Palembang (ANTARA) - PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) Palembang mengoptimalkan penyaluran pupuk subsidi untuk para petani hingga akhir tahun 2024.
Direktur Utama Pusri Daconi Khotob di Palembang, Kamis, mengatakan sebelumnya untuk mengoptimalkan ketersediaan pupuk, pemerintah telah menambah alokasi pupuk bersubsidi menjadi 9,55 juta ton dari yang sebelumnya sebesar 4,75 ton. Penambahan alokasi subsidi ini ditujukan kepada empat jenis pupuk yaitu Urea, NPK, NPK Formula Khusus dan Pupuk Organik.
Sedangkan, secara nasional stok pupuk bersubsidi per tanggal 21 Agustus 2024 tercatat sebesar 1.220.283 ton atau mencapai 263 persen. Dengan rinciannya urea yaitu sebesar 683.930 ton, NPK sebesar 522.501 ton dan NPK Formula sebesar 13.852 ton. Seluruh stok ini dapat dimanfaatkan petani yang telah terdaftar di Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK).
Untuk wilayah Sumatera Selatan total stok pupuk bersubsidi yang disediakan Pusri yaitu 20.796 ton atau 179 persen dari ketentuan stok minimum. Dengan rincian urea sebesar 10.395 ton. NPK sebesar 10.393 ton dan NPK Formula 8 ton.
Realisasi penyaluran pupuk bersubsidi Pusri sudah melampaui target yaitu sebesar 141 persen jika dibandingkan Kepmentan Nomor 744 dan telah mencapai 90 persen dari Kepementan Nomor 249 yaitu tentang tata cara penetapan alokasi dan harga eceran pupuk bersubsidi sektor pertanian.
“Untuk mengoptimalkan penyaluran pupuk bersubsidi sampai akhir tahun 2024, Pupuk Indonesia selaku holding juga mewajibkan seluruh distributor untuk memastikan seluruh kios binannya mampu dan memahami sistem yang digunakan dalam penyaluran pupuk bersubsidi menggunakan kartu tani ataupun i-Pubers," kata dia.
Sementara itu, Wakil Menteri Pertanian Sudaryono mengajak semua pihak untuk dapat terlibat dalam meningkatkan produktivitas pangan, serta memonitor distribusi dan berbagai kendala yang timbul di lapangan terutama yang menyangkut ketersediaan pupuk.
“Yang kita lakukan ini menyangkut kebutuhan ratusan juta rakyat, maka setiap kendala harus dicarikan solusinya," katanya.
Kedepannya Pusri dapat terus melaksanakan revitalisasi, upgrading alat-alat, efisiensi dengan harapan dapat menghasilkan pupuk yang berkualitas dan terjangkau, kata Sudaryono.
Direktur Utama Pusri Daconi Khotob di Palembang, Kamis, mengatakan sebelumnya untuk mengoptimalkan ketersediaan pupuk, pemerintah telah menambah alokasi pupuk bersubsidi menjadi 9,55 juta ton dari yang sebelumnya sebesar 4,75 ton. Penambahan alokasi subsidi ini ditujukan kepada empat jenis pupuk yaitu Urea, NPK, NPK Formula Khusus dan Pupuk Organik.
Sedangkan, secara nasional stok pupuk bersubsidi per tanggal 21 Agustus 2024 tercatat sebesar 1.220.283 ton atau mencapai 263 persen. Dengan rinciannya urea yaitu sebesar 683.930 ton, NPK sebesar 522.501 ton dan NPK Formula sebesar 13.852 ton. Seluruh stok ini dapat dimanfaatkan petani yang telah terdaftar di Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK).
Untuk wilayah Sumatera Selatan total stok pupuk bersubsidi yang disediakan Pusri yaitu 20.796 ton atau 179 persen dari ketentuan stok minimum. Dengan rincian urea sebesar 10.395 ton. NPK sebesar 10.393 ton dan NPK Formula 8 ton.
Realisasi penyaluran pupuk bersubsidi Pusri sudah melampaui target yaitu sebesar 141 persen jika dibandingkan Kepmentan Nomor 744 dan telah mencapai 90 persen dari Kepementan Nomor 249 yaitu tentang tata cara penetapan alokasi dan harga eceran pupuk bersubsidi sektor pertanian.
“Untuk mengoptimalkan penyaluran pupuk bersubsidi sampai akhir tahun 2024, Pupuk Indonesia selaku holding juga mewajibkan seluruh distributor untuk memastikan seluruh kios binannya mampu dan memahami sistem yang digunakan dalam penyaluran pupuk bersubsidi menggunakan kartu tani ataupun i-Pubers," kata dia.
Sementara itu, Wakil Menteri Pertanian Sudaryono mengajak semua pihak untuk dapat terlibat dalam meningkatkan produktivitas pangan, serta memonitor distribusi dan berbagai kendala yang timbul di lapangan terutama yang menyangkut ketersediaan pupuk.
“Yang kita lakukan ini menyangkut kebutuhan ratusan juta rakyat, maka setiap kendala harus dicarikan solusinya," katanya.
Kedepannya Pusri dapat terus melaksanakan revitalisasi, upgrading alat-alat, efisiensi dengan harapan dapat menghasilkan pupuk yang berkualitas dan terjangkau, kata Sudaryono.