Bandarlampung (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung memperkuat kemandirian pangan daerah menuju terbentuknya swasembada pangan di daerahnya.
"Pada hari pangan beberapa waktu lalu mengingatkan kepada masyarakat bahwa pangan ini penting dan menjadi hak paling hakiki bagi masyarakat agar bisa hidup sehat, cerdas, dan mandiri. Sehingga pangan ini harus dijaga ketersediaannya," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung Bani Ispriyanto, di Bandarlampung, Senin.
Ia mengatakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat yang ada di daerahnya, maka pemerintah daerah akan terus berusaha memperkuat kemandirian pangan daerah, sekaligus menciptakan swasembada pangan.
"Pangan ini harus dijaga, paling tidak tetap tersedia berdaulat dan mandiri, sehingga tidak ketergantungan dengan daerah lain terutama untuk sembilan jenis bahan pokok harus disiapkan. Sebab hampir 80 persen penduduk dari 9,1 juta jiwa bekerja di bidang pertanian ini jadi modal kita," katanya pula.
Dia melanjutkan bila kemandirian pangan sudah semakin kuat, maka adanya swasembada pangan dengan menjadi daerah penopang dalam menyediakan kebutuhan pangan daerah sekitar pun semakin kuat.
"Yang harus terus dilakukan agar ini tetap terjaga dan bisa konsisten, yaitu dengan menjaga sistem irigasi tetap berjalan untuk mengairi lahan pertanian di musim kemarau, melakukan distribusi pupuk dan benih dengan baik, serta terus mengedukasi petani untuk menerapkan pola tanam serta pertanian yang berkelanjutan," katanya.
Menurut Ispriyanto, di masa kemarau kali ini, Lampung masih bisa melakukan panen serta tanam padi dengan berbagai upaya penyediaan air bagi lahan pertanian seperti melalui pemberian pompa air, sumur bor, dan berbagai upaya lainnya.
"Kami berusaha dengan keras agar proses tanam dan panen tetap bisa dilakukan di musim ini, sebab ini yang harus terus didorong agar ketersediaan pangan terjaga. Lalu masyarakat juga terus kami edukasi agar mereka tidak boros pangan, serta makan secukupnya untuk menghindari bahan pangan terbuang percuma," ujar dia.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Provinsi Lampung memiliki luas baku sawah seluas 361.698 hektare. Luas panen pada Januari 2023 mencapai 7,58 ribu hektare serta potensi panen sepanjang Februari sampai April diperkirakan seluas 211,76 ribu hektare, sehingga total luas panen Januari-April 2023 mencapai 219,34 hektare.
Untuk produksi padi pada Januari 2023 mencapai 40,81 ribu ton gabah kering giling (GKG), serta potensi produksi padi Februari-April 2023 mencapai 1 juta ton GKG. Bila dikonversi menjadi beras konsumsi pangan penduduk pada Januari 2023 produksi beras sebanyak 23,46 ribu ton, pada Februari-April sebanyak 630,49 ribu ton, sehingga produksi beras dari Januari-April 2023 mencapai 653,95 ribu ton.
"Pada hari pangan beberapa waktu lalu mengingatkan kepada masyarakat bahwa pangan ini penting dan menjadi hak paling hakiki bagi masyarakat agar bisa hidup sehat, cerdas, dan mandiri. Sehingga pangan ini harus dijaga ketersediaannya," kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung Bani Ispriyanto, di Bandarlampung, Senin.
Ia mengatakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat yang ada di daerahnya, maka pemerintah daerah akan terus berusaha memperkuat kemandirian pangan daerah, sekaligus menciptakan swasembada pangan.
"Pangan ini harus dijaga, paling tidak tetap tersedia berdaulat dan mandiri, sehingga tidak ketergantungan dengan daerah lain terutama untuk sembilan jenis bahan pokok harus disiapkan. Sebab hampir 80 persen penduduk dari 9,1 juta jiwa bekerja di bidang pertanian ini jadi modal kita," katanya pula.
Dia melanjutkan bila kemandirian pangan sudah semakin kuat, maka adanya swasembada pangan dengan menjadi daerah penopang dalam menyediakan kebutuhan pangan daerah sekitar pun semakin kuat.
"Yang harus terus dilakukan agar ini tetap terjaga dan bisa konsisten, yaitu dengan menjaga sistem irigasi tetap berjalan untuk mengairi lahan pertanian di musim kemarau, melakukan distribusi pupuk dan benih dengan baik, serta terus mengedukasi petani untuk menerapkan pola tanam serta pertanian yang berkelanjutan," katanya.
Menurut Ispriyanto, di masa kemarau kali ini, Lampung masih bisa melakukan panen serta tanam padi dengan berbagai upaya penyediaan air bagi lahan pertanian seperti melalui pemberian pompa air, sumur bor, dan berbagai upaya lainnya.
"Kami berusaha dengan keras agar proses tanam dan panen tetap bisa dilakukan di musim ini, sebab ini yang harus terus didorong agar ketersediaan pangan terjaga. Lalu masyarakat juga terus kami edukasi agar mereka tidak boros pangan, serta makan secukupnya untuk menghindari bahan pangan terbuang percuma," ujar dia.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Provinsi Lampung memiliki luas baku sawah seluas 361.698 hektare. Luas panen pada Januari 2023 mencapai 7,58 ribu hektare serta potensi panen sepanjang Februari sampai April diperkirakan seluas 211,76 ribu hektare, sehingga total luas panen Januari-April 2023 mencapai 219,34 hektare.
Untuk produksi padi pada Januari 2023 mencapai 40,81 ribu ton gabah kering giling (GKG), serta potensi produksi padi Februari-April 2023 mencapai 1 juta ton GKG. Bila dikonversi menjadi beras konsumsi pangan penduduk pada Januari 2023 produksi beras sebanyak 23,46 ribu ton, pada Februari-April sebanyak 630,49 ribu ton, sehingga produksi beras dari Januari-April 2023 mencapai 653,95 ribu ton.