Lumajang, Jawa Timur (ANTARA) - Gunung Semeru di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur erupsi dengan menyemburkan abu vulkanik setinggi 400 meter di atas puncak, Jumat, pukul 06.33 WIB.

"Terjadi erupsi Gunung Semeru pada hari Jumat, 23 Februari 2024, pukul 06.33 WIB. Tinggi kolom letusan teramati sekitar 400 meter di atas puncak (sekitar 4.076 mdpl)," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung api Semeru, Liswanto dalam keterangan tertulis yang diterima di Lumajang.

Dia mengatakan kolom abu vulkanik teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang ke arah selatan, sedangkan saat laporan itu dibuat, erupsi masih berlangsung.

Pada Kamis (22/3) tercatat erupsi gunung tertinggi di Pulau Jawa itu terjadi pada pukul 16.57 WIB, kemudian pada Rabu (21/2) tercatat erupsi sebanyak tiga kali yakni pada pukul 07.11 WIB, 22.19 WIB, dan 23.55 WIB.

Berdasarkan data Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, jumlah letusan Gunung Semeru yang pernah tercatat sejak 1 Januari hingga 23 Februari 2024 pukul 07.00 WIB sebanyak 63 kali erupsi.

Status gunung yang memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut itu masih siaga atau level III, sehingga masyarakat dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).

Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak.

Masyarakat tidak boleh beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).

Masyarakat juga diimbau mewaspadai potensi awan panas, guguran lava dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang airnya berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.


 

Pewarta : Zumrotun Solichah
Editor : Agus Wira Sukarta
Copyright © ANTARA 2024