Bandarlampung (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung menyatakan dengan adanya pemberian beasiswa bagi anak petani di daerahnya menjadi upaya untuk menumbuhkan petani milenial di Lampung.
"Pemerintah Provinsi Lampung sejak beberapa tahun lalu sudah bekerja sama dengan Politeknik Negeri Lampung (Polinela) memberikan beasiswa kepada anak petani di 15 kabupaten dan kota di Provinsi Lampung," ujar Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura (KPTPH) Provinsi Lampung Bani Ispriyanto di Bandarlampung, Jumat.
Ia mengatakan melalui pemberian beasiswa bagi anak-anak petani di daerahnya, selain untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di bidang pertanian juga sebagai upaya untuk menumbuhkan jumlah petani milenial di daerahnya.
"Dengan memberikan beasiswa ke anak-anak petani diharapkan setelah mereka lulus dari Polinela dapat kembali ke desa. Sehingga dengan kerja sama ini mereka tidak berharap pergi kerja di kota, tapi bisa mengimplementasikan kembali ilmu yang diperoleh untuk mengembangkan pertanian di kampung halaman bahkan menjadi petani milenial visioner membangun desa," ucap dia.
Dia menjelaskan saat ini belum terlalu banyak generasi muda yang memiliki kesadaran mengembangkan sektor pertanian, salah satunya untuk menjadi petani milenial, sehingga upaya mendorong melalui beasiswa dirasa tepat untuk memberi wawasan akan pentingnya regenerasi di sektor pertanian.
"Anak-anak penerima beasiswa yang sudah lulus ini banyak yang sudah jadi penyuluh pertanian mandiri di kabupaten. Kemudian ada yang menjadi PPPK di bidang pertanian bahkan ada yang sudah terjun menjadi petani memajukan sekaligus membangun kesejahteraan kampungnya," katanya.
Selain memberikan beasiswa kepada anak-anak petani yang programnya sudah dilakukan sejak 2007 silam, pemerintah daerah juga tengah mengembangkan smart farming atau pengelolaan lahan pertanian dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi yang dapat dimanfaatkan oleh para petani milenial.
"Di daerah Tegineneng Kabupaten Pesawaran sebenarnya ada satu desa yang anak mudanya berusia 25 tahunan, mengembangkan sektor pertanian meski bukan dari jurusan pertanian. Mereka pun bersepakat tidak keluar dari desa untuk mengembangkan lahan di desa. Hal seperti ini nanti akan didukung pemerintah melalui pengembangan smart farming karena anak muda lebih dekat dengan teknologi," ujar dia.
Menurut dia, pemerintah daerah saat ini masih dalam proses merintis penerapan smart farming dengan bekerja sama dengan Balai Pelatihan Pertanian Lampung yang telah memiliki kebun percobaan yang sudah menerapkan kecanggihan teknologi untuk segala pengaturan pupuk serta pengendalian hama.
"Smart farming ini sangat dekat dengan petani milenial, dan dengan menerapkan ini semua akan lebih efisien dan cermat terutama dari segi tenaga kerja, pengendalian hama, pemberian pupuk. Kalau semua ini tidak dimulai sekarang mau kapan lagi untuk menjaga Lampung sebagai lumbung pangan," ucapnya.*