Bandarlampung (ANTARA) - Universitas Lampung (Unila) melakukan koordinasi lebih lanjut untuk mematangkan persiapan operasional Rumah Sakit Pendidikan Tingkat Nasional (RSPTN) Unila yang akan diresmikan pada Februari 2026.
Rektor Unila Prof Lusmeilia Afriani, DEA, IPM, ASEAN Eng dalam pernyataan di Bandarlampung, Jumat, menyampaikan koordinasi ini dibutuhkan mengingat operasional RSPTN harus berjalan sesuai standar yang ditetapkan di tingkat nasional.
"Koordinasi ini sangat penting. Kita memasuki tahap krusial, di mana persiapan dan pelaksanaan harus berjalan paralel untuk memastikan RSPTN siap beroperasi sesuai standar rumah sakit pendidikan utama,” ujarnya.
Rektor memastikan koordinasi berfokus pada kesiapan pengadaan peralatan kesehatan, perencanaan rekrutmen SDM, serta penyusunan mekanisme awal operasional RSPTN menuju status sebagai Rumah Sakit Pendidikan Utama.
Untuk mendukung keberadaan RSPTN, ia juga menargetkan pembukaan lima program studi spesialis pada tahun mendatang untuk memperkuat kapasitas pendidikan kedokteran dan pelayanan kesehatan di rumah sakit baru tersebut.
Ia pun menegaskan, pemilihan direktur rumah sakit tidak boleh keliru, karena pimpinan harus memiliki kapasitas manajerial kuat, memahami pembiayaan rumah sakit, serta mampu memastikan seluruh sistem berjalan sesuai regulasi.
"Semoga seluruh proses dari pengadaan hingga penyusunan sistem berjalan lancar. Kita ingin RSPTN Unila hadir sebagai rumah sakit pendidikan berkualitas, bermanfaat bagi masyarakat, dan menjadi kebanggaan Universitas Lampung," ujar Prof Lusmeilia.
Oleh karena itu, ia meminta agar SOP rekrutmen, SOP pelayanan, dan struktur manajemen disusun secara lengkap untuk menghindari hambatan operasional pada masa awal.
Dalam kesempatan yang sama, tim konsultan turut memaparkan kebutuhan tenaga rumah sakit yang akan disiapkan secara bertahap.
Rekrutmen tenaga medis dan keperawatan lainnya direncanakan berlangsung April hingga September 2026, dengan prioritas 176 SDM pertama akan menjalani pelatihan wajib sebelum rumah sakit dibuka untuk pelayanan.
Selain itu, pengadaan alat kesehatan akan berlangsung secara intensif dalam beberapa minggu mendatang. Seluruh proses harus mengikuti regulasi dan rekomendasi pihak pengawas agar tidak terjadi deviasi aturan.
RSPTN Unila diproyeksikan membutuhkan anggaran besar pada tiga tahun pertama operasional. Fakultas dan satuan kerja di lingkungan Unila akan turut memberikan dukungan alokasi sumber daya secara bertahap.
Dalam koordinasi kali ini turut hadir jajaran pimpinan universitas, perwakilan PMU, tim konsultan, serta para pihak terkait lainnya.