Jakarta (ANTARA) - Wakil Sekretaris Jenderal Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Syaiful Huda mengatakan kans Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto berpasangan dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pada Pilpres 2024 mutlak bergantung pada persetujuan Ketua Umum PKB Abdul Muhaimin Iskandar.
"Terkait dengan posisi usulan Ganjar, tetap harus mutlak persetujuan dari Cak Imin," kata Huda kepada wartawan ketika dihubungi di Jakarta, Senin.
Restu dari Muhaimin, kata dia, merupakan salah satu syarat untuk dapat menduetkan Prabowo dengan Ganjar. Apabila syarat-syarat tersebut tidak terpenuhi, kans tersebut otomatis akan gugur.
"Yang pertama, Pak Prabowo harga mati harus capres. Yang kedua, soal Pak Ganjar jadi cawapres itu mutlak menjadi kewenangan Gus Imin. Artinya kalau dua syarat ini tidak bisa terpenuhi, ya, bubar dengan sendirinya," ujarnya.
Menurut dia, tak mudah mengompromikan dua syarat itu karena harus dinegosiasikan terlebih dahulu dengan Muhaimin maupun Ganjar, yang notabene keduanya sama-sama berpotensi maju dalam Pilpres 2024.
"Tentu tidak mudah itu, kompromikan dua syarat yang disampaikan Pak Hashim, masih butuh waktulah," imbuhnya.
Meski demikian, dia menghormati dan menghargai opsi menduetkan Prabowo dengan Ganjar, sebagaimana yang dilontarkan oleh Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra Hashim Djojohadikusumo, Minggu (12/3).
"Sebagai opsi, ya sah-sah saja karena ini dinamika," ucapnya.
Huda pun menyebut bahwa tawaran untuk menduetkan Prabowo dengan Ganjar merupakan pendapat pribadi Hashim Djojohadikusumo sehingga belum dikomunikasikan secara resmi kepada PKB maupun Partai Gerindra.
"Secara resmi belum disampaikan dalam satu meja dengan Pak Prabowo dan Gus Imin," ucapnya.
Ia menekankan bahwa opsi Prabowo-Ganjar akan kembali pada keputusan dari Prabowo dan Muhaimin selaku ketua umum partai di koalisi PKB dan Gerindra.
"Beliau berdua yang nanti akan menentukan dari semua dinamika, masukan, pandangan, itu kembali ke dua beliau itu. Kita tunggu saja sikap nanti di ujung dua beliau seperti apa," tuturnya.
Selain itu, Huda menegaskan bahwa PKB tetap pada keputusan muktamar partainya untuk mengusung Muhaimin sebagai capres pada Pilpres 2024.
"Opsi kami Gus Muhaimin memang sejak dari awal 'kan mandat muktamar, ya, jadi wajib harus maju dalam pilpres itu," katanya.
Sebelumnya, Minggu (12/3), Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra Hashim Djojohadikusumo mengatakan bahwa Gerindra terbuka untuk mengusung Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dalam Pilpres 2024, asalkan capresnya tetap Prabowo Subianto.
"Saya kira terbuka kalau Pak Ganjar mau ikut dengan Pak Prabowo dengan catatan Pak Prabowo calon presiden," kata Hashim usai menghadiri deklarasi sukarelawan Prabowo Mania 08 di Gedung Joeang 45, Menteng, Jakarta.
Hashim menilai Prabowo lebih tepat maju sebagai capres karena lebih berpengalaman dalam kancah politik di Tanah Air.
"Saya kira sudah tidak mungkin kalau Pak Prabowo calon wakil presiden. Pak Prabowo jauh lebih senior, 15 tahun lebih tua, pengalamannya berbeda 'kan," ujarnya.
Namun, Hashim menambahkan bahwa wacana tersebut hanya bisa terlaksana dengan persetujuan PKB sebagai mitra koalisi Gerindra dalam koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR).
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Wasekjen PKB: Kans duetkan Prabowo-Ganjar mutlak persetujuan Muhaimin
"Terkait dengan posisi usulan Ganjar, tetap harus mutlak persetujuan dari Cak Imin," kata Huda kepada wartawan ketika dihubungi di Jakarta, Senin.
Restu dari Muhaimin, kata dia, merupakan salah satu syarat untuk dapat menduetkan Prabowo dengan Ganjar. Apabila syarat-syarat tersebut tidak terpenuhi, kans tersebut otomatis akan gugur.
"Yang pertama, Pak Prabowo harga mati harus capres. Yang kedua, soal Pak Ganjar jadi cawapres itu mutlak menjadi kewenangan Gus Imin. Artinya kalau dua syarat ini tidak bisa terpenuhi, ya, bubar dengan sendirinya," ujarnya.
Menurut dia, tak mudah mengompromikan dua syarat itu karena harus dinegosiasikan terlebih dahulu dengan Muhaimin maupun Ganjar, yang notabene keduanya sama-sama berpotensi maju dalam Pilpres 2024.
"Tentu tidak mudah itu, kompromikan dua syarat yang disampaikan Pak Hashim, masih butuh waktulah," imbuhnya.
Meski demikian, dia menghormati dan menghargai opsi menduetkan Prabowo dengan Ganjar, sebagaimana yang dilontarkan oleh Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra Hashim Djojohadikusumo, Minggu (12/3).
"Sebagai opsi, ya sah-sah saja karena ini dinamika," ucapnya.
Huda pun menyebut bahwa tawaran untuk menduetkan Prabowo dengan Ganjar merupakan pendapat pribadi Hashim Djojohadikusumo sehingga belum dikomunikasikan secara resmi kepada PKB maupun Partai Gerindra.
"Secara resmi belum disampaikan dalam satu meja dengan Pak Prabowo dan Gus Imin," ucapnya.
Ia menekankan bahwa opsi Prabowo-Ganjar akan kembali pada keputusan dari Prabowo dan Muhaimin selaku ketua umum partai di koalisi PKB dan Gerindra.
"Beliau berdua yang nanti akan menentukan dari semua dinamika, masukan, pandangan, itu kembali ke dua beliau itu. Kita tunggu saja sikap nanti di ujung dua beliau seperti apa," tuturnya.
Selain itu, Huda menegaskan bahwa PKB tetap pada keputusan muktamar partainya untuk mengusung Muhaimin sebagai capres pada Pilpres 2024.
"Opsi kami Gus Muhaimin memang sejak dari awal 'kan mandat muktamar, ya, jadi wajib harus maju dalam pilpres itu," katanya.
Sebelumnya, Minggu (12/3), Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra Hashim Djojohadikusumo mengatakan bahwa Gerindra terbuka untuk mengusung Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dalam Pilpres 2024, asalkan capresnya tetap Prabowo Subianto.
"Saya kira terbuka kalau Pak Ganjar mau ikut dengan Pak Prabowo dengan catatan Pak Prabowo calon presiden," kata Hashim usai menghadiri deklarasi sukarelawan Prabowo Mania 08 di Gedung Joeang 45, Menteng, Jakarta.
Hashim menilai Prabowo lebih tepat maju sebagai capres karena lebih berpengalaman dalam kancah politik di Tanah Air.
"Saya kira sudah tidak mungkin kalau Pak Prabowo calon wakil presiden. Pak Prabowo jauh lebih senior, 15 tahun lebih tua, pengalamannya berbeda 'kan," ujarnya.
Namun, Hashim menambahkan bahwa wacana tersebut hanya bisa terlaksana dengan persetujuan PKB sebagai mitra koalisi Gerindra dalam koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR).
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Wasekjen PKB: Kans duetkan Prabowo-Ganjar mutlak persetujuan Muhaimin