Bandarlampung (ANTARA) - Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Lampung Irfan Farulian mengatakan sektor pariwisata dapat menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi baru daerah.
"Dalam mendorong kinerja ekonomi daerah, kita membutuhkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dalam artian pertumbuhan harus baik dan stabil oleh karenanya perlu memastikan sumber-sumber pertumbuhan perekonomian dari mana saja," ujarnya di Bandarlampung, Lampung, Sabtu.
Dia menjelaskan salah satu sektor yang dapat menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi baru adalah pariwisata, dengan berbagai potensi alam, budaya yang telah tersedia di Lampung.
"Provinsi Lampung ini 45 persen pertumbuhan ekonomi berasal dari sektor pertanian, dan manufaktur. Kalau dua sektor ini menghadapi kendala, risiko terjadi pelemahan ekonomi besar jadi harus ada penyangga. Di sini, pariwisata sangat kuat, berbagai jenis pariwisata ada, dari wisata religi, wisata olahraga, wisata alam, wisata budaya dan kuliner ini yang harus jadi pertumbuhan baru ekonomi ke depan," ucap dia.
Ia melanjutkan namun ada beberapa kendala yang harus diselesaikan untuk menjadikan pariwisata sebagai sektor penggerak perekonomian yang kuat.
Salah satunya lama waktu menginap wisatawan yang masih cukup singkat hanya 1,32 hari, yang menahan potensi belanja wisatawan.
"Kalau lama waktu menginap wisatawan bisa ditambah, maka belanja bisa bertambah dan mempengaruhi peningkatan di sektor akomodasi makanan minuman seperti hotel, restoran, UMKM. Dan tentu bisa mendukung konsumsi rumah tangga yang berkontribusi 60 persen dari pembentukan PDRB," katanya.
Dia menjelaskan pengembangan sektor pariwisata sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi baru daerah, dapat dilakukan dengan pengembangan konsep pariwisata berkualitas.
"Konsep pariwisata berkualitas ini mencakup atraksi, amenitas, akses, pelaku usaha, dan promosi yang mumpuni terukur, dan konsisten. Jangan kita mendatangkan orang banyak ke destinasi wisata tapi memiliki kecenderungan merusak lingkungan padalah untuk memperbaiki ekosistem ini sangat mahal biayanya," tambahnya.
Menurut dia dalam meningkatkan sektor pariwisata perlu dioptimalkan atraksi wisata unggulan, namun tetap dengan memperhatikan keramahan lingkungan.
"Harapannya atas adanya kedatangan wisatawan lokal dan juga wisatawan mancanegara ini bisa mendukung neraca pembayaran, artinya dia bawa devisa, dengan waktu menginap yang lebih lama mereka bisa berbelanja produk UMKM di sini," ujar dia.
"Dalam mendorong kinerja ekonomi daerah, kita membutuhkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dalam artian pertumbuhan harus baik dan stabil oleh karenanya perlu memastikan sumber-sumber pertumbuhan perekonomian dari mana saja," ujarnya di Bandarlampung, Lampung, Sabtu.
Dia menjelaskan salah satu sektor yang dapat menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi baru adalah pariwisata, dengan berbagai potensi alam, budaya yang telah tersedia di Lampung.
"Provinsi Lampung ini 45 persen pertumbuhan ekonomi berasal dari sektor pertanian, dan manufaktur. Kalau dua sektor ini menghadapi kendala, risiko terjadi pelemahan ekonomi besar jadi harus ada penyangga. Di sini, pariwisata sangat kuat, berbagai jenis pariwisata ada, dari wisata religi, wisata olahraga, wisata alam, wisata budaya dan kuliner ini yang harus jadi pertumbuhan baru ekonomi ke depan," ucap dia.
Ia melanjutkan namun ada beberapa kendala yang harus diselesaikan untuk menjadikan pariwisata sebagai sektor penggerak perekonomian yang kuat.
Salah satunya lama waktu menginap wisatawan yang masih cukup singkat hanya 1,32 hari, yang menahan potensi belanja wisatawan.
"Kalau lama waktu menginap wisatawan bisa ditambah, maka belanja bisa bertambah dan mempengaruhi peningkatan di sektor akomodasi makanan minuman seperti hotel, restoran, UMKM. Dan tentu bisa mendukung konsumsi rumah tangga yang berkontribusi 60 persen dari pembentukan PDRB," katanya.
Dia menjelaskan pengembangan sektor pariwisata sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi baru daerah, dapat dilakukan dengan pengembangan konsep pariwisata berkualitas.
"Konsep pariwisata berkualitas ini mencakup atraksi, amenitas, akses, pelaku usaha, dan promosi yang mumpuni terukur, dan konsisten. Jangan kita mendatangkan orang banyak ke destinasi wisata tapi memiliki kecenderungan merusak lingkungan padalah untuk memperbaiki ekosistem ini sangat mahal biayanya," tambahnya.
Menurut dia dalam meningkatkan sektor pariwisata perlu dioptimalkan atraksi wisata unggulan, namun tetap dengan memperhatikan keramahan lingkungan.
"Harapannya atas adanya kedatangan wisatawan lokal dan juga wisatawan mancanegara ini bisa mendukung neraca pembayaran, artinya dia bawa devisa, dengan waktu menginap yang lebih lama mereka bisa berbelanja produk UMKM di sini," ujar dia.