Bandarlampung (ANTARA) - Sineas Lampung Rizqon Agustia Fahsa mengatakan bahwa karya-karya film dari sutradara lokal masih sulit untuk menembus pasar perfilman nasional karena kendala promosi.
"Kami akui, sineas lokal sangat kesulitan untuk bersaing di kancah perfilman nasional. Sebab Industri film nasional didominasi oleh film-film bermodal besar yang diproduksi oleh rumah produksi raksasa," kata Sutradara film “Patok Tenda Raimuna” di Bandarlampung, Selasa.
Menurut dia, terdapat sebuah kapitalisme industri perfilman Indonesia, sehingga membuat sineas lokal yang memiliki modal kecil dan independen kesulitan untuk menembus pasar film nasional melalui bioskop.
"Untuk film 'Patok Tenfa Raimuna' saja hingga kini, kami masih belum dapat kepastian kapan tanggal tayangnya di bioskop, padahal sudah mengajukannya satu bulan lalu," kata dia.
Rizqon pun mengungkapkan bahwa film 'Patok Tenda Raimuna' yang digarapnya bersama Rumah Produksi Genia Visinema telah sudah mengantongi izin dari Lembaga Sensor Film (LSF) Indonesia.
"Bahkan, kami sudah memenuhi seluruh persyaratan teknis dari XXI, tapi menang terkendala dalam promosi untuk bisa menembus pasar industri film nasional.
Ia mengatakan keinginannya film tersebut tayang satu hari sebelum Hari Ulang Tahun Pramuka atau 15 Agustus 2024 secara nasional.
Namun begitu, karena upaya penayangan tersebut murni B2B (bussiness to bussiness), sehingga pihak XXI pun tetap melihat aspek pasar dari film yang diajukan apakah bakal banyak penonton ketika ditayangkan.
"Kami juga tidak bisa menyalahkan mereka karena dalam penayangan kan ada biaya. Sehingga Film 'Patok Tenda Raimuna' pun harus bersaing dengan film-film bermodal besar yang memiliki akses luas ke bioskop, media promosi, dan aktor ternama," kata dia.
Sementara itu, Produser film Patok Tenda Raimuna, Arief Budiman berharap karya sineas lokal lebih banyak mendapatkan kesempatan tayang di bioskop nasional.
“Kami punya harapan karya kami bisa disaksikan di seluruh Indonesia. Tentu untuk bisa seperti itu jalurnya hanya melalui bioskop," kata dia.
Dia mengakui sudah berusaha menggandeng sejumlah pihak agar mau bekerja sama memproduksi film lokal yang akan mewarnai perfilman nasional. Namun kendala utamanya, mereka kurang yakin.
"Industri film ini belum menggugah mereka bahwa ini bisa menjadi sebuah bisnis. Karena pihak-pihak terkait yang kami temui belum melirik industri perfilman sebagai industri yang seksi dan belum berani ambil langkah ke situ,” kata dia.
Diketahui 'Patok Tenda Raimuna' merupakan film indie keempat yang digarapnya bersama Rumah Produksi Genia Visinema. Sebelumnya ada film Ayudia dan Jalan Pulangnya, Hikayat Pendekar Khakot, Sukmailang.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Sineas Lampung: Kendala promosi buat film lokal sulit tembus nasional
"Kami akui, sineas lokal sangat kesulitan untuk bersaing di kancah perfilman nasional. Sebab Industri film nasional didominasi oleh film-film bermodal besar yang diproduksi oleh rumah produksi raksasa," kata Sutradara film “Patok Tenda Raimuna” di Bandarlampung, Selasa.
Menurut dia, terdapat sebuah kapitalisme industri perfilman Indonesia, sehingga membuat sineas lokal yang memiliki modal kecil dan independen kesulitan untuk menembus pasar film nasional melalui bioskop.
"Untuk film 'Patok Tenfa Raimuna' saja hingga kini, kami masih belum dapat kepastian kapan tanggal tayangnya di bioskop, padahal sudah mengajukannya satu bulan lalu," kata dia.
Rizqon pun mengungkapkan bahwa film 'Patok Tenda Raimuna' yang digarapnya bersama Rumah Produksi Genia Visinema telah sudah mengantongi izin dari Lembaga Sensor Film (LSF) Indonesia.
"Bahkan, kami sudah memenuhi seluruh persyaratan teknis dari XXI, tapi menang terkendala dalam promosi untuk bisa menembus pasar industri film nasional.
Ia mengatakan keinginannya film tersebut tayang satu hari sebelum Hari Ulang Tahun Pramuka atau 15 Agustus 2024 secara nasional.
Namun begitu, karena upaya penayangan tersebut murni B2B (bussiness to bussiness), sehingga pihak XXI pun tetap melihat aspek pasar dari film yang diajukan apakah bakal banyak penonton ketika ditayangkan.
"Kami juga tidak bisa menyalahkan mereka karena dalam penayangan kan ada biaya. Sehingga Film 'Patok Tenda Raimuna' pun harus bersaing dengan film-film bermodal besar yang memiliki akses luas ke bioskop, media promosi, dan aktor ternama," kata dia.
Sementara itu, Produser film Patok Tenda Raimuna, Arief Budiman berharap karya sineas lokal lebih banyak mendapatkan kesempatan tayang di bioskop nasional.
“Kami punya harapan karya kami bisa disaksikan di seluruh Indonesia. Tentu untuk bisa seperti itu jalurnya hanya melalui bioskop," kata dia.
Dia mengakui sudah berusaha menggandeng sejumlah pihak agar mau bekerja sama memproduksi film lokal yang akan mewarnai perfilman nasional. Namun kendala utamanya, mereka kurang yakin.
"Industri film ini belum menggugah mereka bahwa ini bisa menjadi sebuah bisnis. Karena pihak-pihak terkait yang kami temui belum melirik industri perfilman sebagai industri yang seksi dan belum berani ambil langkah ke situ,” kata dia.
Diketahui 'Patok Tenda Raimuna' merupakan film indie keempat yang digarapnya bersama Rumah Produksi Genia Visinema. Sebelumnya ada film Ayudia dan Jalan Pulangnya, Hikayat Pendekar Khakot, Sukmailang.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Sineas Lampung: Kendala promosi buat film lokal sulit tembus nasional