Yokyakarta (ANTARA) - Rendahnya tingkat literasi di Indonesia, Dompet Dhuafa Yogyakarta menggulirkan program Sekolah Literat Berdaya (SERAYA) untuk tingkat sekolah dasar dan telah dilaunchingkan di sekolah SDN Pundong Bantul Yogyakarta pada Rabu, (13/12) dengan dihadiri oleh seluruh pengurus, guru sekolah dasar serta Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga.

Program SERAYA merupakan pendampingan sekolah untuk meningkatkan kualitas dalam kepemimpinan sekolah, sistem pembelajaran, budaya sekolah serta kecakapan literasi dan menciptakan ekosistem pembelajaran sehingga tercipta sekolah yang berdaya.

Program pendidikan ini untuk meningkatkan kualitas hidup melalui ilmu pengetahuan serta turut mendukung tercapainya SDGs ke 4 yaitu menjamin kualitas pendidikan yang adil, inklusif dan meningkatkan kesempatan belajar seumur hidup untuk semua.

Peluncuran program ini diawali dengan beberapa penampilan dari murid sekolah dasar seperti pembacaan ayat suci Al-Quran, pembacaan puisi dan tarian. Pemilihan SDN Pundong dan SD Muhammadiyah Geger Bantul ini sebagai awalan dari mulainya program SERAYA.

Edy Sutrisno selaku perwakilan Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga menjelaskan bahwa program SERAYA ini sejalan dengan program pemerintah, dimana mendukung serta memfasilitasi pendidikan yang lebih baik untuk mendukung terwujudnya Indonesia emas tahun 2045.

“Pekerjaan rumah bagi kita semua untuk mengoptimalkan program ini agar harapan terwujudnya Indonesia emas di tahun 2025 terwujud, semoga dengan ini para murid benar benar menjadi generasi yang literat menjadi anak yang cerdas dan berakhlak kharimah,” ujar Edy Sutrisno.

Kemudian Bambang Edi Prasetiyo selaku Manager Program Dompet Dhuafa Yogyakarta menambahkan, bahwa tujuan adanya progam ini adalah sebagai upaya ikut serta dalam mendukung program pemerintah, yaitu untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia akhususnya di area Bantul.

“Data PISA (Programme for International Student Assessment) tahun 2023 menunjukkan bahwa Indonesia menduduki peringkat ke 68 dari 81 negara peserta, utama permasalahan dalam dunia pendidikan ini adalah kurangnya fasilitas media belajar maupun pengajaran literasi dalam hal kecakapan literasi science maupun literasi numerik, jadi semoga dengan adanya program ini dapat memberikan manfaat besar untuk sekolah serta adik-adik murid, sehingga terwujud Indonesia emas pada tahun 2045 nanti” tandas Bambang.

 

Pewarta : Muklasin
Editor : Agus Wira Sukarta
Copyright © ANTARA 2024