Bandarlampung (Antara Lampung)- Sejumlah perajin teri asin di Pulau Pasaran Bandarlampung menyebutkan produksi ikan  mereka anjlok sejak awal Januari karena faktor cuaca buruk di perairan Teluk Lampung.
   
"Arus laut kencang dan ombak tinggi, sehingga hasil tangkapan berupa teri segar turun volumenya," kata Sarnoto, salah satu perajin ikan asin di Pulau Pasaran Bandarlampung, Senin.
   
Ia menyebutkan sebagian kapal perajin teri asin memilih tidak melaut untuk menekan biaya produksi.
   
Karena produksi teri asin turun, jumlah pekerja harian yang bekerja di Pulau Pasaran juga berkurang jumlahnya.
   
"Kalau produksi banyak, jumlah yang bekerja di tempat saya bisa mencapai 50 orang. Mereka bekerja untuk menyortir ikan menurut jenis dan ukurannya," katanya.
   
Perajin ikan asin lainnya, Yadi, juga menyebutkan hasil tangkapan nelayan tidak banyak sehingga produksi teri asin pun turun.   
   
Sehubungan itu, harga ikan teri nasi mencapai Rp90.000/kg, teri biasa Rp65.000/kg, teri jengki Rp40.000/kg, teri jengki belah Rp44.000/kg dan ikan asin lainnya Rp25.000/kg.
   
Para perajin menyebutkan produksi teri nasi yang paling anjlok, padahal pembelinya yang paling banyak.
   
Pulau Pasaran merupakan sentra produksi ikan teri utama di kota Bandarlampung. Dalam kondisi normal, sehari bisa diproduksi sedikitnya 30 ton ikan teri berkualitas. Selain untuk memenuhi kebutuhkan ikan di Bandarlampung, ikan teri dari Pulau Pasaran juga dikirimkan ke Jawa dan daerah lainnya di Sumatera.


Pewarta :
Editor : Hisar Sitanggang
Copyright © ANTARA 2024