Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Republik Indonesia (RI) dan Filipina memperkuat hubungan bilateral di bidang ekonomi, politik dan keamanan, serta penguatan kawasan, dalam rangka memperingati 75 tahun hubungan diplomatik kedua negara.
Pernyataan itu disampaikan Presiden Joko Widodo saat penyampaian pidato bersama Presiden Ferdinand Marcos Jr dalam agenda Presentation Of Agreement and Leaders' Statement di Istana Malacanang, Manila, Rabu.
"75 tahun hubungan diplomatik Indonesia dan Filipina merupakan momentum terbaik untuk memperkuat kerja sama konkret kedua negara," kata Presiden Jokowi dalam siaran langsung Youtube media Penyiaran Kepresidenan Filipina RTV Malacanang, diikuti dari Jakarta.
Pada bidang politik dan keamanan, kata Presiden Jokowi, Indonesia dan Filipina bersepakat memperkuat kerja sama perbatasan, dengan mendorong percepatan revisi Perjanjian Patroli Perbatasan (Border Patrol Agreement), Perjanjian Lintas Batas (Border Crossing Agreement), dan penyelesaian batas landas kontinen serta penguatan kerja sama pertahanan termasuk alutsista.
Berikutnya adalah memperkuat kerja sama bidang ekonomi untuk meningkatkan perdagangan kedua negara.
"Kami sepakat untuk terus membuka akses pasar, dan Indonesia meminta dukungan Filipina terkait dengan special ship guard measure untuk produk kopi Indonesia," katanya.
Dalam kesempatan itu Presiden Jokowi mengapresiasi kepercayaan Filipina terhadap BUMN Indonesia dalam membangun infrastruktur penting di Filipina, termasuk untuk mempercepat groundbreaking proyek kereta api komuter utara-selatan (north-south commuter railway project).
Hal terakhir yang dikemukakan Presiden Jokowi adalah kesepakatan RI dan Filipina dalam memperkuat kesatuan dan sentralitas ASEAN untuk menjaga kedamaian, stabilitas, dan kemakmuran.
"ASEAN yang harus terus berpegang pada prinsip-prinsip hukum internasional dan menjaga positif force untuk menjaga perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran," katanya.
Turut mendampingi Presiden Jokowi dalam kunjungan resmi di Filipina antara lain Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Gandi Sulistiyanto, dan Duta Besar Indonesia untuk Filipina Agus Widjojo.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: RI-Filipina perkuat bilateral di momentum 75 tahun hubungan diplomatik
Pernyataan itu disampaikan Presiden Joko Widodo saat penyampaian pidato bersama Presiden Ferdinand Marcos Jr dalam agenda Presentation Of Agreement and Leaders' Statement di Istana Malacanang, Manila, Rabu.
"75 tahun hubungan diplomatik Indonesia dan Filipina merupakan momentum terbaik untuk memperkuat kerja sama konkret kedua negara," kata Presiden Jokowi dalam siaran langsung Youtube media Penyiaran Kepresidenan Filipina RTV Malacanang, diikuti dari Jakarta.
Pada bidang politik dan keamanan, kata Presiden Jokowi, Indonesia dan Filipina bersepakat memperkuat kerja sama perbatasan, dengan mendorong percepatan revisi Perjanjian Patroli Perbatasan (Border Patrol Agreement), Perjanjian Lintas Batas (Border Crossing Agreement), dan penyelesaian batas landas kontinen serta penguatan kerja sama pertahanan termasuk alutsista.
Berikutnya adalah memperkuat kerja sama bidang ekonomi untuk meningkatkan perdagangan kedua negara.
"Kami sepakat untuk terus membuka akses pasar, dan Indonesia meminta dukungan Filipina terkait dengan special ship guard measure untuk produk kopi Indonesia," katanya.
Dalam kesempatan itu Presiden Jokowi mengapresiasi kepercayaan Filipina terhadap BUMN Indonesia dalam membangun infrastruktur penting di Filipina, termasuk untuk mempercepat groundbreaking proyek kereta api komuter utara-selatan (north-south commuter railway project).
Hal terakhir yang dikemukakan Presiden Jokowi adalah kesepakatan RI dan Filipina dalam memperkuat kesatuan dan sentralitas ASEAN untuk menjaga kedamaian, stabilitas, dan kemakmuran.
"ASEAN yang harus terus berpegang pada prinsip-prinsip hukum internasional dan menjaga positif force untuk menjaga perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran," katanya.
Turut mendampingi Presiden Jokowi dalam kunjungan resmi di Filipina antara lain Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Gandi Sulistiyanto, dan Duta Besar Indonesia untuk Filipina Agus Widjojo.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: RI-Filipina perkuat bilateral di momentum 75 tahun hubungan diplomatik