Lampung Timur (ANTARA) - Jumat siang itu, 7 Oktober 2023, di sisi utara, ratusan kapal nelayan tersandar di Pelabuhan Perikanan Desa Muara Gading Mas, Kecamatan Labuhan Maringgai, Kabupaten Lampung Timur, Lampung.
Di antara ratusan kapal itu, ada seorang nelayan di atas kapal sedang duduk tanpa mengenakan baju. Hawa panas yang menyengat dirasakan olehnya.
Beberapa nelayan lain sedang beristirahat dalam ruang anjungan kapal-kapal mereka sembari menunggu senja, karena pada malam hari para nelayan itu akan berangkat beraktivitas menuju tengah laut untuk mencari ikan.
Menengok ke sudut selatan pelabuhan, tersandar ratusan perahu nelayan yang berukuran lebih kecil tengah ditambat. Di pinggir jalan mengitari pelabuhan, berdiri tiang-tiang lampu besi setinggi sekitar 6 meter, menyangga bohlam lampu dan panel bertenaga surya.
Lampu-lampu penerang jalan bertenaga surya yang berdiri di pelabuhan tersebut adalah program bantuan dari PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Offshore Southeast Sumatra (OSES).
Setiap hari, matahari yang bersinar terik di Pelabuhan Perikanan Desa Muara Gading Mas terserap maksimal oleh panel surya, untuk diubah menjadi energi listrik, kemudian disimpan dalam baterai.
Jelang matahari terbenam, baterai akan bekerja menyuplai energi listrik ke bohlam-bohlam, dan lampunya secara otomatis menyala. Perlahan gelap datang, cahayanya bohlam tenaga surya itu pun menerangi pelabuhan.
Adanya lampu-lampu penerang jalan berenergi surya disambut gembira oleh para nelayan setempat, setelah sekian lamanya pelabuhan perikanan ini kondisinya gelap gulita.
Selama ini, kegiatan pada malam hari di pelabuhan itu, seperti aktivitas mengontrol kapal, memompa air di kapal, para nelayan menggunakan lampu penerangan senter tangan, dan lampu senter yang diikatkan di kepala.
"Ada manfaat lampu ini. Tadinya gelap betul di sekitar sini. Cukup membantu untuk menerangi kapal-kapal," ujar salah seorang nelayan tradisional setempat Wahyudi (41), saat sedang bekerja merapikan jaring, ketika ditemui di lokasi pelabuhan ini.
Wahyudi menuturkan, terutama pada dini hari, jelang subuh, sekitar pukul 4, akan banyak kapal nelayan yang berlayar, lampu-lampu tersebut sebagai penerang untuk beraktivitas.
Sementara bagi nelayan yang pulang melaut di malam hari, lampu-lampu surya tersebut menjadi penanda lokasi pelabuhan. Selama ini mercusuar yang ada mati, sehingga nelayan mengandalkan lampu pelabuhan dan ingatan, untuk menemukan dan masuk ke dalam alur sungai pelabuhan.
"Karena lampu mercusuar mati, sudah 3 tahun ini," ujarnya lagi.
Nelayan lainnya Kasiman (48), berujar lampu penerang tenaga surya memberi manfaat perlindungan keamanan, meminimalisir aksi pencurian barang-barang di dalam kapal.
Ketua Dewan Pengurus Cabang (DPC) Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Lampung Timur Nur Ali mengucapkan terima kasih atas bantuan lampu penerang jalan berenergi surya dari PHE OSES itu. "Kami berterima kasih atas bantuan lampunya. TPI Muara Gading Mas yang gelap gulita sekarang jadi terang," katanya pula.
Nur Ali berharap, sinergi tersebut terus menjadi energi positif bagi para nelayan dan warga daerah ini.
"Karena adanya Pertamina OSES di Lampung Timur dirasakan manfaatnya oleh masyarakat," ujar Nur Ali.
Kepala UPTD Pelabuhan Perikanan Labuhan Maringgai dan Teladas A Faisal menyebutkan sebanyak 11 lampu solar cell 40 W terpasang di 11 titik pelabuhan, dan 5 lampu solar cell 50 W di area Tempat Pendaratan Ikan (TPI).
"Lampu penerang jalan ini adalah usulan berdasarkan kebutuhan masyarakat, dalam rangka pengembangan kawasan pelabuhan, mengingat pelabuhan ini tadinya gelap, alhamdulillah sekarang terang," ujar A Faisal.
Faisal mengatakan, bantuan lampu penerang jalan dari PT Pertamina Hulu Energi OSES memberi dampak positif terhadap sektor ekonomi, keamanan, bahkan navigasi kapal di malam hari.
"Yang pasti nelayan terbantu, sangat terbantu, karena sebelumnya tidak ada lampu penerang di pelabuhan," ujarnya lagi.
"Dahulu masyarakat nelayan sering kehilangan barang-barang di kapal seperti aki, tapi semenjak terang, tidak ada laporan nelayan kehilangan barang-barang di kapal," katanya pula.
Menurut Faisal, pihaknya mendukung penggunaan energi terbarukan sebagai solusi defisit energi listrik.
