Lampung Selatan (ANTARA) - Tak salah jika saat ini Kabupaten Lampung Selatan, khususnya Kota Kalianda dan sekitarnya meliputi Kecamatan Katibung, Sidomulyo, Rajabasa, Penengahan, hingga Bakauheni menjadi magnitudo wisata Lampung bahkan Sumbagsel.
Bukan karena kebetulan Pelabuhan Bakauheni, Bandara Radin Inten II dan dilintasi 5 exit toll Tran Sumatera semuanya berada di Lampung Selatan, bukan juga karena Bakauheni Harbour City (BHC) sekali lagi berada tepat di ujung Sumatera wilayah Lampung Selatan, namun karena bagaimana setiap tahun selalu ada yang baru di Lampung Selatan, inovasi, dan geliat investasi wisata mulai tingkat desa, perorangan, maupun korporasi yang begitu masif.
Lihat saja tahun ini Pantai RIO by the Beach, Setigi Heni begitu mempesona, hingga menarik ribuan pengunjung. Kemacetan selalu terjadi dititik titik akses masuk wisata baru ini.
Tahun lalu Pantai Sanggar, Marina, Keduwarna, Arang, Minang Rua menjadi magnet bagi pengunjung wisata khususnya luar daerah terutama Bandarlampung, Sumatera Selatan (Sumsel) khususnya Kota Palembang hingga Jambi. Belum lagi kawasan wisata seputar Merak Belantung, mulai Pantai Bagus, hingga yang paling legend "Embeach dan Grand Elty/KLTDC/Krakatoa. Bergeser sedikit ke arah barat ada kawasan Pantai Suak Sidomulyo, dengan beberapa pantainya yang mulai bergeliat hingga Bukit Silempuyang.
Bergeser lagi ke Pantai Sebalang Katibung yang menjadi hits beberapa tahun lalu pada masa COVID-19 hingga saat ini masih menjadi primadona, karena berada paling dekat dengan ibu kota Bandarlampung, selain kawasan Pasir Putih dan Selaki yang juga melegenda.
Bergeser ke selatan arah Bakauheni, Pantai Minang Rua Desa Klawi yang menjadi juara dalam lomba desa wisata nasional dengan berbagai atraksi dan kenyamanan tempat menginapnya, dan lokasinya juga berdekatan dengan "ikon" Lampung yaitu Menara Siger yang saat ini dikembangkan menjadi Proyek Strategis Nasional dari beberapa BUMN dengan adanya Masjid BSI dan Playland, dan ada juga Pulau Mengkudu, Batulapis dan Tanjung Tua sekitar Bakauheni.
Malah sekarang kawasan Pantai Timur Lampung Selatan sudah bergeliat dengan Pantai Ketapang Batu Putih, Legundi, Onaria h\ingga Pantai Sumur.
Tak pelak dengan puluhan deretan kawasan wisata yang begitu variatif ditambah lagi dengan wisata alam Gunung Rajabasa, Air Terjun Waykalam, Way Tebing Cepa (WTC), Way Belerang Kecapi, Camp Rajabasa Sumur Kumbang, Dermaga Bom air panas yang juga sangat hits, hingga Air Terjun Waytayas Sukaraja dan beberapa wisata ziarah Taman Makam Pahlawan Radin Inten II, makam Habib Alaydrus Ketapang, menjadikan Kabupaten Lampung Selatan sebagai ibu kota wisata Lampung.
Data pariwisata, ada 700.000 pengunjung wisata sepanjang tahun 2023, angka ini bisa lebih karena banyak yang tidak tercatat, karena masih ada puluhan destinasi wisata yang dikelola perseorangan atau desa sepanjang pantai pesisir.
Belum lagi event skala kabupaten/nasional yang ada sepanjang 2023. Macam Jumbara PMI, Lamsel Expo. Puluhan ribu pengunjung hadir, belum lagi dengan adanya event tiap malam minggu di Tugu Pancasila yang menyedot ratusan bahkan ribuan gen milenial untuk menyaksikan penampilan band idolanya dari berbagai genre.
