Pesisir Barat (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kabupaten Pesisir Barat, Provinsi Lampung, mencatat sebanyak 106 kasus demam berdarah dengue (DBD) dengan tiga penderita di antaranya dilaporkan meninggal dunia.

Pelaksana Tugas Kepala Dinkes Pesisir Barat Suryadi, saat dihubungi dari Lampung Selatan, Selasa, mengatakan saat ini kasus DBD patut diwaspadai menyusul curah hujan tinggi dan terkadang panas sehingga membuat mudah berkembang biak populasi nyamuk Aedes aegypti.

Total yang telah ditangani oleh pihak Dinkes sebanyak 109 kasus DBD dengan rincian bulan Januari 29 kasus, dengan satu kematian. Februari 75 kasus, dengan dua kasus kematian warga Kecamatan Pesisir Selatan, pasien meninggal pertama umur 24 tahun murni DBD, meninggal karena telat penanganan 4-5 hari, kemudian pasien kedua warga Walur, Krui Selatan.

"Penyakit lain meninggal karena diare. Dan untuk bulan Maret ada lima kasus DBD," kata dia.

Dengan tingginya kasus DBD di Kabupaten Pesisir Barat, ia mengimbau masyarakat meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit DBD saat puncak musim hujan.

"Kami terus mengimbau masyarakat untuk selalu waspada DBD, mengingat saat ini khususnya di Pesisir Barat cuaca masih tidak beraturan, kadang malam masih sering hujan yang membuat selokan dan tempat-tempat yang lembab tergenang air, sehingga mempercepat pertumbuhan nyamuk," katanya.

Guna mencegah dan mengantisipasi lonjakan kasus DBD, pihaknya akan menggencarkan pemberantas sarang nyamuk (PSN) serta sosialisasi penerapan pola hidup bersih dan sehat (PHBS).

"Untuk DBD upaya yang sudah dilakukan adalah PSN 3M plus yaitu pemberantasan sarang nyamuk serta G1R1J yaitu gerakan 1 rumah 1 pemantau jentik," ujarnya.

Ia mengatakan penyebab utama keberadaan nyamuk penyebar DBD adalah hidup di lingkungan yang kurang bersih, sehingga penerapan PHBS penting dilakukan, khususnya di tempat-tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk.

Untuk mencegah semakin banyak warga yang terkena DBD, pihaknya mengajak masyarakat meningkatkan kewaspadaan melalui 3M Plus, yaitu menutup, menguras, dan mengubur, serta menerapkan PHBS.

"Untuk kasus terbanyak yang terlapor saat ini ada di Kecamatan Pesisir Tengah dan sudah kami lakukan fogging (pengasapan) fokus pada titik yang terdapat kasus positifnya saja, dengan radius 100 meter depan belakang kiri kanan dari rumah yang terdapat jentik nyamuknya," ujar Suryadi.

Untuk mencegah gigitan nyamuk Aedes Aegypti, katanya, masyarakat bisa melakukan pencegahan, seperti mengoleskan cairan antinyamuk di beberapa bagian tubuh saat beraktivitas di dalam dan luar rumah maupun hendak tidur.

Apabila masyarakat ada yang mengalami panas, demam tanpa sebab yang jelas, kata dia, segera memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat.

Baca juga: Polres Pesisir Barat santuni anggota KPPS yang meninggal l

Baca juga: Pesisir Barat minta pemerintah pusat bangun dermaga nelayan

Baca juga: Ditemukan bunga Rafflesia mekar sempurna di Rhino Camp TNBBS Pesisir Barat


Pewarta : Riadi Gunawan
Editor : Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2024