Bandarlampung (Antara) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung menyebutkan Kota Bandarlampung pada April 2013 mengalami deflasi sebesar 0,48 persen.
"Ada tiga kelompok pengeluaran yang memberikan andil dalam pembentukan deflasi di Kota Bandarlampung," kata Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Lampung Bambang Widjonarko, di Bandarlampung, Rabu.
Ketiga kelompok yang memberikan andil deflasi itu, yakni kelompok bahan makanan memberikan andil sebesar 0,49 persen; kelompok sandang sebesar 0,08 persen; dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,02 persen.
Sementara lanjutnya, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar; dan kesehatan memeberikan andil positif menahan laju deflasi masing-masing sebesar 0,10 persen dan 0,01 persen. Sedangkan dua kelompok lainnya tidak memberikan nadil di bulan ini.
"Perubahan harga pada tujuh kelompok pengeluaran tersebut menyebabkan terjadinya deflasi di Kota Bandarlampung sebesar 0,48 persen," jelasnya.
Ia menjelaskan, beberapa komoditas yang dominan memberikan andil deflasi diantaranya bawang putih, beras, emas, perhiasan, kopi bubuk, tomat buah, kangkung, nangka muda, ikan tongkol segar, daun singkong, dan ikan kembung segar.
Bambang menjelaskan, berdasarkan indeks harga konsumen (IHK), delasi Kota Bandarlampung terjadi karena adanya penurunan indeks pada kelompok bahan makanan yang turun 1,70 persen; kelompok sandang turun 1,30 persen; dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau turun 1,09 persen.
Sedangkan kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar naik 0,01 persen; dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan naik 0,01 persen.
Deflasi Kota Bandarlampung menempati peringkat ke-55 dari 66 kota yang diamati perkembangan harganya. Sebanyak 66 kota, dengan 38 kota di antaranya mengalami deflasi dan 28 kota mengalami inflasi. Deflasi terbesar terjadi di Maumere sebesar 1,20 persen, sedangkan terendah di Tanjungpinang sebesar 0,01 persen.
Inflasi tertinggi terjadi di Padang Sidempuan sebesar 0,81 persen, sedangkan terendah terjadi di Kendari sebesar 0,01 persen.
Berdasarkan penghitungan inflasi tahun kalender (point to point) dan inflasi year on year (yoy) Kota Bandarlampung, pada April 2013 adalah masing-masing sebesar 2,23 persen dan 5,88 persen.
"Ada tiga kelompok pengeluaran yang memberikan andil dalam pembentukan deflasi di Kota Bandarlampung," kata Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Lampung Bambang Widjonarko, di Bandarlampung, Rabu.
Ketiga kelompok yang memberikan andil deflasi itu, yakni kelompok bahan makanan memberikan andil sebesar 0,49 persen; kelompok sandang sebesar 0,08 persen; dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,02 persen.
Sementara lanjutnya, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar; dan kesehatan memeberikan andil positif menahan laju deflasi masing-masing sebesar 0,10 persen dan 0,01 persen. Sedangkan dua kelompok lainnya tidak memberikan nadil di bulan ini.
"Perubahan harga pada tujuh kelompok pengeluaran tersebut menyebabkan terjadinya deflasi di Kota Bandarlampung sebesar 0,48 persen," jelasnya.
Ia menjelaskan, beberapa komoditas yang dominan memberikan andil deflasi diantaranya bawang putih, beras, emas, perhiasan, kopi bubuk, tomat buah, kangkung, nangka muda, ikan tongkol segar, daun singkong, dan ikan kembung segar.
Bambang menjelaskan, berdasarkan indeks harga konsumen (IHK), delasi Kota Bandarlampung terjadi karena adanya penurunan indeks pada kelompok bahan makanan yang turun 1,70 persen; kelompok sandang turun 1,30 persen; dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau turun 1,09 persen.
Sedangkan kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar naik 0,01 persen; dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan naik 0,01 persen.
Deflasi Kota Bandarlampung menempati peringkat ke-55 dari 66 kota yang diamati perkembangan harganya. Sebanyak 66 kota, dengan 38 kota di antaranya mengalami deflasi dan 28 kota mengalami inflasi. Deflasi terbesar terjadi di Maumere sebesar 1,20 persen, sedangkan terendah di Tanjungpinang sebesar 0,01 persen.
Inflasi tertinggi terjadi di Padang Sidempuan sebesar 0,81 persen, sedangkan terendah terjadi di Kendari sebesar 0,01 persen.
Berdasarkan penghitungan inflasi tahun kalender (point to point) dan inflasi year on year (yoy) Kota Bandarlampung, pada April 2013 adalah masing-masing sebesar 2,23 persen dan 5,88 persen.