Capaian pesatnya Lampung Selatan dalam bidang wisata ini tercapai sejak 5 tahun terakhir pascatsunami 2018 yang meluluhlantakkan sektor wisata dan ditambah dengan COVID-19 tahun 2020-2022.
Dengan kemudahan investasi, iklim keamanan yang kondusif dan dukungan penuh dari pemda khususnya Bupati Lampung Selatan dalam menarik dan mendorong dunia wisata menjadi kunci dalam akselerasi pertumbuhan wisata di Lampung Selatan.
Pariwisata adalah masa depan Lampung selatan. Jangan bayangkan Lampung Selatan akan menjadi seperti kota industri Bekasi, Tangerang, Cilegon (kawasan yang memiliki padat modal, suplai listrik berlimpah dan akses ke pelabuhan besar) atau berjamurnya mal seperti di Bandarlampung (kota jasa), karena core bisnis Lampung Selatan adalah lumbung pertanian (padi, jagung), ternak (sapi), perkebunan buah (pisang, kelapa).
Perputaran ekonomi Lampung Selatan masih didominasi sektor agraris, sedangkan sektor jasa masih perlu ditingkatkan. Lima tahun ke belakang sektor jasa wisata sudah mulai bangkit, 5-10 tahun ke depan wisata harus menjadi core bisnis industri wisata rakyat. Tentu perlu dukungan semua pihak, karena seperti Bali, Yogyakarta yang bukan kawasan industri, namun masyarakatnya sejahtera karena sektor wisata, investasinya murah namun berdampak luas terhadap semua sektor seperti tenaga kerja, UMKM, transportasi, pekerja seni budaya, perhotelan, dan jasa lainnya.
Jadi fokus terhadap satu hal, mudah-mudahan Lampung Selatan akan menjadi the next Bali, Yogya, dan Lombok.
*) Penulis: Ketua Umum HMI Cabang Lampung Selatan
Baca juga: BHC jadi destinasi wisata pilihan di Lampung Selatan
Baca juga: 676.486 wisatawan kunjungi destinasi wisata di Lampung Selatan selama 2023
Bukan karena kebetulan Pelabuhan Bakauheni, Bandara Radin Inten II dan dilintasi 5 exit toll Tran Sumatera semuanya berada di Lampung Selatan, bukan juga karena Bakauheni Harbour City (BHC) sekali lagi berada tepat di ujung Sumatera wilayah Lampung Selatan, namun karena bagaimana setiap tahun selalu ada yang baru di Lampung Selatan, inovasi, dan geliat investasi wisata mulai tingkat desa, perorangan, maupun korporasi yang begitu masif.
Lihat saja tahun ini Pantai RIO by the Beach, Setigi Heni begitu mempesona, hingga menarik ribuan pengunjung. Kemacetan selalu terjadi dititik titik akses masuk wisata baru ini.
Tahun lalu Pantai Sanggar, Marina, Keduwarna, Arang, Minang Rua menjadi magnet bagi pengunjung wisata khususnya luar daerah terutama Bandarlampung, Sumatera Selatan (Sumsel) khususnya Kota Palembang hingga Jambi. Belum lagi kawasan wisata seputar Merak Belantung, mulai Pantai Bagus, hingga yang paling legend "Embeach dan Grand Elty/KLTDC/Krakatoa. Bergeser sedikit ke arah barat ada kawasan Pantai Suak Sidomulyo, dengan beberapa pantainya yang mulai bergeliat hingga Bukit Silempuyang.
Bergeser lagi ke Pantai Sebalang Katibung yang menjadi hits beberapa tahun lalu pada masa COVID-19 hingga saat ini masih menjadi primadona, karena berada paling dekat dengan ibu kota Bandarlampung, selain kawasan Pasir Putih dan Selaki yang juga melegenda.
