London (ANTARA/Reuters) - Penelitian terbaru yang dipublikasikan pada Rabu mengatakan obat yang digunakan oleh penderita demensia (pikun) keluaran Pfizer, Aricept, yang terbukti ampuh membantu pasien, harus digunakan secara luas dan jangka waktu yang lama.
Peneliti-peneliti dari Inggris itu mempelajari manfaat jangka panjang dari pemberian Aricept bahwa penggunaan jangka panjang dapat membantu dua kali lebih banyak penderita Alzheimer's di seluruh dunia.
Penelitian itu juga menguji obat lain yang biasa digunakan bagi penderita demensia yakni memantin, yang dijual di Amerika Serikat dengan merk Namenda --yang diproduksi Forest Laboratories dan perusahaan asal Jerman, Merz. Di Inggris, obat tersebut dijual dengan merk dagang Ebixa, yang diproduksi grup Lundbeck.
Para peneliti mendapati bahwa pasien Alzheimer's parah yang diberikan Aricept --atau yang dikenal luas dengan sebutan Donepezil-- mengalami peningkatan kemampuan baik secara nalar maupun fungsi dibandingkan pasien yang menggunakan pil pengganti atau plasebo.
Lebih dari 18 juta orang di dunia diperkirakan menderita penyakit Alzheimer's, yang merupakan bentuk umum dari demensia. Penyakit itu mempengaruhi kemampuan otak dalam mengingat, berpikir, berperilaku dan melakukan aktivitas harian. Penyakit itu menambah beban di dalam masyarakat dan ekonomi di dunia.
Berdasarkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sedikitnya 35 juta orang di dunia menderita penyakit demensia dan Alzheimer's. Badan itu memperkirakan kasus tersebut akan meningkat menjadi dua kali lipat setiap 20 tahun dan mencapai 66 juta penderita pada 2030 dan 115 juta pada 2050.
Penelitian yang diterbitkan di dalam New England Journal of Medecine itu melibatkan 295 penderita Alzheimer's di Inggris yang dipisahkan dan dijadikan empat kelompok --kelompok pertama mengonsumsi donepezil, kelompok kedua menghentikan konsumsi donepezil dan menggunakan pil pengganti, kelompok kedua menghentikan konsumsi donepezil dan memulai konsumsi memantin, dan kelompok terakhir mengonsumsi kedua obat itu secara bersamaan.
Seorang profesor dari King's College London yang memimpin percobaan itu, Robert Howard, mengatakan penelitian itu merupakan yang pertama yang menunjukkan nilai dari konsumsi obat bagi penderita Alzheimer's.
Donepezil biasa digunakan dalam resep bagi pasien yang menderita penyakit itu pada tahap awal. Dokter di beberapa negara termasuk Inggris, menyarankan untuk menghentikan memasukkan obat itu ke dalam resep saat penyakit yang diderita pasien semakin parah.
"Sekarang, kita mempunyai bukti kuat dan menarik bahwa pengobatan dengan menggunakan obat itu dapat menolong pasien di kemudia hari, terutama jika penyakit itu semakin parah," kata dia.
Para peneliti mendapati pasien yang mengonsumsi Aricept mempunyai kemampuan mengingat yang baik, mengerti, mampu berkomunikasi dan mengerjakan tugas harian setidaknya setahun lebih lama dibandingkan pasien yang tidak menghentikan konsumsi obat itu. Howard mengatakan itu merupakan peningkatan yang nyata bagi pasien, wali mereka dan dokter.
Dampak yang lebih kecil ditunjukkan oleh pasien yang memulai pengobatan memantin, yang mengalami peningkatan signifikan baik dalam kemapuan nalar dan fungsi dibandingkan mereka yang mengonsumsi pil palsu. (ANTARA).
Peneliti-peneliti dari Inggris itu mempelajari manfaat jangka panjang dari pemberian Aricept bahwa penggunaan jangka panjang dapat membantu dua kali lebih banyak penderita Alzheimer's di seluruh dunia.
Penelitian itu juga menguji obat lain yang biasa digunakan bagi penderita demensia yakni memantin, yang dijual di Amerika Serikat dengan merk Namenda --yang diproduksi Forest Laboratories dan perusahaan asal Jerman, Merz. Di Inggris, obat tersebut dijual dengan merk dagang Ebixa, yang diproduksi grup Lundbeck.
Para peneliti mendapati bahwa pasien Alzheimer's parah yang diberikan Aricept --atau yang dikenal luas dengan sebutan Donepezil-- mengalami peningkatan kemampuan baik secara nalar maupun fungsi dibandingkan pasien yang menggunakan pil pengganti atau plasebo.
Lebih dari 18 juta orang di dunia diperkirakan menderita penyakit Alzheimer's, yang merupakan bentuk umum dari demensia. Penyakit itu mempengaruhi kemampuan otak dalam mengingat, berpikir, berperilaku dan melakukan aktivitas harian. Penyakit itu menambah beban di dalam masyarakat dan ekonomi di dunia.
Berdasarkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sedikitnya 35 juta orang di dunia menderita penyakit demensia dan Alzheimer's. Badan itu memperkirakan kasus tersebut akan meningkat menjadi dua kali lipat setiap 20 tahun dan mencapai 66 juta penderita pada 2030 dan 115 juta pada 2050.
Penelitian yang diterbitkan di dalam New England Journal of Medecine itu melibatkan 295 penderita Alzheimer's di Inggris yang dipisahkan dan dijadikan empat kelompok --kelompok pertama mengonsumsi donepezil, kelompok kedua menghentikan konsumsi donepezil dan menggunakan pil pengganti, kelompok kedua menghentikan konsumsi donepezil dan memulai konsumsi memantin, dan kelompok terakhir mengonsumsi kedua obat itu secara bersamaan.
Seorang profesor dari King's College London yang memimpin percobaan itu, Robert Howard, mengatakan penelitian itu merupakan yang pertama yang menunjukkan nilai dari konsumsi obat bagi penderita Alzheimer's.
Donepezil biasa digunakan dalam resep bagi pasien yang menderita penyakit itu pada tahap awal. Dokter di beberapa negara termasuk Inggris, menyarankan untuk menghentikan memasukkan obat itu ke dalam resep saat penyakit yang diderita pasien semakin parah.
"Sekarang, kita mempunyai bukti kuat dan menarik bahwa pengobatan dengan menggunakan obat itu dapat menolong pasien di kemudia hari, terutama jika penyakit itu semakin parah," kata dia.
Para peneliti mendapati pasien yang mengonsumsi Aricept mempunyai kemampuan mengingat yang baik, mengerti, mampu berkomunikasi dan mengerjakan tugas harian setidaknya setahun lebih lama dibandingkan pasien yang tidak menghentikan konsumsi obat itu. Howard mengatakan itu merupakan peningkatan yang nyata bagi pasien, wali mereka dan dokter.
Dampak yang lebih kecil ditunjukkan oleh pasien yang memulai pengobatan memantin, yang mengalami peningkatan signifikan baik dalam kemapuan nalar dan fungsi dibandingkan mereka yang mengonsumsi pil palsu. (ANTARA).