Bandarlampung (ANTARA) - Wisata safari malam di Taman Nasional Way Kambas (TNWK) Lampung jadi salah satu ekowisata yang memperkenalkan berbagai satwa yang dilindungi di area tersebut kepada masyarakat.
"Wisata safari malam di Way Kambas ini dapat melihat berbagai satwa yang ada di seputar kandang gajah dan di daerah tanah lapang yang ada di sebelah selatan kandang gajah. Tujuannya adalah memperkenalkan berbagai satwa yang ada di sini," Ketua Koperasi Wisata Gajah Alam Sejahtera Tanaman Nasional Way Kambas Tengku Dedi Surya di Lampung Timur, Senin.
Dengan melakukan kegiatan wisata safari malam, kata dia, wisatawan diajak untuk mengenal perilaku satwa nokturnal yang ada di area taman nasional tersebut, sekaligus melihat kegiatan gajah pada malam hari.
"Selama ini wisatawan hanya tahu di sini tempatnya pelestarian gajah, sehingga kami ingin mengedukasi masyarakat di sini banyak satwa dilindungi lain, seperti burung endemik atau migrasi dari luar negeri, ada kukang, tapir, rusa, macan dahan, dan berbagai jenis primata serta reptil," katanya.
Dia menjelaskan minat wisatawan belum banyak hadir karena baru dibuka pada 2024, Namun sudah mulai ada wisatawan yang mengikuti safari malam. Dengan rata-rata per bulan enam perjalanan wisata.
"Rata-rata perjalanan wisata baik dari wisatawan mancanegara ataupun lokal itu enam trip sebulan, namun untuk periode Juli-Agustus bisa 20-30 trip cukup ramai. Bahkan kalau wisatawan mancanegara sampai berhari-hari," ucap dia.
Menurut dia, biaya wisata yang harus dibayarkan oleh wisatawan untuk ikut serta wisata safari malam adalah Rp500 ribu per kelompok berisi empat orang.
"Biaya safari malam tadi di luar biaya penginapan, karena boleh mendirikan tenda di lokasi yang ditentukan, namun saat ini masih dipersiapkan untuk area toiletnya. Bila ingin di penginapan dapat menginap di desa-desa penyangga atau menggunakan camper van," ujar dia.
Ia melanjutkan masyarakat yang ingin berwisata edukasi di taman nasional dapat menghubungi administrasi Balai Taman Nasional Way Kambas di media sosial atau melalui koperasi wisata gajah.
"Biasanya di sini setelah bermain dengan gajah, kemudian melihat matahari terbenam, langsung safari malam. Perjalanannya di sekitar kandang sampai ke arah Desa Marga Ayu, ini jadi cara lain taman nasional juga untuk mengedukasi masyarakat agar menjaga habitat satwa liar yang ada di lingkungannya," kata Teuku Dedi Surya.
Baca juga: Balai TNWK dukung digelarnya kembali Festival Way Kambas
Baca juga: TNWK kelola wisata dengan pola interkoneksi
Baca juga: Menteri Kehutanan akan tambah peralatan dan dokter di Rumah Sakit Gajah