Lampung Tengah (ANTARA) - Kementerian Pertanian mendorong Provinsi Lampung dapat terus meningkatkan hasil produksi padi di daerah itu, yang pada 2022 mencapai 3,3 juta ton.
"Kita ketahui bahwa produksi padi Lampung surplus dan penyumbang nomor empat secara nasional, namun hal ini harus terus ditingkatkan," kata Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan Ditjen Peternakan dan Kesehatan, Kementan Hewan Tri Melasari, di Lampung Tengah, Sabtu.Ia mengatakan bahwa dalam meningkatkan produksi padi tentu ada sejumlah hal yang perlu diperhatikan baik oleh perintah maupun petani, seperti penerapan mekanisme teknologi pertanian dalam menunjang produktivitas.
"Selain produksi dan produktivitas, hal lain yang perlu diperhatikan yaknj penanganan pasca panen, sehingga gabah kering giling yang dihasilkan dapat diserap oleh Bulog dengan harga yang layak, sehingga petani pun dapat sejahtera," ujarnya.
Ia pun mengapresiasi para petani, Gapoktan dan Poktan serta pemerintah daerah di Lampung yang telah menjaga pangan nasional. Panen Padi Nusantara 1 Juta Hektare ini diadakan untuk menunjukkan bahwa Indonesia mampu mencukupi kebutuhan beras dalam negeri.
"Tujuan agar kita ada cadangan pangan. Lampung bisa produksi bahkan surplus sehingga bisa menjadi cadangan nasional. Di provinsi ini Panen Raya Nusantara selain di Lampung Tengah, telah dilakukan juga di beberapa daerah seperti di Mesuji dan Lampung Timur," kata dia.
Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Provinsi Lampung Kusnardi, mengatakan
dengan produksi padi sebanyak 3 juta ton per tahun, dan konsumsi yang hanya 1,2 juta ton maka potensi produksi padi Lampung sangatlah besar sehingga harus terus dimaksimalkan.
"Lampung memang menjadi salah satu provinsi sentra produksi padi dan beras secara nasional atas dasar itu kita juga menjadi lumbung beras nasional. Terlebih 2022 surplus, sehingga tidak salah kalau Lampung dipilih menjadi salah satu lokasi panen raya nusantara 1 juta hektare," kata dia.
Ia mengatakan bahwa tentunya hal ini pun menjadi motivasi untuk terus meningkatkan produksi padi dan pertanian di Lampung pada umumnya.
"Upaya yang dapat dilakukan salah satunya yakni percepatan tanam sehingga dapat meningkatkan indeks pertanian, meningkatkan produktivitas dengan penerapan teknologi sesuai anjuran, dan melakukan inovasi-inovasi baru," kata dia.
Ia pun mengatakan bahwa puncak panen padi di Lampung terjadi pada bulan Februari sampai bulan Mei mendatang dengan luas lahan yang ada diperkirakan mencapai 304 ribu hektare lebih.
"Paling banyak panen di diperkirakan itu bulan April sampai Mei. Dengan tersebarnya sawah yang akan panen di sekitar bulan tersebut mudahan cadangan beras kita juga masih terus tersedia," ujarnya.