Metro (ANTARA) - Wakil Wali Kota Metro Djohan menugaskan tim dari dinas terkait untuk mencari titik sumbatan saluran air di Pasar Cenderawasih bawah yang menyebabkan terjadinya banjir di pasar tersebut beberapa waktu lalu.
"Beberapa waktu lalu lantai bawah Pasar Cenderawasih kan banjir, kita lihat dong sumbernya dari mana. Secepatnya nanti dinas terkait akan turun mencari tahu titik mampetnya di mana dan segera diselesaikan," kata Djohan usai meninjau Pasar Cenderawasih, Selasa.
Menurut dia, saluran air di pasar tersebut memang banyak sumbatan seperti kayu dan sampah, karenanya pihaknya mengimbau para pedagang untuk tidak membuang sampah di saluran air.
"Ternyata memang banyak sumbatan. Makanya saya minta juga pedagang bakso ataupun bawang jangan buang sampah di situ. Karena kalau banjir para pedagang juga yang rugi," katanya.
Selain itu, lanjut Djohan, di setiap pintu masuk Pasar Cenderawasih bawah akan dibuat tanggul untuk mencegah masuknya air ke pasar tersebut.
"Memang posisinya kan lebih rendah. Ya itu tanggul di setiap pintu masuk akan ditinggikan. Nanti dinas pasar akan segera membangun itu," katanya.
Menurutnya, pohon-pohon besar di sekitar Pasar Cenderawasih juga harus segera dipangkas, sebab pohon tersebut akan membahayakan jika nantinya tumbang.
"Pohon yang besar-besar segera dipangkas. Jangan sampai ditumbangin angin terus ada korban. Saya tidak mau itu," katanya lagi.
Dalam tinjauan tersebut, Djohan juga menyoroti tidak segera dibersihkan sampah material bekas bongkaran lapak pedagang kaki lima (PKL), dan tempat tersebut segera difungsikan sebagai lahan parkir.
"Kenapa sampah-sampah ini tidak segera dibersihkan dan dimanfaatkan sebagai lahan parkir. Karena memang ada suara-suara kenapa lahan eks PKL tidak segera digunakan untuk lahan parkir," katanya.
Sementara itu, Gendis (38) salah satu pedagang di Pasar Cenderawasih menuturkan, banjir yang terjadi pada Minggu (7/6) lalu setinggi mata kaki.
"Iya mas memang kemarin banjir. Tapi tidak tinggi, cuma sebatas mata kaki saja. Ya sebelumnya memang pernah banjir tapi sudah lama, baru kemarin ini banjir lagi," tambahnya.
Baca juga: Penataan PKL Pasar Cenderawasih terancam mundur
"Beberapa waktu lalu lantai bawah Pasar Cenderawasih kan banjir, kita lihat dong sumbernya dari mana. Secepatnya nanti dinas terkait akan turun mencari tahu titik mampetnya di mana dan segera diselesaikan," kata Djohan usai meninjau Pasar Cenderawasih, Selasa.
Menurut dia, saluran air di pasar tersebut memang banyak sumbatan seperti kayu dan sampah, karenanya pihaknya mengimbau para pedagang untuk tidak membuang sampah di saluran air.
"Ternyata memang banyak sumbatan. Makanya saya minta juga pedagang bakso ataupun bawang jangan buang sampah di situ. Karena kalau banjir para pedagang juga yang rugi," katanya.
Selain itu, lanjut Djohan, di setiap pintu masuk Pasar Cenderawasih bawah akan dibuat tanggul untuk mencegah masuknya air ke pasar tersebut.
"Memang posisinya kan lebih rendah. Ya itu tanggul di setiap pintu masuk akan ditinggikan. Nanti dinas pasar akan segera membangun itu," katanya.
Menurutnya, pohon-pohon besar di sekitar Pasar Cenderawasih juga harus segera dipangkas, sebab pohon tersebut akan membahayakan jika nantinya tumbang.
"Pohon yang besar-besar segera dipangkas. Jangan sampai ditumbangin angin terus ada korban. Saya tidak mau itu," katanya lagi.
Dalam tinjauan tersebut, Djohan juga menyoroti tidak segera dibersihkan sampah material bekas bongkaran lapak pedagang kaki lima (PKL), dan tempat tersebut segera difungsikan sebagai lahan parkir.
"Kenapa sampah-sampah ini tidak segera dibersihkan dan dimanfaatkan sebagai lahan parkir. Karena memang ada suara-suara kenapa lahan eks PKL tidak segera digunakan untuk lahan parkir," katanya.
Sementara itu, Gendis (38) salah satu pedagang di Pasar Cenderawasih menuturkan, banjir yang terjadi pada Minggu (7/6) lalu setinggi mata kaki.
"Iya mas memang kemarin banjir. Tapi tidak tinggi, cuma sebatas mata kaki saja. Ya sebelumnya memang pernah banjir tapi sudah lama, baru kemarin ini banjir lagi," tambahnya.
Baca juga: Penataan PKL Pasar Cenderawasih terancam mundur