Bandarlampung (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Bandarlampung memperkuat penyuluhan kepada masyarakat guna mencegah merebaknya kasus demam berdarah dengue (DBD).
"Penguatan penyuluhan agar masyarakat berperan aktif mencegah merebaknya DBD," kata Plt Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandarlampung, Desti Mega Putri, di Bandarlampung, Jumat.
Menurut dia, penyuluhan difokuskan pada pencegahan dan pengenalan tanda-tanda bahaya DBD, sehingga tidak terjadi keterlambatan dalam merujuk pasien yang terjangkit.
"Selain itu, kami juga melakukan upaya pengendalian DBD dengan melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN), 3M Plus, serta melalui gerakan satu rumah satu jumantik (1R1J) secara berkesinambungan," kata dia.
Menurut dia, gerakan PSN 3M+1R1J ini tidak hanya dilaksanakan di rumah tangga tetapi juga di tempat-tempat umum, perkantoran, tempat ibadah, dan sarana pendidikan seperti sekolah, pesantren, dan universitas secara serentak, masif, menyeluruh sampai mencapai angka bebas jentik lebih dari 95 persen.
"Kami juga melakukan deteksi dini infeksi DBD di puskesmas dengan melakukan rapid test diagnostik (RDT) dan dilanjutkan dengan melakukan penyelidikan epidemiologi pada setiap kasus yang ditemukan," kata dia.
Desti pun mengungkapkan bahwa hingga kini orang yang terserang DBD di Bandarlampung berjumlah 27 kasus, menurun jika dibandingkan pada 2023.
"Di Januari kasus DBD berjumlah 13 dan Februari 14. Menurun jika dibandingkan tahun lalu yang pada Januari 25 kasus dan Februari 25 kasus," kata dia.
"Penguatan penyuluhan agar masyarakat berperan aktif mencegah merebaknya DBD," kata Plt Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandarlampung, Desti Mega Putri, di Bandarlampung, Jumat.
Menurut dia, penyuluhan difokuskan pada pencegahan dan pengenalan tanda-tanda bahaya DBD, sehingga tidak terjadi keterlambatan dalam merujuk pasien yang terjangkit.
"Selain itu, kami juga melakukan upaya pengendalian DBD dengan melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN), 3M Plus, serta melalui gerakan satu rumah satu jumantik (1R1J) secara berkesinambungan," kata dia.
Menurut dia, gerakan PSN 3M+1R1J ini tidak hanya dilaksanakan di rumah tangga tetapi juga di tempat-tempat umum, perkantoran, tempat ibadah, dan sarana pendidikan seperti sekolah, pesantren, dan universitas secara serentak, masif, menyeluruh sampai mencapai angka bebas jentik lebih dari 95 persen.
"Kami juga melakukan deteksi dini infeksi DBD di puskesmas dengan melakukan rapid test diagnostik (RDT) dan dilanjutkan dengan melakukan penyelidikan epidemiologi pada setiap kasus yang ditemukan," kata dia.
Desti pun mengungkapkan bahwa hingga kini orang yang terserang DBD di Bandarlampung berjumlah 27 kasus, menurun jika dibandingkan pada 2023.
"Di Januari kasus DBD berjumlah 13 dan Februari 14. Menurun jika dibandingkan tahun lalu yang pada Januari 25 kasus dan Februari 25 kasus," kata dia.