Yerusalem (ANTARA) - Israel harus meningkatkan bantuan kemanusiaan kepada warga sipil di Gaza karena bantuan yang masuk ke wilayah kantong tersebut hanya memenuhi 10 persen dari yang dibutuhkan warga, lapor media Israel.
Surat kabar Israel Haaretz melaporkan pada Minggu (31/12) bahwa separuh penduduk Gaza yang terdiri dari lebih dari dua juta orang berada dalam kondisi kelaparan yang parah atau ekstrem.
Selain itu, kata Haaretz, 90 persen dari penduduk Gaza sering kali harus melalui kehidupan sehari-hari tanpa makan.
"190 truk yang memasuki Gaza setiap hari dengan persetujuan Israel hanya menyediakan sekitar 10 persen dari kebutuhan warga Gaza,” tulis Haaretz.
“Media Israel sebagian besar menutup-nutupi publik tentang besarnya kehancuran, kematian, dan bencana kemanusiaan di Jalur Gaza akibat perang,” kata surat kabar tersebut.
Warga Gaza sedang dihadapkan pada krisis kemanusiaan dan kesehatan yang sangat parah, karena sekitar 1,4 juta dari 2,3 juta orang di wilayah tersebut terpaksa mengungsi dari rumah-rumah mereka.
Krisis kemanusiaan kian parah karena Israel membatasi akses terhadap makanan, air, obat-obatan, dan listrik di tengah pengeboman Israel yang intens ke wilayah kantong itu.
Bantuan yang masuk ke Jalur Gaza tidak pernah memenuhi kebutuhan keseluruhan penduduk akibat blokade ketat yang diberlakukan Israel terhadap wilayah Palestina itu sejak 2006.
Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Perdagangan dan Pembangunan (UNCTAD) mengatakan pada 26 Oktober bahwa blokade Israel selama bertahun-tahun di Gaza telah menyebabkan 80 persen warga Palestina di Gaza bergantung pada bantuan internasional.
Sedikitnya 150 warga Palestina meninggal dunia dan 286 lainnya terluka dalam 24 jam terakhir ketika pasukan Israel melanjutkan serangan mereka di Jalur Gaza yang terkepung itu, kata Kementerian Kesehatan di Gaza pada Minggu.
Jumlah warga Palestina yang tewas akibat serangan tentara Israel di Gaza sejak 7 Oktober meningkat menjadi 21.822 orang, sedangkan 56.451 orang lainnya luka-luka, kata kementerian itu.
Sumber: Anadolu
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Media Israel: Bantuan yang masuk Gaza hanya penuhi 10 persen kebutuhan
Surat kabar Israel Haaretz melaporkan pada Minggu (31/12) bahwa separuh penduduk Gaza yang terdiri dari lebih dari dua juta orang berada dalam kondisi kelaparan yang parah atau ekstrem.
Selain itu, kata Haaretz, 90 persen dari penduduk Gaza sering kali harus melalui kehidupan sehari-hari tanpa makan.
"190 truk yang memasuki Gaza setiap hari dengan persetujuan Israel hanya menyediakan sekitar 10 persen dari kebutuhan warga Gaza,” tulis Haaretz.
“Media Israel sebagian besar menutup-nutupi publik tentang besarnya kehancuran, kematian, dan bencana kemanusiaan di Jalur Gaza akibat perang,” kata surat kabar tersebut.
Warga Gaza sedang dihadapkan pada krisis kemanusiaan dan kesehatan yang sangat parah, karena sekitar 1,4 juta dari 2,3 juta orang di wilayah tersebut terpaksa mengungsi dari rumah-rumah mereka.
Krisis kemanusiaan kian parah karena Israel membatasi akses terhadap makanan, air, obat-obatan, dan listrik di tengah pengeboman Israel yang intens ke wilayah kantong itu.
Bantuan yang masuk ke Jalur Gaza tidak pernah memenuhi kebutuhan keseluruhan penduduk akibat blokade ketat yang diberlakukan Israel terhadap wilayah Palestina itu sejak 2006.
Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Perdagangan dan Pembangunan (UNCTAD) mengatakan pada 26 Oktober bahwa blokade Israel selama bertahun-tahun di Gaza telah menyebabkan 80 persen warga Palestina di Gaza bergantung pada bantuan internasional.
Sedikitnya 150 warga Palestina meninggal dunia dan 286 lainnya terluka dalam 24 jam terakhir ketika pasukan Israel melanjutkan serangan mereka di Jalur Gaza yang terkepung itu, kata Kementerian Kesehatan di Gaza pada Minggu.
Jumlah warga Palestina yang tewas akibat serangan tentara Israel di Gaza sejak 7 Oktober meningkat menjadi 21.822 orang, sedangkan 56.451 orang lainnya luka-luka, kata kementerian itu.
Sumber: Anadolu
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Media Israel: Bantuan yang masuk Gaza hanya penuhi 10 persen kebutuhan