Karo (ANTARA) - International Islamic Trade Finance Corporation memberikan pelatihan budi daya tanaman kopi kepada petani di Sumatera Utara (Sumut), sehingga diharapkan berdampak pada peningkatan perekonomian petani kopi di daerah itu.
CEO International Islamic Trade Finance Corporation (ITFC) Hani Salem Sonbol di Berastagi, Karo, Sumut, Selasa, mengatakan program pelatihan yang dilakukan telah memberi manfaat bagi 349 petani kopi di 11 desa Kabupaten Karo dan Dairi.
"Para petani yang berpartisipasi dilatih dengan praktik pertanian yang baik, yang sangat penting dalam menghadapi tantangan yang disebabkan oleh perubahan iklim, sehingga dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi kopi mereka," kata Hani Salem.
Hal itu ia sampaikan pada upacara kelulusan untuk petani kopi di Sumut yang telah menyelesaikan serangkaian pelatihan dan pengembangan kapasitas.
Ia mengatakan program yang telah berjalan sejak September 2018 itu bertujuan untuk mengantisipasi tantangan dalam rantai pasokan kopi Indonesia.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) ekspor kopi nasional Indonesia pada tahun 2017 naik 12,56 persen menjadi 464.000 ton dari tahun sebelumnya. Adapun total nilai ekspor kopi tahunan berdasarkan data itu mencapai 1,2 miliar dolar AS.
Namun, menurut Hani, peningkatan permintaan pasar untuk kopi global tidak diimbangi oleh pertumbuhan produksi dan akhirnya ini menjadi masalah dalam memenuhi kebutuhan pasar.
"Dengan pelatihan yang diberikan, tentunya kami sangat mengharapkan petani kopi semakin memahami cara pembudidayaan tanaman kopi yang baik," kata Hani Salem.
CEO International Islamic Trade Finance Corporation (ITFC) Hani Salem Sonbol di Berastagi, Karo, Sumut, Selasa, mengatakan program pelatihan yang dilakukan telah memberi manfaat bagi 349 petani kopi di 11 desa Kabupaten Karo dan Dairi.
"Para petani yang berpartisipasi dilatih dengan praktik pertanian yang baik, yang sangat penting dalam menghadapi tantangan yang disebabkan oleh perubahan iklim, sehingga dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi kopi mereka," kata Hani Salem.
Hal itu ia sampaikan pada upacara kelulusan untuk petani kopi di Sumut yang telah menyelesaikan serangkaian pelatihan dan pengembangan kapasitas.
Ia mengatakan program yang telah berjalan sejak September 2018 itu bertujuan untuk mengantisipasi tantangan dalam rantai pasokan kopi Indonesia.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) ekspor kopi nasional Indonesia pada tahun 2017 naik 12,56 persen menjadi 464.000 ton dari tahun sebelumnya. Adapun total nilai ekspor kopi tahunan berdasarkan data itu mencapai 1,2 miliar dolar AS.
Namun, menurut Hani, peningkatan permintaan pasar untuk kopi global tidak diimbangi oleh pertumbuhan produksi dan akhirnya ini menjadi masalah dalam memenuhi kebutuhan pasar.
"Dengan pelatihan yang diberikan, tentunya kami sangat mengharapkan petani kopi semakin memahami cara pembudidayaan tanaman kopi yang baik," kata Hani Salem.