Bandarlampung (ANTARA) -
Ketua Presidium Wanita Katolik RI DPD Lampung Elisabeth Sri Puryanti, berharap kepada Pemerintah Provinsi Lampung agar lebih lagi dilibatkan dalam program-program kesejahteraan masyarakat, terurama perempuan dan anak.
“Kami juga pesan kepada Penjabat Gubernur dalam hal ini Dinas PPPA Provinsi Lampung dan Ketua BKOW Provinsi Lampung gandenganlah kami para Wanita Katolik RI," kàta dia, di Bandarlampung, Jumat.
Ia mengatakan siap untuk melaksanakan tugas-tugas baik pemerintahan, organisasi, dalam hal ini khususnya untuk kesejahteraan, kesehatan, keselamatan perempuan dan anak.
Menurutnya, ini memang tugas utama wanita katolik selain untuk kesejahteraan masyarakat secara umum.
Sementara itu Uskup Tanjungkarang Mgr. Vinsensius Setiawan Triatmojo meminta kepada Wanita Katolik RI DPD Lampung untuk lebih gigih berperan di dalam masyarakat.
“Dengan tema yang sebetulnya sangat berat dan harus kita tuntut dari WKRI suapaya bisa membuktikannya dan karena WKRI ada untuk masyarakat maka di dalam Gereja Katolik ini adalah bagian dari karya eksternal atau karya keluar," ujarnya.
Menurutnya, dalam gereja ada dua karya, karya internal dan karya eksternal, yang internal ambil bagian dalam ajaran kemudian liturgi atau ibadah, kemudian juga paguyuban atau persekutuan. Sedangkan karya yang keluar atau eksternal adalah karya diakonia, pelayanan dan juga karya kesaksian.
“Maka silahkan dimanfaatkan WKRI DPD Lampung untuk berkiprah dan berkarya di Bumi Lampung ini kepada masyarakat di bidang-bidang yang dihidupi oleh katakanlah WKRI sebagai organisasi, tetapi juga bisa dilakukan dalam bentuk yang praktis yang bisa dilakukan katakanlah kerjakan bersama,” ujar Mgr. Avien, begitu panggilan Uskup Tanjungkarang.
Mgr. Avien memberikan contoh konkret gerakan yang dilakukan Wanita Katolik RI di Palembang, Sumatera Selatan yang dapat menjadi contoh.
Ia menyebutkan di Palembang sekarang ada satu karya yang dilakukan oleh WKRI kerja sama dengan kelompok relawan yang namanya dapur umum, itu memberikan makan dengan harga murah atau katakanlah secara gratis kepada masyarakat yang membutuhkan, mereka yang kemudian punya penghasilan di bawah rata-rata, mereka juga yang menjadi gelandangan atau para yang meminta-minta, yang semuanya juga ada banyak di Bandarlampung ini.
“Maka kalau bisa WKRI nanti bisa kerja sama dengan organisasi yang lain sebagai bentuk dan upaya untuk membangun kesejahteraan bersama, saya kira itu sesuatu yang sangat luar biasa yang bisa dilakukan di Bandarlampung ini dan mungkin juga di DPC-DPC Wanita Katolik yang lain. Kota itu biasanya ada banyak orang yang tersingkir karena kalah dalam persaingan hidup dan juga tidak punya pekerjaan yang tetap, dan seterusnya. Maka itu kita bisa kerja sama supaya mereka yang kekurangan ini bisa kita tolong,” tandasnya.
Uskup Tanjungkarang ini meminta Wanita Katolik RI di Provinsi Lampung untuk lebih lagi bekerja sama dengan berbagai elemen masyarakat baik organisasi formal maupun informal untuk mewujudkan program kerja.
“Kita harus sinergi melibatkan kalau bisa sebanyak mungkin orang, dibentuknya organisasi itu memudahkan kita untuk melakukan kerja sama, memudahkan kita untuk saling bernegosiasi, kemudian bersinergi untuk melakukan sesuatu yang baik," jelasnya.
