Bandarlampung (ANTARA) - Supplier atau pemasok kopi di wilayah Ulu Belu Kabupaten Tanggamus memasok biji kopi ke Louis Dreyfus Company (LDC) perusahaan yang bergerak di bidang pertanian tersebut antara 500 hingga 1.000 ton per musim.
"Kopi tersebut berasal dari petani kopi di Ulu Belu yang menjadi mitra LDC. Dan kualitas biji kopi juga telah tersertifikasi seperti rendemen, kadar air, dan lainnya sesuai standar LDC," kata Firdaus (44) salah seorang supplier biji kopi di Ulu Belu Tanggamus, Lampung, Kamis.
Ia menyebutkan harga biji kopi yang dijual ke perusahaan yang bergerak di bidang pertanian itu juga cukup bagus sehingga petani banyak menjualnya.
Menurutnya, perusahaan LDC menerapkan standar kualitas sehingga biji kopi yang dijual memiliki mutu yang bagus.
"Ada juga petani yang menjual biji kopi ke kami tak sesuai sertifikasi tetap kami terima tapi tidak kami jual ke LDC," ujarnya lagi.
Firdaus mengaku membeli biji kopi petani sesuai harga pasar atau harga yang telah ditetapkan LDC.Pihaknya hanya memotong biaya ongkos pengiriman saja.
Ia menjelaskan harga biji kopi kering saat ini sekitar Rp40.000 hingga Rp45.000 per kilogram tergantung kualitas.
"Ada juga sih petani kopi yang masih menahan biji kopi hasil panennya dan berharap harga lebih tinggi," ujarnya lagi.
Asnawi petani kopi asal Pekon Sinar Banten mengatakan bahwa dirinya menjual biji kopi ke pengepul yang menjadi mitra LDC.
Menurutnya harga biji kopi saat ini cukup tinggi mencapai Rp40.000 per kg dari sebelumnya Rp35.000 per kg.
Asnawi yang juga mitra LDC mengatakan produktivitas tanaman kopinya saat ini bisa mencapai 1 ton per hektare.
Ia juga mengharapkan pemerintah daerah setempat maupun perusahaan swasta tak hanya memberikan pelatihan budi daya tanaman kopi yang baik tapi juga dapat memberikan bantuan pupuk maupun bibit berkualitas.
"Ya kalau dari LDC kami mendapatkan bantuan alat pelindung kerja, pestisida, dan lainnya," tambah Asnawi.
Sebelumnya tim LDC memberikan edukasi budi daya kopi kepada petani di wilayah Ulu Belu Kabupaten Tanggamus, guna meningkatkan produktivitas tanaman kopi.
Edukasi dilakukan langsung oleh tim LDC, dengan menghadirkan sejumlah perwakilan petani yang tergabung dalam kelompok tani di wilayah setempat.
Agronomis LDC Area Lampung, Gusti Putu Setiawan di Pekon Gunung Sari Ulu Belu Tanggamus, mengatakan pihaknya memberikan pengetahuan petani kopi yang ada di wilayah Ulu Belu Tanggamus, guna mewujudkan petani yang berkualitas, serta membudidayakan kopi secara berkesinambungan dan meningkatkan produksi
"Kami memberikan pelatihan kepada 8 perwakilan petani, untuk diberikan pengetahuan tentang tata cara meningkatkan produktivitas hasil pertanian kopi yang ada di masing-masing petani," kata Gusti.
Dalam pemaparan di tengah ladang kopi wilayah Sinar Jaya, Gusti mengatakan ada 3 poin penting yang menjadi penekanan dalam kegiatan pada kesempatan ini. Pertama, pelatihan konservasi tanah. Kedua, pelatihan penanaman. Dan ketiga, pelatihan pemangkasan kopi.
"Tiga poin ini, menjadi kunci meningkatnya produktivitas hasil kopi para petani kopi di wilayah ini. Khususnya, yang menjadi mitra LDC," ujarnya.
"Kopi tersebut berasal dari petani kopi di Ulu Belu yang menjadi mitra LDC. Dan kualitas biji kopi juga telah tersertifikasi seperti rendemen, kadar air, dan lainnya sesuai standar LDC," kata Firdaus (44) salah seorang supplier biji kopi di Ulu Belu Tanggamus, Lampung, Kamis.
Ia menyebutkan harga biji kopi yang dijual ke perusahaan yang bergerak di bidang pertanian itu juga cukup bagus sehingga petani banyak menjualnya.
Menurutnya, perusahaan LDC menerapkan standar kualitas sehingga biji kopi yang dijual memiliki mutu yang bagus.
"Ada juga petani yang menjual biji kopi ke kami tak sesuai sertifikasi tetap kami terima tapi tidak kami jual ke LDC," ujarnya lagi.
Firdaus mengaku membeli biji kopi petani sesuai harga pasar atau harga yang telah ditetapkan LDC.Pihaknya hanya memotong biaya ongkos pengiriman saja.
Ia menjelaskan harga biji kopi kering saat ini sekitar Rp40.000 hingga Rp45.000 per kilogram tergantung kualitas.
"Ada juga sih petani kopi yang masih menahan biji kopi hasil panennya dan berharap harga lebih tinggi," ujarnya lagi.
Asnawi petani kopi asal Pekon Sinar Banten mengatakan bahwa dirinya menjual biji kopi ke pengepul yang menjadi mitra LDC.
Menurutnya harga biji kopi saat ini cukup tinggi mencapai Rp40.000 per kg dari sebelumnya Rp35.000 per kg.
Asnawi yang juga mitra LDC mengatakan produktivitas tanaman kopinya saat ini bisa mencapai 1 ton per hektare.
Ia juga mengharapkan pemerintah daerah setempat maupun perusahaan swasta tak hanya memberikan pelatihan budi daya tanaman kopi yang baik tapi juga dapat memberikan bantuan pupuk maupun bibit berkualitas.
"Ya kalau dari LDC kami mendapatkan bantuan alat pelindung kerja, pestisida, dan lainnya," tambah Asnawi.
Sebelumnya tim LDC memberikan edukasi budi daya kopi kepada petani di wilayah Ulu Belu Kabupaten Tanggamus, guna meningkatkan produktivitas tanaman kopi.
Edukasi dilakukan langsung oleh tim LDC, dengan menghadirkan sejumlah perwakilan petani yang tergabung dalam kelompok tani di wilayah setempat.
Agronomis LDC Area Lampung, Gusti Putu Setiawan di Pekon Gunung Sari Ulu Belu Tanggamus, mengatakan pihaknya memberikan pengetahuan petani kopi yang ada di wilayah Ulu Belu Tanggamus, guna mewujudkan petani yang berkualitas, serta membudidayakan kopi secara berkesinambungan dan meningkatkan produksi
"Kami memberikan pelatihan kepada 8 perwakilan petani, untuk diberikan pengetahuan tentang tata cara meningkatkan produktivitas hasil pertanian kopi yang ada di masing-masing petani," kata Gusti.
Dalam pemaparan di tengah ladang kopi wilayah Sinar Jaya, Gusti mengatakan ada 3 poin penting yang menjadi penekanan dalam kegiatan pada kesempatan ini. Pertama, pelatihan konservasi tanah. Kedua, pelatihan penanaman. Dan ketiga, pelatihan pemangkasan kopi.
"Tiga poin ini, menjadi kunci meningkatnya produktivitas hasil kopi para petani kopi di wilayah ini. Khususnya, yang menjadi mitra LDC," ujarnya.