Bandarlampung (ANTARA) - Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Chusnunia Chalim (Nunik) mengajak semua pihak untuk menghentikan kekerasan berbasis gender di media sosial.

"Banyak tantangan yang begitu besar terkait perempuan, selain kesenjangan akses antara perempuan serta laki-laki, ada juga bias gender di dunia digital," ujar Chusnunia Chalim di Bandarlampung, Selasa.

Ia mengatakan tantangan kekerasan berbasis gender terhadap perempuan di media sosial semakin marak terjadi.

"Ada tantangan kekerasan terhadap perempuan, dan banyak yang mengalami ini termasuk kekerasan berbasis gender. Ini terjadi juga melalui aktivitas di media sosial seperti tindakan body shaming, dan komentar negatif," katanya.

Ia menjelaskan terkadang pun sering terjadi diskriminasi, sebab perempuan jarang mendapatkan apresiasi atas kerja keras dan prestasinya.

"Perempuan juga dianggap tidak pantas dan tidak mampu menjadi pemimpin. Ada stigma juga mendapatkan prestasi karena belas kasihan atau pemberian karena paras cantik, dan komentar negatif ini selalu banyak terlihat di media sosial. Sehingga kita hentikan kasus-kasus seperti ini," ucap dia.

Menurut dia, perempuan yang memiliki multi peran seharusnya mendapatkan apresiasi atas kerja kerasnya, dan tidak mendapatkan ujaran kebencian atas bentuk tubuhnya atau pencapaian kinerjanya.

"Peran perempuan di berbagai sektor sangat signifikan, mereka penggerak ekonomi, bahkan selain memastikan keluarga sehat perempuan harus mengatur semua. Maka komentar negatif, ujaran kebencian, body shaming dan berbagai kekerasan berbasis gender di media sosial harus dihentikan," tambahnya.

 

 

 

 



Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: DPR: Kekerasan berbasis gender di media sosial harus dihentikan

Pewarta : Ruth Intan Sozometa Kanafi
Editor : Agus Wira Sukarta
Copyright © ANTARA 2025