Meulaboh, Aceh (ANTARA) - Tiga orang dalam satu keluarga di Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh, yakni ayah, ibu dan anak, dinyatakan positif terjangkit difteri atau radang kerongkongan, beruntung belum ada yang meninggal dalam temuan penyakit itu.
"Yang terjangkit difteri ini satu keluarga, terdiri dari ayah, ibu dan anak, hingga kini anaknya masih dirawat dan dalam pantauan kita, sementara ayah dan ibunya sudah sembuh," kata Kepala Dinas Kesehatan Aceh Barat, T R Ridwan, di Meulaboh, Selasa.
Kasus tersebut ditemukan pada akhir Maret 2019 dan masih terus dipantau di sekitar kawasan permukiman penduduk desa tempat tinggal keluarga tersebut, serta sekolah asal anak itu akan dilakukan vaksin secara menyeluruh.
Ridwan mengatakan satu keluarga tersebut pernah dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cut Nyak Dhien Meulaboh, kemudian satu orang anaknya terpaksa dirujuk ke rumah sakit Zainoel Abidin di Banda Aceh untuk penangganan lebih maksimal.
Ia mengatakan pihaknya juga berencana melakukan vaksin di sekolah anak tersebut, termasuk sekolah yang berdekatan karena meskipun baru satu orang anak yang terjangkit difteri, maka 12 kecamatan Aceh Barat saat ini disebut rawan difteri.
"Anaknya sudah membaik dan masih dalam penangganan petugas kesehatan dan sudah diberikan pengobatan sesuai ketentuan, obat makannya secara terus menerus, kemudian juga untuk anak sekolah MTs yang dia ikut pendidikan itu," katanya.
Menurut Ridwan, difteri yang menjangkiti anak tersebut diduga dibawa pulang dari Beutong, Kabupaten Nagan Raya, sebab setelah pulang dari sana, anak tersebut masuk rumah sakit dan diperiksa mulutnya dan ternyata positif difteri setelah tertular virus lewat udara.
Hingga 1 April 2019, ini Dinkes Aceh Barat mencatat telah menemukan sebanyak tiga kasus difteri dan satu lagi yang dicurigai kasus difteri menjangkiti seorang anak, namun belum dinyatakan posisif karena masih pemeriksaan laboratorium.
Kata Ridwan, upaya pencegahan harus dilakukan secara masif, yakni seluruh sekolah, lingkungan dan masyarakat luas, pihaknya melakukan vaksi kepada seluruh bayi, anak sesuai dengan batas usia pemberian vaksin tersebut.
"Kami menyurati pihak Kementrian Agama, Dinas Pendidikan, MPU termasuk orangtua anak sekolah untuk hadir hari Minggu (7/4) nanti hadir ke sekolah MTs itu, biar tidak ada yang menolak anaknya di vaksin semua, jangan sampai terinveksi," pungkasnya. ***3***
"Yang terjangkit difteri ini satu keluarga, terdiri dari ayah, ibu dan anak, hingga kini anaknya masih dirawat dan dalam pantauan kita, sementara ayah dan ibunya sudah sembuh," kata Kepala Dinas Kesehatan Aceh Barat, T R Ridwan, di Meulaboh, Selasa.
Kasus tersebut ditemukan pada akhir Maret 2019 dan masih terus dipantau di sekitar kawasan permukiman penduduk desa tempat tinggal keluarga tersebut, serta sekolah asal anak itu akan dilakukan vaksin secara menyeluruh.
Ridwan mengatakan satu keluarga tersebut pernah dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cut Nyak Dhien Meulaboh, kemudian satu orang anaknya terpaksa dirujuk ke rumah sakit Zainoel Abidin di Banda Aceh untuk penangganan lebih maksimal.
Ia mengatakan pihaknya juga berencana melakukan vaksin di sekolah anak tersebut, termasuk sekolah yang berdekatan karena meskipun baru satu orang anak yang terjangkit difteri, maka 12 kecamatan Aceh Barat saat ini disebut rawan difteri.
"Anaknya sudah membaik dan masih dalam penangganan petugas kesehatan dan sudah diberikan pengobatan sesuai ketentuan, obat makannya secara terus menerus, kemudian juga untuk anak sekolah MTs yang dia ikut pendidikan itu," katanya.
Menurut Ridwan, difteri yang menjangkiti anak tersebut diduga dibawa pulang dari Beutong, Kabupaten Nagan Raya, sebab setelah pulang dari sana, anak tersebut masuk rumah sakit dan diperiksa mulutnya dan ternyata positif difteri setelah tertular virus lewat udara.
Hingga 1 April 2019, ini Dinkes Aceh Barat mencatat telah menemukan sebanyak tiga kasus difteri dan satu lagi yang dicurigai kasus difteri menjangkiti seorang anak, namun belum dinyatakan posisif karena masih pemeriksaan laboratorium.
Kata Ridwan, upaya pencegahan harus dilakukan secara masif, yakni seluruh sekolah, lingkungan dan masyarakat luas, pihaknya melakukan vaksi kepada seluruh bayi, anak sesuai dengan batas usia pemberian vaksin tersebut.
"Kami menyurati pihak Kementrian Agama, Dinas Pendidikan, MPU termasuk orangtua anak sekolah untuk hadir hari Minggu (7/4) nanti hadir ke sekolah MTs itu, biar tidak ada yang menolak anaknya di vaksin semua, jangan sampai terinveksi," pungkasnya. ***3***