Tanggerang (ANTARA) - Pada 23 Agustus 2023, Institut Kemandirian (IK) yang merupakan organ pelaksana program Dompet Dhuafa (DD) meresmikan pendidikan vokasi di bidang konstruksi bangunan dengan nama Sekolah Tukang Ahli (STUKA). Peluncuran inj dilakukan di Gedung Wardah Institut Kemandirian, Tangerang, Banten.
Pendidikan vokasi ini diselenggarakan berkolaborasi dengan Dompet Dhuafa (DD) Konstruksi. Program ini diharapkan dapat mendukung penyediaan tenaga kerja di bidang konstruksi bangunan dengan mencetak lulusan yang kompeten, baik dari aspek keterampilan dan juga karakter.
Program ini lahir dilatarbelakangi oleh keprihatinan atas masih tingginya tingkat kemiskinan dan pengangguran di Indonesia, terutama pada kaum muda. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah pengangguran di Jakarta mencapai 397.623 orang pada Februari 2023. Jumlah tersebut naik dibandingkan dengan data Agustus 2022 yang berjumlah 377.294 orang. Di sisi lain, Indonesia mendapatkan bonus demografi yang akan mencapai puncak pada tahun 2030-an karena 68% penduduk Indonesia adalah penduduk usia produktif yang memiliki peluang besar untuk meraih Indonesia Emas 2045.
Namun adanya bonus demografi tersebut harus diimbangi dengan tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) yang mumpuni sehingga dapat mendorong laju perekonomian bangsa. Hal ini perlu menjadi perhatian bersama, termasuk dari Dompet Dhuafa.
Melalui Institut Kemandirian, Dompet Dhuafa turut berperan serta membantu mendidik dan melatih kaum muda dhuafa untuk memiliki keterampilan dan keahlian, sehingga menjadi SDM yang produktif dan berkarakter.
Pada peluncuran Program STUKA inj, Parni Hadi selaku Inisiator dan Ketua Dewan Pembina Dompet Dhuafa menuturkan, ide program STUKA muncul dari rasa keprihatinan dan semangat untuk mengangkat derajat orang dhuafa.
Namun demikian, Parni Hadi memiliki pemikiran bahwa mengeluarkan orang dari kemiskinan tentu tidak bisa langsung dengan menjadikannya ia seorang pengusaha. Tetapi, mereka harus diberi bekal keterampilan melalui pelatihan keterampilan.
“Nanti mereka semua peserta akan mendapatkan ijazah dan sertifikat. Sisi lain kita harus punya kreatifitas,” ujar Parni Hadi.
Lebih jauh Parni Hadi berharap program ini nantinya memberi dampak positif dan memberi efek baik bagi individu peserta serta masyarakat luas.
Mengenai STUKA, beliau menjelaskan, lahirnya program ini dari pemikiran bahwa banyak orang yang membutuhkan pekerjaan yang menghasilkan. Hal ini digagas Dompet Dhiafa melalui Trilogi Program Dompet Dhuafa yaitu Bangun Desa, Tanggulangi Kemiskinan Perkotaan, dan Urban Disaster Management. Trilogi ini tidak hanya menyasar kaum muda di pedesaan, tapi juga di perkotaan.
STUKA merupakan program yang menyiapkan kaum muda di desa dan kota untuk menjadi tukang ahli di bidang konstruksi. Nama STUKA dipilih karena memiliki energi besar dan gagasan nilai yang ajeg.
“Salah dan bingung itu wajar, itu awal dari sebuah kemajuan. Orang perlu kerja, butuh uang. Yang paling mudah adalah menjadi tukang tapi ahli. Kita putuskan dengan nama STUKA, membawa energi dan gagasan besar. Ingat Trilogi Dompet Dhuafa. Tukang ini khusus, juga di sertifikasi oleh DD Konstruksi, ijazahnya certified . Ini berkaitan, freedom melahirkan kreativitas,” ungkap Parni Hadi.
“Lakukan dengan rasa ketuhanan. Menyatukan sifat dari nama ‘Rahsa’. Olah rasa, olah karsa, olah karya. Kenali rasa sendiri dan orang lain. Pesan Sayyidina Ali, siapa kenal dirinya, maka mengenal Tuhan-nya,” pesan Parni Hadi.
