FFMI tahun ini yakni 'Indonesia Gemilang'. Film berdurasi 10 menit ini menceritakan tentang betapa banyaknya kebudayaan Indonesia yang patut dilestarikan di tengah terpaan budaya luar (K-pop) di Indonesia," kata Septiana Lukita, sutradara sekaligus penulis skrip film yang dilombakan tersebut di Malang, Selasa.
Tim UMM memenangi kategori Ide Cerita Terbaik yang diselenggarakan di Institut Informatika dan Bisnis Darmajaya Lampung, Sabtu (20/7).
Melalui film "Kim Soo Ri", kelompok praktikum Route Cinema yang diproduseri Eka Aprilda Astrid ini berhasil maju di putaran final gelaran FFMI 2019. Dari ratusan film yang turut serta, Kim Soo Ri berhasil masuk ke 60 besar terbaik dan berlanjut ke tahap 20 besar.
Di sana mereka mempresentasikan film yang dibuat tahun 2017. Selain itu, film ini berhasil masuk dalam 5 kategori nominasi dari 10 kategori penghargaan yang diperebutkan. Di antaranya Aktris Film Mahasiswa Terbaik, Penata Musik Film Mahasiswa Terbaik, Ide Cerita Film Mahasiswa Terbaik, Penyunting Gambar Film Mahasiswa Terbaik, hingga Film Mahasiswa Terbaik.
Sebelum diikutkan lomba, film Kim Soo Ri punya durasi 15 menit. Sementara, panitia FFMI mensyaratkan film berdurasi maksimal 10 menitan.
Lukita mengaku syarat ini menjadi tantangan terbesar buat timnya. Alhasil, ia harus memotong beberapa scene, dengan tanpa mengurasi esensi yang ingin disampaikan.
Lukita mengaku ini merupakan suatu kebanggaan bagi mereka. Karena ini baru pertama kalinya kami mengikuti festival film di tingkat nasional. Semoga ini menjadi start awal yang bagus, baik untuk Route Cinema dan juga dapat memicu mahasiswa lainnya untuk dapat menghasilkan sebuah karya film yang inspiratif," tutur Lukita.
"Saya harap ini dapat menjadi pemicu untuk mahasiswa lain agar dapat melahirkan karya film yang berkualitas selanjutnya, serta melakukan riset yang sedang berkembang di masyarakat, sebelum diaplikasikan dalam sebuah film," kata Rahadi selaku dosen pembimbing.