Metro (ANTARA) - Usulan Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Metro untuk penggunaan Bus Damri sebagai angkutan massal pengganti angkutan kota di Kota Metro direspons positif oleh Pemerintah Provinsi Lampung.
"Usulan kami direspons baik. Tapi yang kami pikirkan, kontribusi apa yang akan kami berikan ke Pemprov Lampung," kata Kadishub Metro Zulpikri, di Metro, Senin.
Dia mengatakan pula, Damri Kota Metro tidak memiliki armada untuk dijadikan angkutan massal di Kota Metro, sehingga Dishub mengusulkan permintaan armada bus ke Pemprov Lampung.
"Yang di Natar, Lampung Selatan itu kan mati. Makanya kami usulkan ke pemprov agar bus yang di Natar bisa difungsikan sebagai angkutan massal di sini," katanya lagi.
Ia menjelaskan, usulan angkutan rintisan Damri yang diajukan untuk angkutan massal yakni empat sampai enam bus.
"Nantinya bus tersebut rencananya akan digunakan untuk angkutan di wilayah pinggiran seperti jalur Metro Utara-Selatan dan Timur-Barat," katanya lagi.
Menurut dia, Dishub Metro sudah melakukan kajian koridor angkutan yakni koridor timur-barat sepanjang 12 km, dan utara-selatan sepanjang 18 km.
"Kami ingin uji coba. Kami belum punya, karena dengan rintisan ini belum punya armadanya. Jadi kami akan pinjam dulu busnya ke provinsi," katanya lagi.
Ia menambahkan, angkutan kota (angkot) yang ada masih belum maksimal dan mati suri, kondisi ini salah satunya terjadi karena tidak adanya peremajaan armada.
"Usulan kami direspons baik. Tapi yang kami pikirkan, kontribusi apa yang akan kami berikan ke Pemprov Lampung," kata Kadishub Metro Zulpikri, di Metro, Senin.
Dia mengatakan pula, Damri Kota Metro tidak memiliki armada untuk dijadikan angkutan massal di Kota Metro, sehingga Dishub mengusulkan permintaan armada bus ke Pemprov Lampung.
"Yang di Natar, Lampung Selatan itu kan mati. Makanya kami usulkan ke pemprov agar bus yang di Natar bisa difungsikan sebagai angkutan massal di sini," katanya lagi.
Ia menjelaskan, usulan angkutan rintisan Damri yang diajukan untuk angkutan massal yakni empat sampai enam bus.
"Nantinya bus tersebut rencananya akan digunakan untuk angkutan di wilayah pinggiran seperti jalur Metro Utara-Selatan dan Timur-Barat," katanya lagi.
Menurut dia, Dishub Metro sudah melakukan kajian koridor angkutan yakni koridor timur-barat sepanjang 12 km, dan utara-selatan sepanjang 18 km.
"Kami ingin uji coba. Kami belum punya, karena dengan rintisan ini belum punya armadanya. Jadi kami akan pinjam dulu busnya ke provinsi," katanya lagi.
Ia menambahkan, angkutan kota (angkot) yang ada masih belum maksimal dan mati suri, kondisi ini salah satunya terjadi karena tidak adanya peremajaan armada.