Sitobondo (ANTARA) - Peningkatan daya beli masyarakat di Situbondo, Jawa Timur, akibat musim panen tebu turut mempengaruhi permintaan hewan kurban serta mendongkrak ekonomi sentra ternak Dompet Dhuafa di wilayah Jawa bagian timur. 

Artijo, salah satu peternak dari kelompok Kembeng Makmur di Desa Awar-awar, Kecamatan Asembagus, Situbondo mengatakan, saat ini pekurban dari Dompet Dhuafa sudah menyerap 60 persen dari ketersediaan ternak yang ada.

"Alhamdulillah pada Idul Adha tahun ini juga bersamaan dengan panen tebu, sehingga ekonomi masyarakat di sekitar juga membaik. Hal ini cukup berpengaruh terhadap permintaan hewan kurban pada kami," katanya beberapa waktu lalu

Artijo mengatakan mayoritas masyarakat di wilayah Situbondo banyak mengandalkan hasil tani salah satunya sektor tebu. Ketika panen dan hasil melimpah, maka ekonomi secara langsung akan terdongkrak. Selain itu, harga tebu yang stabil juga mempengaruhi daya beli masyarakat dalam berkurban.

Pada tahun ini, kelompok Kembeng Makmur berhasil dengan ternak mencapai 500 ekor doka (domba dan kambing). Selain itu, kelompok Kembeng Makmur juga menciptakan saluran pipanisasi berupa kotoran hewan untuk disalurkan ke sentra-sentra pertanian yang berada di sekitar kandang ternak sebagai bagian penyuplai pupuk organik. 

"Kami bersyukur hasil panen yang melimpah dan harga tebu yang stabil membuat kami bisa berkurban hari ini, meskipun mendadak dalam pembelian hewan kurban, namun tidak mengurangi niat kami untuk berkurban," ujar Mulia, pembeli hewan kurban yang datang langsung ke kandang.

Berita kerja sama

 

Pewarta : Muklasin
Editor : Satyagraha
Copyright © ANTARA 2024