Bergeser ke selatan arah Bakauheni, Pantai Minang Rua Desa Klawi yang menjadi juara dalam lomba desa wisata nasional dengan berbagai atraksi dan kenyamanan tempat menginapnya, dan lokasinya juga berdekatan dengan "ikon" Lampung yaitu Menara Siger yang saat ini dikembangkan menjadi Proyek Strategis Nasional dari beberapa BUMN dengan adanya Masjid BSI dan Playland, dan ada juga Pulau Mengkudu, Batulapis dan Tanjung Tua sekitar Bakauheni.
Malah sekarang kawasan Pantai Timur Lampung Selatan sudah bergeliat dengan Pantai Ketapang Batu Putih, Legundi, Onaria h\ingga Pantai Sumur.
Tak pelak dengan puluhan deretan kawasan wisata yang begitu variatif ditambah lagi dengan wisata alam Gunung Rajabasa, Air Terjun Waykalam, Way Tebing Cepa (WTC), Way Belerang Kecapi, Camp Rajabasa Sumur Kumbang, Dermaga Bom air panas yang juga sangat hits, hingga Air Terjun Waytayas Sukaraja dan beberapa wisata ziarah Taman Makam Pahlawan Radin Inten II, makam Habib Alaydrus Ketapang, menjadikan Kabupaten Lampung Selatan sebagai ibu kota wisata Lampung.
Data pariwisata, ada 700.000 pengunjung wisata sepanjang tahun 2023, angka ini bisa lebih karena banyak yang tidak tercatat, karena masih ada puluhan destinasi wisata yang dikelola perseorangan atau desa sepanjang pantai pesisir.
Belum lagi event skala kabupaten/nasional yang ada sepanjang 2023. Macam Jumbara PMI, Lamsel Expo. Puluhan ribu pengunjung hadir, belum lagi dengan adanya event tiap malam minggu di Tugu Pancasila yang menyedot ratusan bahkan ribuan gen milenial untuk menyaksikan penampilan band idolanya dari berbagai genre.
Capaian pesatnya Lampung Selatan dalam bidang wisata ini tercapai sejak 5 tahun terakhir pascatsunami 2018 yang meluluhlantakkan sektor wisata dan ditambah dengan COVID-19 tahun 2020-2022.
Dengan kemudahan investasi, iklim keamanan yang kondusif dan dukungan penuh dari pemda khususnya Bupati Lampung Selatan dalam menarik dan mendorong dunia wisata menjadi kunci dalam akselerasi pertumbuhan wisata di Lampung Selatan.
Pariwisata adalah masa depan Lampung selatan. Jangan bayangkan Lampung Selatan akan menjadi seperti kota industri Bekasi, Tangerang, Cilegon (kawasan yang memiliki padat modal, suplai listrik berlimpah dan akses ke pelabuhan besar) atau berjamurnya mal seperti di Bandarlampung (kota jasa), karena core bisnis Lampung Selatan adalah lumbung pertanian (padi, jagung), ternak (sapi), perkebunan buah (pisang, kelapa).
Perputaran ekonomi Lampung Selatan masih didominasi sektor agraris, sedangkan sektor jasa masih perlu ditingkatkan. Lima tahun ke belakang sektor jasa wisata sudah mulai bangkit, 5-10 tahun ke depan wisata harus menjadi core bisnis industri wisata rakyat. Tentu perlu dukungan semua pihak, karena seperti Bali, Yogyakarta yang bukan kawasan industri, namun masyarakatnya sejahtera karena sektor wisata, investasinya murah namun berdampak luas terhadap semua sektor seperti tenaga kerja, UMKM, transportasi, pekerja seni budaya, perhotelan, dan jasa lainnya.
Jadi fokus terhadap satu hal, mudah-mudahan Lampung Selatan akan menjadi the next Bali, Yogya, dan Lombok.
*) Penulis: Ketua Umum HMI Cabang Lampung Selatan
Baca juga: BHC jadi destinasi wisata pilihan di Lampung Selatan
Baca juga: 676.486 wisatawan kunjungi destinasi wisata di Lampung Selatan selama 2023