Bandarlampung (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Lampung meminta masyarakat yang ada di daerahnya untuk mewaspadai terjadinya potensi bencana hidrometeorologi berupa banjir.
"Sebenarnya untuk bencana hidrometeorologi yang berpotensi terjadi di Provinsi Lampung ini beragam. Ada banjir bandang, banjir urban seperti yang terjadi di Kota Bandarlampung beberapa waktu lalu, dan banjir rob," kata Analis Bencana BPBD Provinsi Lampung Wahyu Hidayat saat dihubungi di Bandarlampung, Rabu.
Ia mengatakan menjelang akhir tahun potensi terjadinya banjir serta bencana hidrometeorologi sangat tinggi, sehingga membutuhkan langkah kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana banjir.
"Di peralihan musim seperti ini untuk bencana hidrometeorologi hampir semua kabupaten serta kota punya ancaman serta risiko yang sama. Sebab cuaca ekstrem ini bisa terjadi di mana saja dengan lokasi yang berpindah-pindah," katanya.
Dia pun meminta kepada masyarakat agar dapat lebih waspada terhadap potensi terjadinya banjir di daerahnya masing-masing. Serta dapat melakukan langkah pencegahan banjir yakni dengan membersihkan area aliran air agar tidak ada penyumbatan yang mengakibatkan air meluap.
"Di Provinsi Lampung ini, kabupaten dan kota yang memiliki potensi banjir tinggi ada di Kabupaten Lampung Timur, Tulang Bawang, Tulang Bawang Barat, Lampung Selatan dan Kota Bandarlampung," ucap dia.
Menurut dia, pihaknya pun telah bersiap dalam menangani berbagai potensi bencana alam akibat tingginya curah hujan di akhir tahun 2024, salah satunya banjir.
"Kami sudah menyiapkan langkah kesiapsiagaan untuk mengatasi ini, harapannya tidak ada dampak yang serius akibat terjadinya bencana banjir saat curah hujan tinggi ini," tambahnya.
Berdasarkan dokumen kajian risiko bencana Provinsi Lampung pada 2019-2024 yang disusun BPBD Provinsi Lampung dan Itera, luasan wilayah permukiman yang terpapar risiko banjir di Provinsi Lampung 14.218,47 hektare.
Dari total wilayah permukiman yang berisiko banjir di Provinsi Lampung itu, 8.707,20 hektare di antaranya masuk dalam kawasan berisiko rendah, 3.372,69 hektare dalam kawasan berisiko sedang, dan 2.138,57 hektare masuk dalam kawasan berisiko tinggi.
Dari hasil analisis potensi permukiman terpapar risiko banjir, wilayah dengan risiko terpapar terbesar ada di Kabupaten Tulang bawang dengan luasan 3.001 hektare, sedangkan wilayah permukiman dengan risiko terpapar banjir terkecil ada di Kabupaten Lampung Utara dengan luas 30,65 hektare.