"Biaya murah, tidak perlu bayar, ramah lingkungan, mudah penggunaannya, hanya yang terpenting perawatannya. Lampu bertenaga surya adalah solusi alternatif. Saya rasa perlu terus dikembangkan. Terutama di daerah yang akses ke PLN sulit," ujarnya lagi.
Energi terbarukan solusi defisit energi
Energi terbarukan adalah energi dari sumber daya alam, di antaranya matahari, angin, gelombang laut, dan panas bumi.
Indonesia memiliki potensi energi alam sangat besar yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi kelangkaan energi.
PT Pertamina telah berhasil menggunakan energi terbarukan. Pertamina mendorong penggunaan energi terbarukan bagi sub-sub usaha perusahaannya di wilayah kerja masing-masing.
Bukti penggunaan energi terbarukan adalah lampu penerang jalan bertenaga surya di Pelabuhan Perikanan Muara Gading Mas Labuhan Maringgai itu.
"Program ini sejalan dengan kebijakan Pertamina untuk meningkatkan penggunaan potensi sumber energi baru dan terbarukan di wilayah kerjanya, termasuk wilayah kerja PHE OSES yang ditujukan salah satunya dengan program lampu penerangan di dermaga kolam labuh Pelabuhan Labuhan Maringgai menggunakan panel tenaga surya," ujar Head of Communication, Relations & CID PHE OSES Indra Darmawan.
Indra menyatakan dengan bantuan alat penerangan lampu surya tersebut, diharapkan akan mendukung peningkatan produktivitas nelayan tangkap serta berbagai aktivitas pendukung lainnya di pelabuhan.
Energi terbarukan seperti matahari, angin, panas bumi, dan air yang jumlahnya tidak terbatas dan tersedia setiap saat adalah solusi masa depan menghadapi defisit energi nasional, dan kian mahalnya harga energi di masa depan.
Sudah saatnya negara tampil menghadirkan energi terbarukan, sehingga di masa depan rakyat menerima harga energi yang murah dan sehat.
Para nelayan dan warga di sekitar Pelabuhan Perikanan Desa Muara Gading Mas, Kecamatan Labuhan Maringgai, Kabupaten Lampung Timur, Lampung telah merasakan secara langsung kebermanfaatan energi terbarukan itu.
Energi surya yang melimpah ruah di negeri kita, memberi peluang besar segera dikembangkan sebaik-baiknya untuk kemaslahatan bangsa dan negara, dalam mengatasi defisit energi yang kini menghantui dunia.
Baca juga: PHE OSES peduli tumbuh kembang balita di wilayah pesisir Lampung Timur
Baca juga: Rumah Apung Maggot di Pulau Panggang dari PHE OSES solusi pakan ikan murah
Di antara ratusan kapal itu, ada seorang nelayan di atas kapal sedang duduk tanpa mengenakan baju. Hawa panas yang menyengat dirasakan olehnya.
Beberapa nelayan lain sedang beristirahat dalam ruang anjungan kapal-kapal mereka sembari menunggu senja, karena pada malam hari para nelayan itu akan berangkat beraktivitas menuju tengah laut untuk mencari ikan.
Menengok ke sudut selatan pelabuhan, tersandar ratusan perahu nelayan yang berukuran lebih kecil tengah ditambat. Di pinggir jalan mengitari pelabuhan, berdiri tiang-tiang lampu besi setinggi sekitar 6 meter, menyangga bohlam lampu dan panel bertenaga surya.
Lampu-lampu penerang jalan bertenaga surya yang berdiri di pelabuhan tersebut adalah program bantuan dari PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Offshore Southeast Sumatra (OSES).
Setiap hari, matahari yang bersinar terik di Pelabuhan Perikanan Desa Muara Gading Mas terserap maksimal oleh panel surya, untuk diubah menjadi energi listrik, kemudian disimpan dalam baterai.
Jelang matahari terbenam, baterai akan bekerja menyuplai energi listrik ke bohlam-bohlam, dan lampunya secara otomatis menyala. Perlahan gelap datang, cahayanya bohlam tenaga surya itu pun menerangi pelabuhan.
Adanya lampu-lampu penerang jalan berenergi surya disambut gembira oleh para nelayan setempat, setelah sekian lamanya pelabuhan perikanan ini kondisinya gelap gulita.
Selama ini, kegiatan pada malam hari di pelabuhan itu, seperti aktivitas mengontrol kapal, memompa air di kapal, para nelayan menggunakan lampu penerangan senter tangan, dan lampu senter yang diikatkan di kepala.
"Ada manfaat lampu ini. Tadinya gelap betul di sekitar sini. Cukup membantu untuk menerangi kapal-kapal," ujar salah seorang nelayan tradisional setempat Wahyudi (41), saat sedang bekerja merapikan jaring, ketika ditemui di lokasi pelabuhan ini.
Wahyudi menuturkan, terutama pada dini hari, jelang subuh, sekitar pukul 4, akan banyak kapal nelayan yang berlayar, lampu-lampu tersebut sebagai penerang untuk beraktivitas.
