Bandarlampung, (ANTARA LAMPUNG) - Kawasan budidaya kopi organik di Kecamatan Air Hitam Kabupaten Lampung Barat memerlukan dukungan dari pemerintah kabupaten setempat, utamanya dalam promosi dan sosialisasi sebagai salah satu potensi ekonomi dan pariwisata unggulan di daerah ini.
Direktur Eksekutif LSM Keluarga Pecinta Alam (Watala) Lampung, Suhendri, di Bandarlampung, Jumat, mengatakan, saat ini warga dari luar Lampung yang ingin berkunjung ke tempat tersebut miskin mendapatkan informasi, dengan promosi hanya secara konvensional dari mulut ke mulut.
Menurut Suhendri, Kecamatan Air Hitam, tepatnya di Desa Gunung Terang Kabupaten Lampung Barat adalah kampung yang dikenal sebagai tempat untuk belajar secara langsung tentang budidaya kopi organik (organic coffee).
Daerah tersebut merupakan satu dari sedikit wilayah yang menjadi pusat ekowisata berbasis masyarakat, dengan program unggulan sebagai kampung belajar.
"Jadi orang-orang datang ke sana untuk belajar bagaimana mengembangkan kebun kopi organik, dan pengelolaan serta pengembangan tempat tersebut dilakukan langsung oleh masyarakat setempat," katanya lagi.
Saat ini, minat pengunjung untuk mendatangi desa tersebut guna mempelajari secara langsung proses budidaya kopi organik lumayan tinggi, bahkan tidak sedikit yang datang dari luar negeri.
Suhendri menyatakan yang perlu dilakukan Pemkab Lampung Barat saat ini adalah meningkatkan promosi dan informasi tentang wilayah tersebut, dan memasukkannya sebagai bagian dari daerah tujuan wisata di daerah ini, selain wisata alam.
Dia menuturkan, kemampuan masyarakat Desa Gunung Terang mengelola potensi wisata di daerahnya merupakan bukti nyata bagaimana ekowisata berbasis masyarakat dapat berjalan apabila ada pendampingan dalam membina warga setempat.
"Warga harus dilatih untuk mengembangkan potensi wisata di daerahnya tanpa harus melakukan eksploitasi yang cenderung merusak alam," kata dia.
Menurut Suhendri, selain meningkatkan perekonomian warga, pengembangan program ekowisata berbasis kerakyatan dapat menjadi salah satu cara yang jitu untuk mendidik masyarakat dalam melestarikan lingkungan sekitarnya.
Watala Lampung melakukan pendampingan selama sembilan tahun sejak tahun 2000 di Desa Air Hitam, untuk mengajarkan masyarakat di sana tentang pemanfaatan potensi wisata di daerahnya.
Saat ini, Watala juga sedang melakukan hal yang sama di Gunung Betung Kabupaten Pesawaran, untuk mempersiapkan masyarakat di wilayah tersebut mengelola daerah sekitarnya sebagai tujuan wisata alam dan petualangan dengan potensi ekonomi yang tinggi pula.
Direktur Eksekutif LSM Keluarga Pecinta Alam (Watala) Lampung, Suhendri, di Bandarlampung, Jumat, mengatakan, saat ini warga dari luar Lampung yang ingin berkunjung ke tempat tersebut miskin mendapatkan informasi, dengan promosi hanya secara konvensional dari mulut ke mulut.
Menurut Suhendri, Kecamatan Air Hitam, tepatnya di Desa Gunung Terang Kabupaten Lampung Barat adalah kampung yang dikenal sebagai tempat untuk belajar secara langsung tentang budidaya kopi organik (organic coffee).
Daerah tersebut merupakan satu dari sedikit wilayah yang menjadi pusat ekowisata berbasis masyarakat, dengan program unggulan sebagai kampung belajar.
"Jadi orang-orang datang ke sana untuk belajar bagaimana mengembangkan kebun kopi organik, dan pengelolaan serta pengembangan tempat tersebut dilakukan langsung oleh masyarakat setempat," katanya lagi.
Saat ini, minat pengunjung untuk mendatangi desa tersebut guna mempelajari secara langsung proses budidaya kopi organik lumayan tinggi, bahkan tidak sedikit yang datang dari luar negeri.
Suhendri menyatakan yang perlu dilakukan Pemkab Lampung Barat saat ini adalah meningkatkan promosi dan informasi tentang wilayah tersebut, dan memasukkannya sebagai bagian dari daerah tujuan wisata di daerah ini, selain wisata alam.
Dia menuturkan, kemampuan masyarakat Desa Gunung Terang mengelola potensi wisata di daerahnya merupakan bukti nyata bagaimana ekowisata berbasis masyarakat dapat berjalan apabila ada pendampingan dalam membina warga setempat.
"Warga harus dilatih untuk mengembangkan potensi wisata di daerahnya tanpa harus melakukan eksploitasi yang cenderung merusak alam," kata dia.
Menurut Suhendri, selain meningkatkan perekonomian warga, pengembangan program ekowisata berbasis kerakyatan dapat menjadi salah satu cara yang jitu untuk mendidik masyarakat dalam melestarikan lingkungan sekitarnya.
Watala Lampung melakukan pendampingan selama sembilan tahun sejak tahun 2000 di Desa Air Hitam, untuk mengajarkan masyarakat di sana tentang pemanfaatan potensi wisata di daerahnya.
Saat ini, Watala juga sedang melakukan hal yang sama di Gunung Betung Kabupaten Pesawaran, untuk mempersiapkan masyarakat di wilayah tersebut mengelola daerah sekitarnya sebagai tujuan wisata alam dan petualangan dengan potensi ekonomi yang tinggi pula.