“Gereja Katolik dengan prinsip 100 persen katolik, 100 persen Indonesia di sana juga ada karya internal dan karya eksternal itu dimaksudkan selalu ada untuk kesejahteraan bersama, untuk kebaikan bersama, maka Gereja ada jika untuk kesejahteraan umum, untuk masyarakat. Jadi pas WKRI juga mengatakan yang sama, menjanjikan yang sama. Mari kita wujudkan secara bersama-sama. Nah kalau WKRI kemudian bisa mengundang saudara-saudari dari berbagai elemen masyarakat mungkin itu sebagai tanda bahwa WKRI juga ada di mana-mana, maka itu bisa dimanfaatkan kapanpun dan dimanapun,” tandas Uskup Tanjungkarang.
Sementara perayaan Syukur Wanita Katolik Republik Indonesia (RI) ke-100 yang diselenggarakan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Lampung berjalan sukses. Acara yang dipusatkan di GSG Xaverius Wayhalim diawali dengan Perayaan Ekaristi yang dipimpin langsung oleh Uskup Tanjungkarang Mgr. Vinsensius Setiawan Triatmojo.
Ketua Presidium Wanita Katolik RI DPD Lampung Elisabeth Sri Puryanti, M.Pd., dalam acara seremonial mengajak seluruh hadirin yang hadir untuk menyampaikan rasa syukur atas 100 tahun Wanita Katolik RI.
“Dalam suasana yang penuh sukacita ini kami mengajak seluruh pengurus dan anggota organisasi Wanita Katolik Republik Indonesia yang lahir pada tahun 1924 maka pada sekarang usia 100 tahun, begitu besar keprihatinan para leluhur kita khususnya ibu Sulastri dan kawan-kawan pada saat itu membentuk organisasi yang kita cintai ini dengan segala upaya meningkatkan martabat perempuan dan anak juga bersinergi dengan organisasi-organisasi lain,” ucap Elis, begitu Elisabeth Sri Puryanti akrab disapa.
Ketua Presidium Wanita Katolik RI DPD Lampung Elisabeth Sri Puryanti, berharap kepada Pemerintah Provinsi Lampung agar lebih lagi dilibatkan dalam program-program kesejahteraan masyarakat, terurama perempuan dan anak.
“Kami juga pesan kepada Penjabat Gubernur dalam hal ini Dinas PPPA Provinsi Lampung dan Ketua BKOW Provinsi Lampung gandenganlah kami para Wanita Katolik RI," kàta dia, di Bandarlampung, Jumat.
Ia mengatakan siap untuk melaksanakan tugas-tugas baik pemerintahan, organisasi, dalam hal ini khususnya untuk kesejahteraan, kesehatan, keselamatan perempuan dan anak.
Menurutnya, ini memang tugas utama wanita katolik selain untuk kesejahteraan masyarakat secara umum.
Sementara itu Uskup Tanjungkarang Mgr. Vinsensius Setiawan Triatmojo meminta kepada Wanita Katolik RI DPD Lampung untuk lebih gigih berperan di dalam masyarakat.
“Dengan tema yang sebetulnya sangat berat dan harus kita tuntut dari WKRI suapaya bisa membuktikannya dan karena WKRI ada untuk masyarakat maka di dalam Gereja Katolik ini adalah bagian dari karya eksternal atau karya keluar," ujarnya.
Menurutnya, dalam gereja ada dua karya, karya internal dan karya eksternal, yang internal ambil bagian dalam ajaran kemudian liturgi atau ibadah, kemudian juga paguyuban atau persekutuan. Sedangkan karya yang keluar atau eksternal adalah karya diakonia, pelayanan dan juga karya kesaksian.
“Maka silahkan dimanfaatkan WKRI DPD Lampung untuk berkiprah dan berkarya di Bumi Lampung ini kepada masyarakat di bidang-bidang yang dihidupi oleh katakanlah WKRI sebagai organisasi, tetapi juga bisa dilakukan dalam bentuk yang praktis yang bisa dilakukan katakanlah kerjakan bersama,” ujar Mgr. Avien, begitu panggilan Uskup Tanjungkarang.
