Jakarta (ANTARA) - Pelatih Arsenal, Mikel Arteta "kagum" dengan keputusan wasit Chris Kavanagh yang mengganjar gelandang Declan Rice dengan kartu merah atas insiden yang melibatkannya dengan bek Brighton, Joe Vetlman.

Dalam tendangan bebas pada menit ke-49 yang diberikan untuk Brighton, Joe Vetlman yang menjadi algojo melepaskan tendangan cepat namun mengenai Rice yang tak sengaja menghalangi arah bola.

"Saya merasa takjub. Takjub dan kagum karena betapa tidak konsistennya keputusan. Di babak pertama, ada dua insiden dan tidak ada yang terjadi. Kemudian, di area yang tidak kritis, bola mengenai Declan, dia berbalik, tidak melihat pemain datang dan menyentuh bola," kata Mikel Arteta dilansir dari laman Arsenal, Sabtu.

"Secara hukum, dia dapat membuat panggilan itu, tetapi menurut hukum maka dia perlu membuat panggilan berikutnya yang merupakan kartu merah. Jadi kami bermain 10 lawan 11. Ini membuat saya takjub, pada level ini," imbuh pelatih asal Spanyol tersebut.

Rice yang telah menerima kartu kuning sebelumnya, dianggap oleh wasit Chris Kavanagh melakukan pelanggaran karena menghalangi Joe Vetlamn. Tanpa melihat tayangan ulang, Kavanagh langsung mengambil kartu kuning kedua dan memberikan kartu merah untuk Rice.

Berstatus sebagai tuan rumah, The Gunners akhirnya hanya mampu mengamankan satu poin usai Brighton mampu menahan seri dengan skor 1-1 pada pertandingan yang berlangsung Stadion Emirates, London, Sabtu.

Arsenal sebenarnya sempat unggul terlebih dahulu lewat gol Kai Havertz pada menit ke-38, namun pada babak kedua Joao Pedro dapat menyamankan kedudukan di menit ke-58.

"Ini adalah sore yang sangat emosional, pasti. Kami memulai pertandingan dengan sangat baik, menciptakan tiga atau empat peluang yang tidak kami konversi menjadi gol. Setelah itu kami memiliki periode dengan beberapa masalah, terutama dengan bola dan kami tidak memiliki dominasi dalam periode itu," ujar Arteta.



Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Arteta "kagum" dengan keputusan wasit yang mengganjar Rice kartu merah

Pewarta : Fajar Satriyo
Editor : Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2024