Sementara bagi nelayan yang pulang melaut di malam hari, lampu-lampu surya tersebut menjadi penanda lokasi pelabuhan. Selama ini mercusuar yang ada mati, sehingga nelayan mengandalkan lampu pelabuhan dan ingatan, untuk menemukan dan masuk ke dalam alur sungai pelabuhan.
"Karena lampu mercusuar mati, sudah 3 tahun ini," ujarnya lagi.
Nelayan lainnya Kasiman (48), berujar lampu penerang tenaga surya memberi manfaat perlindungan keamanan, meminimalisir aksi pencurian barang-barang di dalam kapal.
Ketua Dewan Pengurus Cabang (DPC) Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Lampung Timur Nur Ali mengucapkan terima kasih atas bantuan lampu penerang jalan berenergi surya dari PHE OSES itu. "Kami berterima kasih atas bantuan lampunya. TPI Muara Gading Mas yang gelap gulita sekarang jadi terang," katanya pula.
Nur Ali berharap, sinergi tersebut terus menjadi energi positif bagi para nelayan dan warga daerah ini.
"Karena adanya Pertamina OSES di Lampung Timur dirasakan manfaatnya oleh masyarakat," ujar Nur Ali.
Kepala UPTD Pelabuhan Perikanan Labuhan Maringgai dan Teladas A Faisal menyebutkan sebanyak 11 lampu solar cell 40 W terpasang di 11 titik pelabuhan, dan 5 lampu solar cell 50 W di area Tempat Pendaratan Ikan (TPI).
"Lampu penerang jalan ini adalah usulan berdasarkan kebutuhan masyarakat, dalam rangka pengembangan kawasan pelabuhan, mengingat pelabuhan ini tadinya gelap, alhamdulillah sekarang terang," ujar A Faisal.
Faisal mengatakan, bantuan lampu penerang jalan dari PT Pertamina Hulu Energi OSES memberi dampak positif terhadap sektor ekonomi, keamanan, bahkan navigasi kapal di malam hari.
"Yang pasti nelayan terbantu, sangat terbantu, karena sebelumnya tidak ada lampu penerang di pelabuhan," ujarnya lagi.
"Dahulu masyarakat nelayan sering kehilangan barang-barang di kapal seperti aki, tapi semenjak terang, tidak ada laporan nelayan kehilangan barang-barang di kapal," katanya pula.
Menurut Faisal, pihaknya mendukung penggunaan energi terbarukan sebagai solusi defisit energi listrik.
"Biaya murah, tidak perlu bayar, ramah lingkungan, mudah penggunaannya, hanya yang terpenting perawatannya. Lampu bertenaga surya adalah solusi alternatif. Saya rasa perlu terus dikembangkan. Terutama di daerah yang akses ke PLN sulit," ujarnya lagi.
Energi terbarukan solusi defisit energi
Energi terbarukan adalah energi dari sumber daya alam, di antaranya matahari, angin, gelombang laut, dan panas bumi.
Indonesia memiliki potensi energi alam sangat besar yang dapat dimanfaatkan untuk mengatasi kelangkaan energi.
PT Pertamina telah berhasil menggunakan energi terbarukan. Pertamina mendorong penggunaan energi terbarukan bagi sub-sub usaha perusahaannya di wilayah kerja masing-masing.
Bukti penggunaan energi terbarukan adalah lampu penerang jalan bertenaga surya di Pelabuhan Perikanan Muara Gading Mas Labuhan Maringgai itu.
"Program ini sejalan dengan kebijakan Pertamina untuk meningkatkan penggunaan potensi sumber energi baru dan terbarukan di wilayah kerjanya, termasuk wilayah kerja PHE OSES yang ditujukan salah satunya dengan program lampu penerangan di dermaga kolam labuh Pelabuhan Labuhan Maringgai menggunakan panel tenaga surya," ujar Head of Communication, Relations & CID PHE OSES Indra Darmawan.
Indra menyatakan dengan bantuan alat penerangan lampu surya tersebut, diharapkan akan mendukung peningkatan produktivitas nelayan tangkap serta berbagai aktivitas pendukung lainnya di pelabuhan.
Energi terbarukan seperti matahari, angin, panas bumi, dan air yang jumlahnya tidak terbatas dan tersedia setiap saat adalah solusi masa depan menghadapi defisit energi nasional, dan kian mahalnya harga energi di masa depan.
Sudah saatnya negara tampil menghadirkan energi terbarukan, sehingga di masa depan rakyat menerima harga energi yang murah dan sehat.
Para nelayan dan warga di sekitar Pelabuhan Perikanan Desa Muara Gading Mas, Kecamatan Labuhan Maringgai, Kabupaten Lampung Timur, Lampung telah merasakan secara langsung kebermanfaatan energi terbarukan itu.
Energi surya yang melimpah ruah di negeri kita, memberi peluang besar segera dikembangkan sebaik-baiknya untuk kemaslahatan bangsa dan negara, dalam mengatasi defisit energi yang kini menghantui dunia.
Baca juga: PHE OSES peduli tumbuh kembang balita di wilayah pesisir Lampung Timur
Baca juga: Rumah Apung Maggot di Pulau Panggang dari PHE OSES solusi pakan ikan murah