Bandarlampung (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung menyatakan kegiatan operasi pasar masih menjadi cara utama yang dilakukan untuk menstabilkan kembali harga ataupun ketersediaan beras di tengah masyarakat.
 
"Harga beras saat ini memang tengah dijaga agar tetap stabil," ujar Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Lampung Evie Fatmawaty di Bandarlampung, Rabu.
 
Ia mengatakan untuk menjaga stabilitas beras terutama menjelang Ramadhan pemerintah daerah tetap menjadikan operasi pasar sebagai opsi utama untuk menstabilkan harga serta pasokan beras di pasaran.
 
"Operasi pasar setiap ada kasus tertentu akan digelar terutama untuk persiapan puasa dan Idul Fitri kali ini. Beberapa waktu lalu sudah melakukan kegiatan serupa di Pasar Panjang, dan Januari kemarin juga sudah dilakukan. Ini jadi cara untuk menjaga stabilitas beras," katanya.
 
Dia menjelaskan pihaknya tidak dapat melakukan intervensi harga beras serta sejumlah komoditas yang mulai mengalami kenaikan, sehingga pelaksanaan operasi pasar dilakukan sebagai upaya untuk kembali menstabilkan harga di pasaran.
 
"Nanti kami akan melihat ketersediaan serta kondisi lapangan, kalau sudah stabil karena pasokan lancar setelah panen tentu operasi pasar tidak perlu dilakukan. Kami pun tidak bisa menentukan harga eceran tertinggi karena pusat yang berhak, jadi cara untuk menstabilkan harga salah satunya melalui operasi pasar ini," ujar dia.
 
Provinsi Lampung telah menyalurkan 1.000 ton beras yang disiapkan untuk pelaksanaan operasi pasar dalam rangka penanganan inflasi sejak Desember 2023, dan titik operasi pasar yang sudah dilakukan ada sebanyak 300 titik yang tersebar di 15 kabupaten dan kota di Lampung.
 
Untuk harga beras berdasarkan data Badan Pangan Nasional per hari ini di Provinsi Lampung untuk beras premium dijual sebesar Rp15.690 per kilogram, dan beras medium Rp14.380 per kilogram.  

Pewarta : Ruth Intan Sozometa Kanafi
Editor : Edy Supriyadi
Copyright © ANTARA 2024