Jakarta (ANTARA) - Pelatih timnas Argentina U-17, Diego Placente mengaku tetap merasa bangga dengan para pemainnya meski perjuangan mereka gagal melanjutkan langkah menuju partai final Piala Dunia U-17 2023 Indonesia.
Argentina gagal melaju ke partai final untuk keenam kalinya setelah edisi 1991, 1995, 2001, 2003, dan 2013. Di edisi tahun ini, secara dramatis, La Albiceleste ditaklukkan Jerman U-17 melalui drama adu penalti dengan skor 2-4 setelah sebelumnya bermain sama kuat dengan skor 3-3 pada waktu normal.
Agustin Ruberto menjadi bintang pada laga ini setelah mencetak hattrick (36', 45+4’, dan 90+7’). Di sisi lain, Jerman menempatkan striker milik Borussia Dortmund, Paris Brunner ke papan skor sebanyak dua kali (9’ dan 58’), ditambah satu gol dari Max Moerstedt (68’) dalam pesta enam gol pada waktu normal itu.
"Setelah laga yang menguras fisik ini, saya sangat bangga dengan para pemain yang berada di bawah bimbingan saya. Saya bisa mengatakan selamat kepada tim saya karena mereka telah memberikan yang terbaik. Saya merasa bangga dengan apa yang sudah mereka lakukan," kata Placente seusia laga, melansir keterangan resmi, Selasa.
Di babak pertama, Argentina menguasai jalannya laga dengan menggempur habis-habisan gawang Jerman yang berujung menyarangkan dua gol. Sementara Jerman, di babak pertama tidak dapat mengembangkan permainan dengan baik dimana mereka lebih mengandalkan serangan balik cepat.
Baca juga: Pelatih Jerman berambisi kawinkan gelar Euro U-17 dengan Piala Dunia U-17
Namun, pada babak kedua, situasi berbalik. Argentina kesulitan mengembangkan permainan, sedangkan Jerman bangkit dan bermain lebih agresif.
"Pertandingan ini sangat sulit. Saya sesungguhnya bermain dengan sangat baik. Kami mengalami beberapa situasi yang berpeluang menjadi gol, tapi sayangnya tidak terjadi," ucap Placente.
"Kami tahu pertandingan akan semakin intensif di level ini. Kami tidak mencetak gol dan pertandingan menjadi sulit. Saya rasa apa, kedua tim bermain dengan sangat baik dengan gaya masing-masing," tambahnya.
Kedua tim bermain imbang 3-3 pada waktu normal setelah gol ketiga Ruberto menyelamatkan tim Tango di penghujung waktu babak kedua. Namun, pada babak adu penalti, dua penendang Argentina, gagal menunaikan tugasnya dengan baik.
Sementara empat dari lima penendang Jerman sukses sebagai eksekutor. Argentina pun tertunduk lesu setelah dikalahkan Jerman melalui adu penalti dengan skor 2-4.
"Duel kali ini juga sangat menguras fisik. Namun, setelah waktu normal berakhir, hasilnya imbang. Babak adu penalti harus dilakukan. Dan yang seperti kita tahu, penalti itu untung-untungan," ujarnya.
Dengan hasil ini, Argentina harus puas dengan hanya memainkan pertandingan perebutan peringkat ketiga melawan Mali U-17 yang dimainkan di Stadion Manahan, Solo, Jumat (1/12) pukul 19.00 WIB mendatang.
Baca juga: Piala Dunia U-17 - Perancis siap hadapi Jerman di final
Baca juga: Timnas Prancis ke final Piala Dunia U-17 setelah taklukkan 10 pemain Mali
Baca juga: Piala Dunia U-17: Jerman ke final usai kalahkan Argentina 4-2 lewat drama adu penalti
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Placente tetap bangga meski gagal bawa Argentina ke final Piala Dunia
Argentina gagal melaju ke partai final untuk keenam kalinya setelah edisi 1991, 1995, 2001, 2003, dan 2013. Di edisi tahun ini, secara dramatis, La Albiceleste ditaklukkan Jerman U-17 melalui drama adu penalti dengan skor 2-4 setelah sebelumnya bermain sama kuat dengan skor 3-3 pada waktu normal.
Agustin Ruberto menjadi bintang pada laga ini setelah mencetak hattrick (36', 45+4’, dan 90+7’). Di sisi lain, Jerman menempatkan striker milik Borussia Dortmund, Paris Brunner ke papan skor sebanyak dua kali (9’ dan 58’), ditambah satu gol dari Max Moerstedt (68’) dalam pesta enam gol pada waktu normal itu.
"Setelah laga yang menguras fisik ini, saya sangat bangga dengan para pemain yang berada di bawah bimbingan saya. Saya bisa mengatakan selamat kepada tim saya karena mereka telah memberikan yang terbaik. Saya merasa bangga dengan apa yang sudah mereka lakukan," kata Placente seusia laga, melansir keterangan resmi, Selasa.
Di babak pertama, Argentina menguasai jalannya laga dengan menggempur habis-habisan gawang Jerman yang berujung menyarangkan dua gol. Sementara Jerman, di babak pertama tidak dapat mengembangkan permainan dengan baik dimana mereka lebih mengandalkan serangan balik cepat.
Baca juga: Pelatih Jerman berambisi kawinkan gelar Euro U-17 dengan Piala Dunia U-17
Namun, pada babak kedua, situasi berbalik. Argentina kesulitan mengembangkan permainan, sedangkan Jerman bangkit dan bermain lebih agresif.
"Pertandingan ini sangat sulit. Saya sesungguhnya bermain dengan sangat baik. Kami mengalami beberapa situasi yang berpeluang menjadi gol, tapi sayangnya tidak terjadi," ucap Placente.
"Kami tahu pertandingan akan semakin intensif di level ini. Kami tidak mencetak gol dan pertandingan menjadi sulit. Saya rasa apa, kedua tim bermain dengan sangat baik dengan gaya masing-masing," tambahnya.
Kedua tim bermain imbang 3-3 pada waktu normal setelah gol ketiga Ruberto menyelamatkan tim Tango di penghujung waktu babak kedua. Namun, pada babak adu penalti, dua penendang Argentina, gagal menunaikan tugasnya dengan baik.
Sementara empat dari lima penendang Jerman sukses sebagai eksekutor. Argentina pun tertunduk lesu setelah dikalahkan Jerman melalui adu penalti dengan skor 2-4.
"Duel kali ini juga sangat menguras fisik. Namun, setelah waktu normal berakhir, hasilnya imbang. Babak adu penalti harus dilakukan. Dan yang seperti kita tahu, penalti itu untung-untungan," ujarnya.
Dengan hasil ini, Argentina harus puas dengan hanya memainkan pertandingan perebutan peringkat ketiga melawan Mali U-17 yang dimainkan di Stadion Manahan, Solo, Jumat (1/12) pukul 19.00 WIB mendatang.
Baca juga: Piala Dunia U-17 - Perancis siap hadapi Jerman di final
Baca juga: Timnas Prancis ke final Piala Dunia U-17 setelah taklukkan 10 pemain Mali
Baca juga: Piala Dunia U-17: Jerman ke final usai kalahkan Argentina 4-2 lewat drama adu penalti
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Placente tetap bangga meski gagal bawa Argentina ke final Piala Dunia