Bandarlampung (ANTARA) - Universitas Lampung (Unila) menyelenggarakan Lokakarya Pengembangan Rencana Bisnis Laboratorium Program Revitalisasi Perguruan Tinggi Negeri (PRPTN) tahun anggaran 2024. Kegiatan berlangsung di Ballroom Hotel Emersia, Bandarlampung, beberapa waktu lalu.
Penyelenggara lokakarya menghadirkan dua narasumber dari Universitas Gadjah Mada (UGM), yakni Kepala LPPT Prof. Dr. Eng. Yusril Yusuf, dan Koordinator Bidang Ilmu Kimia dan Teknologi Material Fungsional dan Kalibrasi Dr. Taufik Abdillah Natsir, yang berbagi pengetahuan mengenai pengelolaan laboratorium.
Keduanya memberikan pemaparan tentang pengembangan rencana bisnis laboratorium dan penyusunan proses rencana bisnis serta marketplace laboratorium. Usai sesi materi, kegiatan dilanjutkan dengan pendampingan penyusunan dan presentasi rencana bisnis yang telah disusun para peserta.
Peserta lokakarya terdiri dari kepala laboratorium, kepala divisi, serta teknisi dari berbagai laboratorium di Unila, seperti Laboratorium Analitik dan Instrumental FMIPA, Laboratorium Kimia Organik FMIPA, Laboratorium Biokimia FMIPA, hingga laboratorium di Fakultas Teknik (FT).
Perwakilan dari UPT Laboratorium Terpadu dan Sentra Inovasi Teknologi (LTSIT), UPT Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), serta Tim Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) juga turut hadir.
Ketua PRPTN Prof. Dr. Mahrinasari, dalam laporannya menyampaikan, lokakarya ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan PRPTN yang bertujuan untuk meningkatkan manajemen laboratorium di Unila.
“Kami berharap semua pengelola laboratorium di Unila mendapatkan wawasan tentang bagaimana menyusun rencana bisnis yang aplikatif, sederhana, namun mampu menghasilkan banyak income generating,” jelasnya.
Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerja Sama, dan TIK Unila, Dr. Ayi Ahadiat, saat membuka acara menegaskan pentingnya kolaborasi dengan UGM dalam mengembangkan layanan laboratorium di Unila.
“Manajemen layanan laboratorium akan memiliki role model yang baik dari UGM. Program PRPTN ini adalah kendaraan Unila menuju status Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH),” ujar Ayi.
Ia juga menambahkan, laboratorium di Unila saat ini belum sepenuhnya menghasilkan income generating, sehingga diperlukan perumusan strategi yang tepat, mencakup aspek pemasaran, sumber daya manusia, operasional, serta dukungan teknologi informasi.
Lokakarya ini diharapkan dapat memberikan inspirasi bagi seluruh laboratorium di kampus setempat. Kegiatan turut dihadiri para dekan, wakil dekan bidang akademik dan kerja sama, wakil dekan bidang umum dan keuangan, Kepala UPT LTSIT, Ketua TPST, dan tim PRPTN di Unila.