Jakarta (ANTARA) - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mencatat dividen sebesar Rp85,5 triliun di 2024, naik dibandingkan 2023 yang sebesar Rp81,2 triliun.

Menteri BUMN Erick Thohir mengapresiasi kinerja positif BUMN yang mampu meningkatkan setoran pendapatan pada negara.

Namun, Erick menegaskan, performa ini bisa semakin baik seiring dengan sejumlah upaya transformasi yang terus dilakukan BUMN.

"Saya yakin bahwa performa ini bisa semakin baik seiring dengan semangat BUMN untuk memaksimalkan potensi yang telah ada sekaligus mengeksplorasi peluang baru. Jadi, kuncinya tak hanya memanfaatkan sumber pendapatan yang telah eksis, tetapi juga mengeksplorasi dan berinovasi untuk membuka potensi pendapatan baru," ujar Erick melalui keterangan di Jakarta, Sabtu.

PT Bank Rakyat Indonesia mencatat setoran dividen terbesar dengan angka Rp25,7 triliun, diikuti Bank Mandiri (Rp17,1 triliun), Mind ID (Rp11,2 triliun), Pertamina (Rp9,3 triliun), Telkom (Rp9,2 triliun), BNI (Rp6,2 triliun), PLN (Rp3 triliun), Pupuk Indonesia (Rp1,2 triliun), Pelindo (Rp1 triliun), dan BTN (Rp420 miliar) sebagai 10 besar BUMN penyumbang deviden terbesar.

Dividen yang telah disetorkan BUMN per 7 November 2024 pada negara itu, telah meningkatkan pendapatan negara sehingga dari dividen BUMN tercapai 100 persen.

Kenaikan dividen ini menjadi suntikan positif bagi pemerintahan era Prabowo Subianto yang ingin menaikkan pemasukan negara di berbagai sektor. Kenaikan dividen ini juga membuktikan konsistensi peningkatan kinerja bisnis BUMN yang semakin baik, terutama pasca pandemi COVID-19.

Target dividen 2025 telah diputuskan sebesar Rp90 triliun. Kementerian BUMN optimistis dapat mencapai target tersebut jika memperhatikan kinerja BUMN sampai dengan November 2024 yang terus mencatat angka positif.


Pewarta : Maria Cicilia Galuh Prayudhia
Editor : Agus Wira Sukarta
Copyright © ANTARA 2024