Jakarta (ANTARA) - Survei Jakarta Research Center (JRC) menunjukkan 80,2 persen responden menyatakan puas terhadap kinerja pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan 10,6 persen di antaranya menyatakan sangat puas.
Hanya 17,2 persen responden yang merasa tidak puas terhadap Jokowi dengan 3,0 persen menyatakan tidak puas sama sekali. Sisanya 2,6 persen menyatakan tidak tahu/tidak jawab.
“Tingginya approval rating terhadap Presiden Jokowi yang mencapai 80,2 persen menunjukkan bahwa keberpihakan Jokowi menjadi faktor penentu terhadap kemenangan pasangan capres-cawapres pada Pemilu 2024,” kata Direktur Komunikasi JRC Alfian P dalam keterangan tertulis yang diterima Antara di Jakarta, Selasa.
Tingginya tingkat kepuasan mengindikasikan publik ingin program-program Jokowi dapat dilanjutkan oleh kepemimpinan berikutnya yang bakal menggantikan Jokowi. Artinya, pasangan capres-cawapres yang condong pada keberlanjutan berpeluang kuat bakal didukung mayoritas pemilih.
Menurut Alfian, faktor keberpihakan Jokowi terbukti berpengaruh jika melihat tingginya elektabilitas Prabowo-Gibran dibandingkan kedua pasangan capres-cawapres yang lain.
“Bahkan sangat besar peluangnya untuk Prabowo-Gibran bisa memenangkan Pilpres dalam satu putaran,” kata Alfian.
Posisi Prabowo-Gibran yang sangat mendukung wacana keberlanjutan ditegaskan pada sesi debat capres maupun cawapres yang telah diselenggarakan oleh KPU.
“Prabowo lebih tampak sebagai petahana yang sangat membela kebijakan Jokowi dari serangan capres lainnya,” ujarnya.
Hal serupa sulit dilakukan oleh pasangan Ganjar-Mahfud yang terkesan ambigu.
“Pada satu sisi Ganjar mengklaim bakal melanjutkan program Jokowi, tetapi di sisi lain juga gencar melancarkan serangan dan kritik terhadap apa yang telah dilakukan oleh Jokowi,” jelas Alfian.
Posisi lebih mudah diambil oleh pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar yang jelas-jelas menggaungkan wacana perubahan.
“Hanya saja Anies-Muhaimin cenderung melawan arus utama publik yang justru menginginkan keberlanjutan, bukannya perubahan,” terang Alfian.
Hasilnya, meskipun elektabilitas Anies-Muhaimin cukup tinggi hingga menggeser Ganjar-Mahfud, tetapi ada batas dukungan publik yang sulit ditembus.
“Anies-Muhaimin akan sangat mengandalkan suara ketidakpuasan terhadap Jokowi yang persentasenya minoritas,” tuturnya.
Survei Jakarta Research Center (JRC) dilakukan pada 26-31 Desember 2023, secara tatap muka kepada 1200 responden mewakili seluruh provinsi di Indonesia. Metode survei adalah multistage random sampling, dengan margin of error sekitar 2,9 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Survei JRC sebut tingkat kepuasan publik terhadap Jokowi 80,2 persen
Hanya 17,2 persen responden yang merasa tidak puas terhadap Jokowi dengan 3,0 persen menyatakan tidak puas sama sekali. Sisanya 2,6 persen menyatakan tidak tahu/tidak jawab.
“Tingginya approval rating terhadap Presiden Jokowi yang mencapai 80,2 persen menunjukkan bahwa keberpihakan Jokowi menjadi faktor penentu terhadap kemenangan pasangan capres-cawapres pada Pemilu 2024,” kata Direktur Komunikasi JRC Alfian P dalam keterangan tertulis yang diterima Antara di Jakarta, Selasa.
Tingginya tingkat kepuasan mengindikasikan publik ingin program-program Jokowi dapat dilanjutkan oleh kepemimpinan berikutnya yang bakal menggantikan Jokowi. Artinya, pasangan capres-cawapres yang condong pada keberlanjutan berpeluang kuat bakal didukung mayoritas pemilih.
Menurut Alfian, faktor keberpihakan Jokowi terbukti berpengaruh jika melihat tingginya elektabilitas Prabowo-Gibran dibandingkan kedua pasangan capres-cawapres yang lain.
“Bahkan sangat besar peluangnya untuk Prabowo-Gibran bisa memenangkan Pilpres dalam satu putaran,” kata Alfian.
Posisi Prabowo-Gibran yang sangat mendukung wacana keberlanjutan ditegaskan pada sesi debat capres maupun cawapres yang telah diselenggarakan oleh KPU.
“Prabowo lebih tampak sebagai petahana yang sangat membela kebijakan Jokowi dari serangan capres lainnya,” ujarnya.
Hal serupa sulit dilakukan oleh pasangan Ganjar-Mahfud yang terkesan ambigu.
“Pada satu sisi Ganjar mengklaim bakal melanjutkan program Jokowi, tetapi di sisi lain juga gencar melancarkan serangan dan kritik terhadap apa yang telah dilakukan oleh Jokowi,” jelas Alfian.
Posisi lebih mudah diambil oleh pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar yang jelas-jelas menggaungkan wacana perubahan.
“Hanya saja Anies-Muhaimin cenderung melawan arus utama publik yang justru menginginkan keberlanjutan, bukannya perubahan,” terang Alfian.
Hasilnya, meskipun elektabilitas Anies-Muhaimin cukup tinggi hingga menggeser Ganjar-Mahfud, tetapi ada batas dukungan publik yang sulit ditembus.
“Anies-Muhaimin akan sangat mengandalkan suara ketidakpuasan terhadap Jokowi yang persentasenya minoritas,” tuturnya.
Survei Jakarta Research Center (JRC) dilakukan pada 26-31 Desember 2023, secara tatap muka kepada 1200 responden mewakili seluruh provinsi di Indonesia. Metode survei adalah multistage random sampling, dengan margin of error sekitar 2,9 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Survei JRC sebut tingkat kepuasan publik terhadap Jokowi 80,2 persen