Mgr. Avien memberikan contoh konkret gerakan yang dilakukan Wanita Katolik RI di Palembang, Sumatera Selatan yang dapat menjadi contoh.
Ia menyebutkan di Palembang sekarang ada satu karya yang dilakukan oleh WKRI kerja sama dengan kelompok relawan yang namanya dapur umum, itu memberikan makan dengan harga murah atau katakanlah secara gratis kepada masyarakat yang membutuhkan, mereka yang kemudian punya penghasilan di bawah rata-rata, mereka juga yang menjadi gelandangan atau para yang meminta-minta, yang semuanya juga ada banyak di Bandarlampung ini.
“Maka kalau bisa WKRI nanti bisa kerja sama dengan organisasi yang lain sebagai bentuk dan upaya untuk membangun kesejahteraan bersama, saya kira itu sesuatu yang sangat luar biasa yang bisa dilakukan di Bandarlampung ini dan mungkin juga di DPC-DPC Wanita Katolik yang lain. Kota itu biasanya ada banyak orang yang tersingkir karena kalah dalam persaingan hidup dan juga tidak punya pekerjaan yang tetap, dan seterusnya. Maka itu kita bisa kerja sama supaya mereka yang kekurangan ini bisa kita tolong,” tandasnya.
Uskup Tanjungkarang ini meminta Wanita Katolik RI di Provinsi Lampung untuk lebih lagi bekerja sama dengan berbagai elemen masyarakat baik organisasi formal maupun informal untuk mewujudkan program kerja.
“Kita harus sinergi melibatkan kalau bisa sebanyak mungkin orang, dibentuknya organisasi itu memudahkan kita untuk melakukan kerja sama, memudahkan kita untuk saling bernegosiasi, kemudian bersinergi untuk melakukan sesuatu yang baik," jelasnya.
“Gereja Katolik dengan prinsip 100 persen katolik, 100 persen Indonesia di sana juga ada karya internal dan karya eksternal itu dimaksudkan selalu ada untuk kesejahteraan bersama, untuk kebaikan bersama, maka Gereja ada jika untuk kesejahteraan umum, untuk masyarakat. Jadi pas WKRI juga mengatakan yang sama, menjanjikan yang sama. Mari kita wujudkan secara bersama-sama. Nah kalau WKRI kemudian bisa mengundang saudara-saudari dari berbagai elemen masyarakat mungkin itu sebagai tanda bahwa WKRI juga ada di mana-mana, maka itu bisa dimanfaatkan kapanpun dan dimanapun,” tandas Uskup Tanjungkarang.
Sementara perayaan Syukur Wanita Katolik Republik Indonesia (RI) ke-100 yang diselenggarakan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Lampung berjalan sukses. Acara yang dipusatkan di GSG Xaverius Wayhalim diawali dengan Perayaan Ekaristi yang dipimpin langsung oleh Uskup Tanjungkarang Mgr. Vinsensius Setiawan Triatmojo.
Ketua Presidium Wanita Katolik RI DPD Lampung Elisabeth Sri Puryanti, M.Pd., dalam acara seremonial mengajak seluruh hadirin yang hadir untuk menyampaikan rasa syukur atas 100 tahun Wanita Katolik RI.
“Dalam suasana yang penuh sukacita ini kami mengajak seluruh pengurus dan anggota organisasi Wanita Katolik Republik Indonesia yang lahir pada tahun 1924 maka pada sekarang usia 100 tahun, begitu besar keprihatinan para leluhur kita khususnya ibu Sulastri dan kawan-kawan pada saat itu membentuk organisasi yang kita cintai ini dengan segala upaya meningkatkan martabat perempuan dan anak juga bersinergi dengan organisasi-organisasi lain,” ucap Elis, begitu Elisabeth Sri Puryanti akrab disapa.