Sementara itu, Ketua Pengurus Dompet Dhuafa, Rahmad Riyadi disela-sela agenda mengatakan, Institut Kemandirian bisa menjadi jembatan dalam memfasilitasi pelatihan penyedia tenaga kerja yang profesional.
"Persaingan dunia kerja yang begitu besar tentunya membutuhkan SDM yang mumpuni, tentu kami berharap dengan tercetusnya program ini dapat memberikan manfaat yang langsung. Kami juga berterima kasih karena ini ide yang luar biasa," tambah Rahmad Riyadi.
Menurut Rahmad, belakangan ia selalu merasa resah dengan keberadaan kemiskinan yang ada di Indonesia dan selalu menekankan bahwa Dompet Dhuafa sebagai lembaga filantropi harus melakukan pemberdayaan secara langsung.
"Jadi saya berharap dalam pembukaan ini lebih komprehensif dan lebih memuliakan sehingga kita ini sebagai lembaga juga betul-betul sempurna dalam melayani pemberi manfaat," ungkap Rahmad Riyadi.
Di sisi lain Direktur Institut Kemandirian, Abdurrahman Usman mengatakan, inisiasi program ini diharapkan mampu mendukung pemenuhan kebutuhan tenaga kerja di bidang konstruksi bangunan dengan menciptakan sumber daya manusia yang kompeten baik dari aspek keterampilan maupun karakter.
"Hingga hari ini kita terus berinovasi dan terus memberikan layanan yang terbaik sesuai dengan tuntutan zaman, tuntunan eranya. Sehingga tahun ini kita meluncurkan berbagai program yang di dalam dunia pekerjaan dibutuhkan, salah satunya yang akan kita saksikan peluncuran program baru sekolah tukang ahli,” kata Usman.
TENTANG DOMPET DHUAFA
Dompet Dhuafa adalah lembaga filantropi islam yang berkhidmat dalam pemberdayaan kaum dhuafa dengan pendekatan budaya, welasasih (filantropis) dan wirausaha sosial. Menapaki perjalanan lebih dari tiga dekade (30 tahun), Dompet Dhuafa berkontribusi menghadirkan layanan bagi pemberdayaan dan pengembangan umat melalui lima pilar program yaitu pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosial kebencanaan, dakwah dan budaya, serta CSR.
Pendidikan vokasi ini diselenggarakan berkolaborasi dengan Dompet Dhuafa (DD) Konstruksi. Program ini diharapkan dapat mendukung penyediaan tenaga kerja di bidang konstruksi bangunan dengan mencetak lulusan yang kompeten, baik dari aspek keterampilan dan juga karakter.
Program ini lahir dilatarbelakangi oleh keprihatinan atas masih tingginya tingkat kemiskinan dan pengangguran di Indonesia, terutama pada kaum muda. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah pengangguran di Jakarta mencapai 397.623 orang pada Februari 2023. Jumlah tersebut naik dibandingkan dengan data Agustus 2022 yang berjumlah 377.294 orang. Di sisi lain, Indonesia mendapatkan bonus demografi yang akan mencapai puncak pada tahun 2030-an karena 68% penduduk Indonesia adalah penduduk usia produktif yang memiliki peluang besar untuk meraih Indonesia Emas 2045.
Namun adanya bonus demografi tersebut harus diimbangi dengan tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) yang mumpuni sehingga dapat mendorong laju perekonomian bangsa. Hal ini perlu menjadi perhatian bersama, termasuk dari Dompet Dhuafa.
Melalui Institut Kemandirian, Dompet Dhuafa turut berperan serta membantu mendidik dan melatih kaum muda dhuafa untuk memiliki keterampilan dan keahlian, sehingga menjadi SDM yang produktif dan berkarakter.
Pada peluncuran Program STUKA inj, Parni Hadi selaku Inisiator dan Ketua Dewan Pembina Dompet Dhuafa menuturkan, ide program STUKA muncul dari rasa keprihatinan dan semangat untuk mengangkat derajat orang dhuafa.
Namun demikian, Parni Hadi memiliki pemikiran bahwa mengeluarkan orang dari kemiskinan tentu tidak bisa langsung dengan menjadikannya ia seorang pengusaha. Tetapi, mereka harus diberi bekal keterampilan melalui pelatihan keterampilan.
