Jakarta (ANTARA) - Juara bertahan Aryna Sabalenka mengaku merencanakan untuk "balas dendam" terhadap Coco Gauff di semifinal Australian Open.
Petenis peringkat dua dunia itu bermain dominan dalam kemenangan 6-2, 6-3 atas unggulan kesembilan Barbora Krejcikova di Rod Laver Arena, Selasa, mencapai empat besar di Grand Slam untuk keenam kalinya berturut-turut.
Dia akan bertemu Gauff dalam pertandingan ulangan final US Open tahun lalu yang dimenangi petenis remaja asal Amerika itu dalam tiga set.
"Saya menyukai pertandingan itu, saya menyukainya. Setelah US Open, saya benar-benar menginginkan balas dendam itu, dan, maksud saya, itu adalah pertandingan yang hebat," kata Sabalenka, seperti disiarkan AFP.
"Selalu merupakan pertarungan hebat melawan Coco, dengan pertarungan yang sangat hebat. Saya senang melawannya, dan saya sangat bersemangat untuk memainkan pertandingan semifinal itu," ujar petenis berusia 25 tahun itu menantikan pertandingan perebutan satu tempat di final.
Setelah kekalahannya saat menjadi favorit di Flushing Meadows, Sabalenka menjelaskan bahwa ia ingin memastikan bahwa ia bukanlah seorang yang hanya kebetulan memenangi turnamen besar.
Berdasarkan performanya sejauh ini, dia hanya kalah 16 pertandingan di Melbourne Park.
Petenis Belarusia itu memenangi tujuh perempat final Grand Slam sebelumnya menjelang pertandingan Krejcikova dan mengaitkan konsistensinya dengan kerja keras.
"Banyak kerja keras. Saya telah bekerja sangat keras tahun lalu dan di pramusim. Ini semua tentang kerja keras, berikan semuanya di lapangan saat latihan sehingga Anda siap untuk pertandingan," ujar Sabalenka.
"Saya pikir pola pikir saya adalah saya tidak menjadi gila di lapangan, saya tidak terburu-buru."
"Anda tahu, saya hanya bermain poin demi poin, dan hanya itu, dan berjuang untuk setiap poin tanpa terlalu memikirkan impian saya, tentang apa yang ingin saya lakukan, tentang berapa banyak Slam yang ingin saya menangi dan sebagainya."
Sabalenka tidak membuang-buang waktu untuk mengalahkan Krejcikova, juara French Open 2021. Dia memanfaatkan dua break point dari servis petenis Ceko itu di gim ketiga dan tidak membuat kesalahan.
Break selanjutnya terjadi pada gim kelima dan ketujuh, dengan Sabalenka memegang kendali penuh, melakukan servis untuk merebut set tersebut hanya dalam waktu 33 menit.
Krejcikova mencapai delapan besar setelah perjalanan yang sulit, kalah pada set pertama dalam tiga dari empat pertandingan pertamanya, sebelum bangkit kembali.
Namun, hal itu tidak terjadi saat dia melawan petenis yang sedang dalam performa terbaiknya itu.
Set kedua mengikuti pola serupa, dengan Sabalenka mematahkan servis pada gim ketiga dan kelima.
Krejcikova, yang belum pernah melewati babak delapan besar di Melbourne, mendapatkan angka untuk mengejar tetapi sudah terlambat ketika Sabalenka menutup pertandingan dengan kemenangan.
Petenis peringkat dua dunia itu bermain dominan dalam kemenangan 6-2, 6-3 atas unggulan kesembilan Barbora Krejcikova di Rod Laver Arena, Selasa, mencapai empat besar di Grand Slam untuk keenam kalinya berturut-turut.
Dia akan bertemu Gauff dalam pertandingan ulangan final US Open tahun lalu yang dimenangi petenis remaja asal Amerika itu dalam tiga set.
"Saya menyukai pertandingan itu, saya menyukainya. Setelah US Open, saya benar-benar menginginkan balas dendam itu, dan, maksud saya, itu adalah pertandingan yang hebat," kata Sabalenka, seperti disiarkan AFP.
"Selalu merupakan pertarungan hebat melawan Coco, dengan pertarungan yang sangat hebat. Saya senang melawannya, dan saya sangat bersemangat untuk memainkan pertandingan semifinal itu," ujar petenis berusia 25 tahun itu menantikan pertandingan perebutan satu tempat di final.
Setelah kekalahannya saat menjadi favorit di Flushing Meadows, Sabalenka menjelaskan bahwa ia ingin memastikan bahwa ia bukanlah seorang yang hanya kebetulan memenangi turnamen besar.
Berdasarkan performanya sejauh ini, dia hanya kalah 16 pertandingan di Melbourne Park.
Petenis Belarusia itu memenangi tujuh perempat final Grand Slam sebelumnya menjelang pertandingan Krejcikova dan mengaitkan konsistensinya dengan kerja keras.
"Banyak kerja keras. Saya telah bekerja sangat keras tahun lalu dan di pramusim. Ini semua tentang kerja keras, berikan semuanya di lapangan saat latihan sehingga Anda siap untuk pertandingan," ujar Sabalenka.
"Saya pikir pola pikir saya adalah saya tidak menjadi gila di lapangan, saya tidak terburu-buru."
"Anda tahu, saya hanya bermain poin demi poin, dan hanya itu, dan berjuang untuk setiap poin tanpa terlalu memikirkan impian saya, tentang apa yang ingin saya lakukan, tentang berapa banyak Slam yang ingin saya menangi dan sebagainya."
Sabalenka tidak membuang-buang waktu untuk mengalahkan Krejcikova, juara French Open 2021. Dia memanfaatkan dua break point dari servis petenis Ceko itu di gim ketiga dan tidak membuat kesalahan.
Break selanjutnya terjadi pada gim kelima dan ketujuh, dengan Sabalenka memegang kendali penuh, melakukan servis untuk merebut set tersebut hanya dalam waktu 33 menit.
Krejcikova mencapai delapan besar setelah perjalanan yang sulit, kalah pada set pertama dalam tiga dari empat pertandingan pertamanya, sebelum bangkit kembali.
Namun, hal itu tidak terjadi saat dia melawan petenis yang sedang dalam performa terbaiknya itu.
Set kedua mengikuti pola serupa, dengan Sabalenka mematahkan servis pada gim ketiga dan kelima.
Krejcikova, yang belum pernah melewati babak delapan besar di Melbourne, mendapatkan angka untuk mengejar tetapi sudah terlambat ketika Sabalenka menutup pertandingan dengan kemenangan.