Waykanan (ANTARA LAMPUNG) - Sejumlah petani kopi di Kabupaten Waykanan menyatakan mereka belakangan ini makin giat membuat pupuk organik karena pupuk kimia tetap sulit didapatkan di daerah itu.
"Kondisi tersebut adalah salah satu sebab saya dan teman-teman ingin bisa membuat pupuk organik sendiri," ujar Sediyono, petani kopi asal Kampung Lebakpeniangan Kecamatan Rebangtangkas, di Waykanan, Senin.
Wilayah Kecamatan Pebangtangkas berbatasan dengan Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur Provinsi Sumatera Selatan.
Ia menyebutkan kesulitan petani di desanya mendapatkan pupuk kimia sudah berlangsung lama, dan harganya pun mahal.
"Saya pribadi menanam kopi di lahan seluas hampir dua hektare dengan batang pohon kopi berjumlah 4.500 buah," ia menjelaskan.
Adapun kebutuhan pupuk kimia untuk tanaman di lahan seluas tersebut ialah satu kuintal seharga Rp250.000 serta pupuk phonska seharga Rp350.000 per kuintal.
"Saya pikir dinas terkait sangat bisa mewujudkan keinginan kami untuk bisa membuat pupuk organik dengan mengadakan pelatihan pembuatan pupuk organik beserta pendampingannya," kata dia pula.
Pemerintah Kabupaten Waykanan periode 2010-2015 memiliki program "Pupuk Gampang Pasar Menantang" guna menopang produktivitas dan nilai jual hasil pertanian dan perkebunan di daerah yang tercatat memiliki lahan kopi masyarakat seluas 19.879 hektare di tahun 2011 itu.
Karena itu pula, Sediyono dan sejumlah petani di daerah ditetapkan sebagai "Bumi Petani" oleh Bupati Bustami Zainudin dan Wakil Bupati Raden Nasution Husin itu mengharapkan program tersebut bisa diwujudkan dan bukan sekedar dilontarkan tanpa pelatihan dan pendampingan guna menekan penggunaan dan pembelian pupuk kimia oleh petani
"Kondisi tersebut adalah salah satu sebab saya dan teman-teman ingin bisa membuat pupuk organik sendiri," ujar Sediyono, petani kopi asal Kampung Lebakpeniangan Kecamatan Rebangtangkas, di Waykanan, Senin.
Wilayah Kecamatan Pebangtangkas berbatasan dengan Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur Provinsi Sumatera Selatan.
Ia menyebutkan kesulitan petani di desanya mendapatkan pupuk kimia sudah berlangsung lama, dan harganya pun mahal.
"Saya pribadi menanam kopi di lahan seluas hampir dua hektare dengan batang pohon kopi berjumlah 4.500 buah," ia menjelaskan.
Adapun kebutuhan pupuk kimia untuk tanaman di lahan seluas tersebut ialah satu kuintal seharga Rp250.000 serta pupuk phonska seharga Rp350.000 per kuintal.
"Saya pikir dinas terkait sangat bisa mewujudkan keinginan kami untuk bisa membuat pupuk organik dengan mengadakan pelatihan pembuatan pupuk organik beserta pendampingannya," kata dia pula.
Pemerintah Kabupaten Waykanan periode 2010-2015 memiliki program "Pupuk Gampang Pasar Menantang" guna menopang produktivitas dan nilai jual hasil pertanian dan perkebunan di daerah yang tercatat memiliki lahan kopi masyarakat seluas 19.879 hektare di tahun 2011 itu.
Karena itu pula, Sediyono dan sejumlah petani di daerah ditetapkan sebagai "Bumi Petani" oleh Bupati Bustami Zainudin dan Wakil Bupati Raden Nasution Husin itu mengharapkan program tersebut bisa diwujudkan dan bukan sekedar dilontarkan tanpa pelatihan dan pendampingan guna menekan penggunaan dan pembelian pupuk kimia oleh petani