“Nanti mereka semua peserta akan mendapatkan ijazah dan sertifikat. Sisi lain kita harus punya kreatifitas,” ujar Parni Hadi.
Lebih jauh Parni Hadi berharap program ini nantinya memberi dampak positif dan memberi efek baik bagi individu peserta serta masyarakat luas.
Mengenai STUKA, beliau menjelaskan, lahirnya program ini dari pemikiran bahwa banyak orang yang membutuhkan pekerjaan yang menghasilkan. Hal ini digagas Dompet Dhiafa melalui Trilogi Program Dompet Dhuafa yaitu Bangun Desa, Tanggulangi Kemiskinan Perkotaan, dan Urban Disaster Management. Trilogi ini tidak hanya menyasar kaum muda di pedesaan, tapi juga di perkotaan.
STUKA merupakan program yang menyiapkan kaum muda di desa dan kota untuk menjadi tukang ahli di bidang konstruksi. Nama STUKA dipilih karena memiliki energi besar dan gagasan nilai yang ajeg.
“Salah dan bingung itu wajar, itu awal dari sebuah kemajuan. Orang perlu kerja, butuh uang. Yang paling mudah adalah menjadi tukang tapi ahli. Kita putuskan dengan nama STUKA, membawa energi dan gagasan besar. Ingat Trilogi Dompet Dhuafa. Tukang ini khusus, juga di sertifikasi oleh DD Konstruksi, ijazahnya certified . Ini berkaitan, freedom melahirkan kreativitas,” ungkap Parni Hadi.
“Lakukan dengan rasa ketuhanan. Menyatukan sifat dari nama ‘Rahsa’. Olah rasa, olah karsa, olah karya. Kenali rasa sendiri dan orang lain. Pesan Sayyidina Ali, siapa kenal dirinya, maka mengenal Tuhan-nya,” pesan Parni Hadi.
Sementara itu, Ketua Pengurus Dompet Dhuafa, Rahmad Riyadi disela-sela agenda mengatakan, Institut Kemandirian bisa menjadi jembatan dalam memfasilitasi pelatihan penyedia tenaga kerja yang profesional.
"Persaingan dunia kerja yang begitu besar tentunya membutuhkan SDM yang mumpuni, tentu kami berharap dengan tercetusnya program ini dapat memberikan manfaat yang langsung. Kami juga berterima kasih karena ini ide yang luar biasa," tambah Rahmad Riyadi.
Menurut Rahmad, belakangan ia selalu merasa resah dengan keberadaan kemiskinan yang ada di Indonesia dan selalu menekankan bahwa Dompet Dhuafa sebagai lembaga filantropi harus melakukan pemberdayaan secara langsung.
"Jadi saya berharap dalam pembukaan ini lebih komprehensif dan lebih memuliakan sehingga kita ini sebagai lembaga juga betul-betul sempurna dalam melayani pemberi manfaat," ungkap Rahmad Riyadi.
Di sisi lain Direktur Institut Kemandirian, Abdurrahman Usman mengatakan, inisiasi program ini diharapkan mampu mendukung pemenuhan kebutuhan tenaga kerja di bidang konstruksi bangunan dengan menciptakan sumber daya manusia yang kompeten baik dari aspek keterampilan maupun karakter.
"Hingga hari ini kita terus berinovasi dan terus memberikan layanan yang terbaik sesuai dengan tuntutan zaman, tuntunan eranya. Sehingga tahun ini kita meluncurkan berbagai program yang di dalam dunia pekerjaan dibutuhkan, salah satunya yang akan kita saksikan peluncuran program baru sekolah tukang ahli,” kata Usman.
TENTANG DOMPET DHUAFA
Dompet Dhuafa adalah lembaga filantropi islam yang berkhidmat dalam pemberdayaan kaum dhuafa dengan pendekatan budaya, welasasih (filantropis) dan wirausaha sosial. Menapaki perjalanan lebih dari tiga dekade (30 tahun), Dompet Dhuafa berkontribusi menghadirkan layanan bagi pemberdayaan dan pengembangan umat melalui lima pilar program yaitu pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosial kebencanaan, dakwah dan budaya, serta CSR.