Bengkulu (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan nilai tukar petani Bengkulu melemah sebesar 2,40 persen pada Mei 2023 yang salah satunya karena perkebunan masyarakat terdampak kemarau.
 
"Ya bisa jadi untuk yang komoditas kelapa sawit dan karet ini mungkin dipengaruhi oleh kondisi musim kemarau yang mulai beranjak dari awal bulan puasa kemarin, sampai saat ini pun juga masih kemarau," kata Statistisi Ahli Madya BPS Provinsi Bengkulu Budi Hardiyono di Bengkulu, Senin.

Hasil pertanian warga tidak maksimal akibat kemarau mulai melanda sebagian besar wilayah di Provinsi Bengkulu. Selain itu, kata dia kebijakan dari negara-negara Uni Eropa memberikan regulasi mengenai pembatasan ekspor kelapa sawit dengan alasan terkait lingkungan.
 
"Provinsi Bengkulu kan mata pencaharian utama petani perkebunan ini adalah sawit, karet, kopi. Perlu melakukan lobi-lobi yang intensif pada Uni Eropa agar bisa ketemu 'win-win' solusi yang tidak merugikan mungkin negara di Eropa tapi juga tidak merugikan Indonesia terutama di Bengkulu," kata dia.
 
Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga perdesaan di Provinsi Bengkulu pada Mei 2023, NTP turun 2,40 persen dibandingkan NTP April 2023, yaitu dari 142,21 menjadi 138,80 poin indeks.

Penurunan NTP pada Mei 2023 disebabkan oleh penurunan yang terjadi pada indeks harga hasil produksi pertanian, sementara peningkatan terjadi pada indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun biaya produksi dan penambahan barang modal.
 
Penurunan pada NTP Mei 2023 dipengaruhi oleh penurunan NTP yang terjadi pada satu subsektor yaitu subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 3,34 persen.
 
Sementara, empat subsektor lainnya mengalami peningkatan yaitu subsektor tanaman pangan sebesar 2,38 persen, subsektor hortikultura sebesar 3,44 persen, subsektor peternakan sebesar 1,54 persen, dan subsektor perikanan sebesar 0,42 persen.
 
Nilai tukar usaha rumah tangga pertanian (NTUP) Provinsi Bengkulu pada Mei 2023 juga mengalami penurunan. NTUP Bengkulu Mei 2023 dicatat sebesar 131,42 atau turun 2,60 persen dibanding bulan sebelumnya.

Pewarta : Boyke Ledy Watra
Editor : Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2024