Bandarlampung (ANTARA) - Menteri Sosial Tri Rismaharini membantu salah seorang mahasiswa penyandang disabilitas netra untuk memeriksakan kesehatan mata.
"Paling penting saat ini sebagai manusia harus terus berusaha dan saya akan coba bawa ke dokter untuk memeriksakan matanya, setelah acara kita koordinasi lagi," ujar dia saat sesi dialog bersama BEM Nusantara di Bandarlampung, Kamis.
Ia mengatakan keinginan untuk memeriksakan mata mahasiswa disabilitas netra tersebut, agar bisa mendapatkan kepastian proses penyembuhan mahasiswa itu.
"Usaha diwajibkan, saya ingin memastikan bisa tidak ada kemungkinan untuk sembuh, yang pasti tidak boleh menyerah. Kalau dokter di Jakarta bilang tidak bisa baru kita pikirkan kembali solusinya. Kamu tidak usah memikirkan biaya berapa akan saya bantu," katanya.
Selain menjanjikan untuk memeriksakan mata salah seorang mahasiswa penyandang disabilitas, pihaknya memberikan bantuan berupa tongkat tunanetra dengan sensor otomatis.
"Ini ada tongkat yang secara otomatis bisa memberitahukan ada benda apa di depan kita, tolong ini digunakan dengan baik supaya bisa membantu. Tetapi yang pasti jangan menyerah pasti ada jalan untuk membantu supaya sembuh," katanya.
Tanggapan atas janji Menteri Sosial Risma untuk memeriksakan mata diungkapkan salah seorang mahasiswa disabilitas netra, M. Ilham.
"Ini katarak dalam Bu sudah dua kali operasi, namun tidak bisa diatasi oleh dokter dua-duanya. Saya tinggal di Bone Sulawesi Selatan dan hari ini bangga bisa berkesempatan hadir di Lampung," kata dia.
Ia mengaku kekurangan fisik dirinya tidak akan menjadi penghalang dalam melakukan beragam kegiatan.
"Dengan kekurangan ini bukan jadi penghalang bagi saya, tapi ini jadi motivasi agar bisa terus berkarya bersama rekan-rekan mahasiswa," ujar dia.
"Paling penting saat ini sebagai manusia harus terus berusaha dan saya akan coba bawa ke dokter untuk memeriksakan matanya, setelah acara kita koordinasi lagi," ujar dia saat sesi dialog bersama BEM Nusantara di Bandarlampung, Kamis.
Ia mengatakan keinginan untuk memeriksakan mata mahasiswa disabilitas netra tersebut, agar bisa mendapatkan kepastian proses penyembuhan mahasiswa itu.
"Usaha diwajibkan, saya ingin memastikan bisa tidak ada kemungkinan untuk sembuh, yang pasti tidak boleh menyerah. Kalau dokter di Jakarta bilang tidak bisa baru kita pikirkan kembali solusinya. Kamu tidak usah memikirkan biaya berapa akan saya bantu," katanya.
Selain menjanjikan untuk memeriksakan mata salah seorang mahasiswa penyandang disabilitas, pihaknya memberikan bantuan berupa tongkat tunanetra dengan sensor otomatis.
"Ini ada tongkat yang secara otomatis bisa memberitahukan ada benda apa di depan kita, tolong ini digunakan dengan baik supaya bisa membantu. Tetapi yang pasti jangan menyerah pasti ada jalan untuk membantu supaya sembuh," katanya.
Tanggapan atas janji Menteri Sosial Risma untuk memeriksakan mata diungkapkan salah seorang mahasiswa disabilitas netra, M. Ilham.
"Ini katarak dalam Bu sudah dua kali operasi, namun tidak bisa diatasi oleh dokter dua-duanya. Saya tinggal di Bone Sulawesi Selatan dan hari ini bangga bisa berkesempatan hadir di Lampung," kata dia.
Ia mengaku kekurangan fisik dirinya tidak akan menjadi penghalang dalam melakukan beragam kegiatan.
"Dengan kekurangan ini bukan jadi penghalang bagi saya, tapi ini jadi motivasi agar bisa terus berkarya bersama rekan-rekan mahasiswa," ujar dia.