Jakarta (ANTARA) - Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono berencana memodernisasi beberapa alutsista di Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) dan memperbesar organisasi di lingkungan Paspampres terutama untuk Grup D Paspampres yang bertugas mengamankan mantan presiden dan mantan wakil presiden.

Yudo menjelaskan modernisasi itu dibutuhkan karena beberapa peralatan usianya cukup tua.

 

“Tadi peralatannya saya lihat sudah banyak yang sudah tua, termasuk persenjataannya. Saya tadi sudah (berbicara) dengan para staf saya, para asisten, tadi saya suruh meninjau juga, tentunya juga nanti akan jadi program saya ke depan untuk modernisasi peralatan semuanya, termasuk mobil-mobil untuk pengamanan dan juga mobil antipeluru dan sebagainya. Tadi saya lihat sudah tua semuanya, ini nanti akan jadi program saya ke depan untuk modernisasi,” kata Panglima TNI di Markas Komando Paspampres, Jakarta, Senin.

Dia mengatakan rencana itu kemungkinan cepat terealisasi karena program modernisasi masuk dalam tahun anggaran yang tengah berjalan.

“Ini dalam 1–2 tahun ke depan, karena ini anggaran 2023 sudah berjalan. Tentunya 2023 nanti akan kami rencanakan sehingga 2024 sudah bisa kami dukung,” kata Laksamana Yudo.

Panglima TNI juga menyebut rencana memperluas organisasi Grup D Paspampres.

“Nanti ke depan, termasuk organisasi Paspampres, tadi yang Grup D mungkin akan diperbesar. Ya, nantinya akan kami buat kelompok kerja untuk membahas ini,” kata Yudo.

Walaupun demikian, dia tidak menjelaskan lebih lanjut kapan kelompok kerja itu dibentuk.

“Mudah-mudahan ke depan Paspampres harus lebih canggih peralatannya, di samping personelnya yang tadi kita lihat bersama, mereka sangat-sangat profesional di bidangnya,” kata Yudo.
 

Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono pada Senin menerima baret dan brevet kehormatan dari Paspampres dalam rangkaian upacara di Mako Paspampres, Jakarta. Laksamana TNI Yudo Margono menjadi Panglima TNI pertama pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma’ruf Amin yang menerima Brevet Kehormatan Setia Waspada dari Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres).

Upacara pembaretan dan penyematan brevet kehormatan itu dilakukan oleh Komandan Paspampres (Danpaspampres) Mayjen TNI Rafael Granada Baay.

“Ini merupakan kegiatan yang pertama kali kita laksanakan, dan tentunya menjadi kebanggaan dan kehormatan bagi saya diberi baret dan brevet ini. Tentunya menjadi tanggung jawab saya bahwa Paspampres adalah satuan atau balakpus (badan pelaksana pusat) di bawahnya Panglima TNI,” kata Panglima TNI.

Upacara pembaretan dan penyematan brevet kehormatan untuk Panglima TNI diawali dengan simulasi dan unjuk kemampuan dari para anggota Paspampres. Beberapa simulasi yang diperlihatkan kepada Panglima TNI, di antaranya simulasi menjinakkan bom, simulasi evakuasi Presiden dan Ibu Negara, simulasi pengamanan VVIP saat ada demonstrasi dan penyerangan.

Kemudian, ada juga seni bela diri yang ditampilkan para anggota Paspampres, mengingat mereka dikenal sebagai “tameng” atau “perisai hidup” untuk Presiden RI, Wakil Presiden RI, dan Ibu Negara.

Dalam rangkaian acara yang sama, sebanyak 60 anggota Paspampres juga menampilkan berbagai seni bela diri, antara lain karate, judo, aikido, merpati putih, dan Pencak Silat WS Pamungkas yang merupakan bela diri tradisional Indonesia.

Beberapa anggota juga memperlihatkan kemampuan itu dipergunakan untuk membela diri dan menundukkan lawan.

Terakhir, beberapa anggota Paspampres memperlihatkan kemampuan olah tubuh mereka dengan memecahkan susunan genting, bata ringan, beton, balok es batu, dan besi panas.

 


 


Pewarta : Genta Tenri Mawangi
Editor : Agus Wira Sukarta
Copyright © ANTARA 2024