Bandarlampung (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung menyatakan bahwa adanya upaya promosi investasi kopi robusta Lampung dapat mendekatkan industri ke pusat produksi dan produsen komoditas tersebut.
Baca juga: Mengenal komoditas kopi dan kebudayaan di Lampung Barat
Baca juga: Mentan apresiasi penerapan sambung pucuk kopi oleh petani di Lampung Barat
Baca juga: Jokowi minta produksi kopi per hektare harus naik
"Sebenarnya selama ini untuk kopi robusta Lampung Barat merupakan komoditas ekspor dari berbagai macam kualitas, dan dengan mendekatkan industri ke pusat produksi itu perlu peran besar dari kegiatan promosi investasi," ujar Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Lampung Elvira Ummihani di Bandarlampung, Senin.
Ia mengatakan dengan kegiatan promosi investasi yang dilakukan pemerintah serta pihak terkait, maka akan menarik minat investor untuk hadir secara langsung ke pusat produksi kopi robusta di Kabupaten Lampung Barat dan menggeliatkan hilirisasi komoditas unggulan Lampung tersebut.
"Karena investasi ini adalah bisnis tentu calon investor akan berhitung sejauh mana Kabupaten Lampung Barat akan layak dijadikan fokus investasi. Jadi peranan promosi investasi sangatlah penting dan kami akan promosikan itu semaksimal mungkin," katanya.
Ia menjelaskan di Provinsi Lampung untuk kegiatan hilirisasi hampir sepenuhnya dilakukan oleh usaha mikro kecil menengah (UMKM).
"Memang di Lampung hilirisasi masih banyak dilakukan oleh UMKM, dan tindak lanjut dari kedatangan Presiden ke Lampung Barat, Pj Bupati Lampung Barat sudah mengusulkan permohonan untuk alat penunjang hilirisasi," ucap dia.
Ia mengharapkan kegiatan hilirisasi tersebut pun akan menarik minat investor, sembari UMKM tetap melakukan hilirisasi komoditas kopi robusta untuk meningkatkan nilai tambah produk kopi Lampung.
"Harapannya dengan hilirisasi yang dilakukan oleh UMKM, kelompok tani atau kelompok wanita tani akan meningkatkan nilai tambah bagi petani. Sehingga petani bisa dapat nilai tambah dari proses hilirisasi itu sambil kami mengupayakan promosi peluang investasi disana," tambahnya.
Menurut dia, selain membuka peluang investor swasta masuk melakukan hilirisasi serta mendekatkan industri pengelolaan kopi di pusat produksi di Lampung Barat. BUMD setempat pun memiliki peran penting untuk mengelola komoditas kopi robusta itu.
"Peran BUMD ini penting, dan di Lampung Barat sudah ada BUMD nya tinggal dikembangkan saja. Kalau dari segi investasi, BUMD, dan UMKM bisa berjalan bersinergi dengan baik maka hilirisasi ini bisa berjalan dengan sempurna meningkatkan ekonomi daerah serta kesejahteraan petani kopi robusta," tambahnya.
Diketahui dalam kunjungannya beberapa waktu lalu Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo meminta agar produktivitas lahan kopi di Indonesia termasuk di Kabupaten Lampung Barat per hektarenya dapat terus meningkat.
Dan meminta semua komoditas perkebunan dan pertanian harus masuk dalam industrialisasi serta hilirisasi untuk meningkatkan nilai jual komoditas.
Provinsi Lampung saat ini berada di posisi kedua sebagai daerah penghasil kopi secara nasional dengan luas perkebunan mencapai 155.165 hektare. Sedangkan produksi kopinya rata-rata didominasi oleh kopi robusta dengan total jumlahnya mencapai 108.069 ton.
Ia mengatakan dengan kegiatan promosi investasi yang dilakukan pemerintah serta pihak terkait, maka akan menarik minat investor untuk hadir secara langsung ke pusat produksi kopi robusta di Kabupaten Lampung Barat dan menggeliatkan hilirisasi komoditas unggulan Lampung tersebut.
"Karena investasi ini adalah bisnis tentu calon investor akan berhitung sejauh mana Kabupaten Lampung Barat akan layak dijadikan fokus investasi. Jadi peranan promosi investasi sangatlah penting dan kami akan promosikan itu semaksimal mungkin," katanya.
Ia menjelaskan di Provinsi Lampung untuk kegiatan hilirisasi hampir sepenuhnya dilakukan oleh usaha mikro kecil menengah (UMKM).
"Memang di Lampung hilirisasi masih banyak dilakukan oleh UMKM, dan tindak lanjut dari kedatangan Presiden ke Lampung Barat, Pj Bupati Lampung Barat sudah mengusulkan permohonan untuk alat penunjang hilirisasi," ucap dia.
Ia mengharapkan kegiatan hilirisasi tersebut pun akan menarik minat investor, sembari UMKM tetap melakukan hilirisasi komoditas kopi robusta untuk meningkatkan nilai tambah produk kopi Lampung.
"Harapannya dengan hilirisasi yang dilakukan oleh UMKM, kelompok tani atau kelompok wanita tani akan meningkatkan nilai tambah bagi petani. Sehingga petani bisa dapat nilai tambah dari proses hilirisasi itu sambil kami mengupayakan promosi peluang investasi disana," tambahnya.
Menurut dia, selain membuka peluang investor swasta masuk melakukan hilirisasi serta mendekatkan industri pengelolaan kopi di pusat produksi di Lampung Barat. BUMD setempat pun memiliki peran penting untuk mengelola komoditas kopi robusta itu.
"Peran BUMD ini penting, dan di Lampung Barat sudah ada BUMD nya tinggal dikembangkan saja. Kalau dari segi investasi, BUMD, dan UMKM bisa berjalan bersinergi dengan baik maka hilirisasi ini bisa berjalan dengan sempurna meningkatkan ekonomi daerah serta kesejahteraan petani kopi robusta," tambahnya.
Diketahui dalam kunjungannya beberapa waktu lalu Presiden Republik Indonesia (RI) Joko Widodo meminta agar produktivitas lahan kopi di Indonesia termasuk di Kabupaten Lampung Barat per hektarenya dapat terus meningkat.
Dan meminta semua komoditas perkebunan dan pertanian harus masuk dalam industrialisasi serta hilirisasi untuk meningkatkan nilai jual komoditas.
Provinsi Lampung saat ini berada di posisi kedua sebagai daerah penghasil kopi secara nasional dengan luas perkebunan mencapai 155.165 hektare. Sedangkan produksi kopinya rata-rata didominasi oleh kopi robusta dengan total jumlahnya mencapai 108.069 ton.
Baca juga: Mengenal komoditas kopi dan kebudayaan di Lampung Barat
Baca juga: Mentan apresiasi penerapan sambung pucuk kopi oleh petani di Lampung Barat
Baca juga: Jokowi minta produksi kopi per hektare harus naik