Bandarlampung (ANTARA) - Dinas Pertanian Kota Bandarlampung menyebutkan bahwa sebanyak 755 petani di kota ini mendapatkan pupuk subsidi jenis urea dan urea dari pemerintah pusat.
"Kelompok tani (Poktan) di kota ini ada 82 dengan jumlah anggota berkisar 10 hingga 15 orang. Yang dapat pupuk subsidi di 2024 itu ada 755 petani, jadi tidak semua mendapatkannya," kata Kepala Dinas Pertanian Kota Bandarlampung Erwin, di Bandarlampung, Senin.
Dia menyebutkan bahwa petani mendapatkan pupuk subsidi berdasarkan luasan wilayah taninya, sehingga setiap orang tidak sama jumlah yang diterimanya.
"Untuk urea total petani di kota ini dapat 146 ribu kilogram dan 147 ribu kilogram untuk NPK nya," kata.
Dia menjelaskan, mekanisme petani mendapatkan pupuk subsidi dengan dilakukan pendataan oleh penyuluh, kemudian diajukan ke pemerintah pusat, setelah keluar datanya mereka dapat mengambilnya sendiri ke kios masing-masing.
"Jadi ambil pupuknya di kios berdasarkan data yang dikeluarkan pemerintah pusat. Jadi petani harus mengambil sendiri tanpa diwakilkan dengan membawa KTP," kata dia.
Dia mengatakan bahwa untuk pupuk urea pemerintah mensubsidinya sebesar Rp2.250 dari harga normal Rp6.700 dan pupuk NPK Rp2.300 dari harga Rp11.400 per kilogram.
"Jadi yang mendapatkan pupuk subsidi ini tidak hanya petani padi, tapi ada juga jagung dan lainnya," kata dia.
Dia mengungkapkan bahwa sisa luasan lahan tani atau sawah di Kota Bandarlampung saat ini 443,47 hektare tersebar di sembilan kecamatan.
"Untuk luas perkarangan 16,9 hektare yang dikelola Kelompok Wanita Tani (KWT). Kalau luasan yang tidak boleh dibangun itu KP2B luasnya 186 hektare yang ada di Rajabasa Jaya," kata dia.
"Kelompok tani (Poktan) di kota ini ada 82 dengan jumlah anggota berkisar 10 hingga 15 orang. Yang dapat pupuk subsidi di 2024 itu ada 755 petani, jadi tidak semua mendapatkannya," kata Kepala Dinas Pertanian Kota Bandarlampung Erwin, di Bandarlampung, Senin.
Dia menyebutkan bahwa petani mendapatkan pupuk subsidi berdasarkan luasan wilayah taninya, sehingga setiap orang tidak sama jumlah yang diterimanya.
"Untuk urea total petani di kota ini dapat 146 ribu kilogram dan 147 ribu kilogram untuk NPK nya," kata.
Dia menjelaskan, mekanisme petani mendapatkan pupuk subsidi dengan dilakukan pendataan oleh penyuluh, kemudian diajukan ke pemerintah pusat, setelah keluar datanya mereka dapat mengambilnya sendiri ke kios masing-masing.
"Jadi ambil pupuknya di kios berdasarkan data yang dikeluarkan pemerintah pusat. Jadi petani harus mengambil sendiri tanpa diwakilkan dengan membawa KTP," kata dia.
Dia mengatakan bahwa untuk pupuk urea pemerintah mensubsidinya sebesar Rp2.250 dari harga normal Rp6.700 dan pupuk NPK Rp2.300 dari harga Rp11.400 per kilogram.
"Jadi yang mendapatkan pupuk subsidi ini tidak hanya petani padi, tapi ada juga jagung dan lainnya," kata dia.
Dia mengungkapkan bahwa sisa luasan lahan tani atau sawah di Kota Bandarlampung saat ini 443,47 hektare tersebar di sembilan kecamatan.
"Untuk luas perkarangan 16,9 hektare yang dikelola Kelompok Wanita Tani (KWT). Kalau luasan yang tidak boleh dibangun itu KP2B luasnya 186 hektare yang ada di Rajabasa Jaya," kata dia.