Kota Bengkulu (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bengkulu mengungkapkan penyebab tingginya kasus Human Immunodeficiency Virus (HIV) di daerah itu pada tahun 2023, yaitu karena faktor hubungan sesama jenis laki-laki atau LSL.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Bengkulu Sri Martiana di Bengkulu Selasa mengatakan, sejak Januari hingga Desember 2023, Dinkes Kota Bengkulu menemukan 133 orang terinfeksi HIV, dan 53 orang di antaranya memiliki riwayat LSL.
"Virus ini menyerang sistem kekebalan tubuh dan melemahkan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi dan penyakit yang disebabkan hubungan bebas, jarum suntik bekas, dan beberapa faktor lainnya," katanya.
Sri Martiana menjelaskan, kasus HIV di Kota Bengkulu mengalami peningkatan, sebab pada 2022 Dinkes menemukan 114 orang yang terinfeksi.
Terkait dengan ketersediaan obat bagi warga yang terinfeksi HIV dapat mendatangi rumah sakit yang telah ditunjuk, seperti Rumah Sakit Harapan dan Doa (RSHD) dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) M. Yunus Bengkulu.
Karena itu, pihaknya terus berupaya untuk menekankan peningkatan HIV dengan berkoordinasi dengan berbagai pihak guna meningkatkan pemahaman serta memberikan edukasi yang akurat dan dapat dipercaya kepada seluruh masyarakat terkait bahayanya HIV.
Kemudian mengimbau masyarakat untuk menghindari pergaulan bebas, penggunaan jarum suntik bekas, dan jika pun harus maka harus menggunakan pengaman agar tidak tertular.
Berikutnya, untuk masyarakat yang telah terdeteksi mengidap HIV juga diimbau untuk menjaga pergaulan agar tidak menularkan virus kepada masyarakat yang belum terinfeksi.
Sri Martiana juga mengingatkan, bagi penderita HIV juga harus rajin melakukan memeriksakan kesehatan agar tidak mengalami komplikasi dan telat menerima pengobatan.
Terkait dengan ketersediaan obat bagi warga yang terinfeksi HIV dapat mendatangi rumah sakit yang telah ditunjuk, seperti Rumah Sakit Harapan dan Doa (RSHD) dan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) M. Yunus Bengkulu.
Karena itu, pihaknya terus berupaya untuk menekankan peningkatan HIV dengan berkoordinasi dengan berbagai pihak guna meningkatkan pemahaman serta memberikan edukasi yang akurat dan dapat dipercaya kepada seluruh masyarakat terkait bahayanya HIV.
Kemudian mengimbau masyarakat untuk menghindari pergaulan bebas, penggunaan jarum suntik bekas, dan jika pun harus maka harus menggunakan pengaman agar tidak tertular.
Berikutnya, untuk masyarakat yang telah terdeteksi mengidap HIV juga diimbau untuk menjaga pergaulan agar tidak menularkan virus kepada masyarakat yang belum terinfeksi.
Sri Martiana juga mengingatkan, bagi penderita HIV juga harus rajin melakukan memeriksakan kesehatan agar tidak mengalami komplikasi dan telat menerima pengobatan.